News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Ayo Hijrah, Garap Pasar Digital yang Potensinya Ruaar Biasa

Ayo Hijrah, Garap Pasar Digital yang Potensinya Ruaar Biasa




WARTAJOGJA.ID : Di balik musibah pandemi Covid 19, dua tahun terakhir di Indonesia, secara demografis kita justru sedang diganjar bonus. Yakni, jumlah penduduk yang menurut data BPS 2020, strukturnya secara nasional 70,72 persen berusia 15 s.d. 64 tahun dan di Jawa Tengah 70,60 persen dengan struktur sama.

Ini potensi besar. Karena struktur usia  produktif tersebut ditambah data lain bahwa ternyata 85 persen dari mereka mengakses internet dalam tiga bulan terakhir dan 87 persen aktif mengakses media sosial. 

Ini peluang besar untuk hijrah buat UMKM agar lebih serius menggarap pasar luar biasa ini. Terlihat di situ data kenaikan UMKM yang terakses internet, dari semula 7 juta UMKM naik menjadi 10 juta UMKM.

"Artinya, UMKM sudah menyadari kalau promosi dan penjualan lewat internet adalah peluang yang sangat besar untuk menaikkan omzet usahanya. Itu melebihi target Menkoperasi UMKM yang hanya 9 juta," ungkap Dr. Dwiyanto Indiahono, dosen Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Dwiyanto memaparkan data tersebut saat tampil dalam Webinar Literasi Digital yang digelar Kementerian Kominfo bersama Debindo untuk masyarakat Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, 14 Juni 2021. Mengusung tema “Etika Pelayanan dalam Berbisnis Digital”, webinar antusias diikuti hampir dua ratus peserta lintas profesi dan generasi.

Tampil bersama Dwiyanto, pemateri lain: Mustagfiroh Rahayu PhD (dosen Fisipol  UGM), I Nyoman Yoga Segara (dosen IGB Sugriwa Denpasar), Maryanto (konsultan IT dan aktivis FKUB Klaten) dan tampil sebagai key opinion leader Chyntia Karani (Miss Earth Indonesia 2019) dengan moderator presenter Nadia Intan. 

Menurut Nyoman Segara, untuk meraih nama baik di dunia digital, ada tata krama yang tidak bisa dianggap remeh. “Meski dunia maya, tapi di Jepang tradisi minta maaf sumimasen dan terima kasih arigato sudah menjadi reflek sosial bagi pengusaha di sana," ujarnya. 

Nyoman mencontohkan. Pernah kejadian pada 2010, ada komplain pada karpet mobil Toyota di Amerika yang mengganggu fungsi pedal. Petinggi Toyota langsung meminta maaf terbuka soal itu dan menarik 3,8 juta unit Toyota di Amerika dan 2,2 juta di Eropa untuk diperbaiki sebagai bentuk tanggung jawab dan menjaga citra nama besar Toyota di dunia. 

"Kalau yang kaliber multinasional saja sangat mau membudayakan etika minta maaf dan bertanggung jawab pada produknya, apalagi kita yang masih merintis kelas UMKM. Budaya tanggung jawab, minta maaf, amat perlu ditiru dan menjadi jatidiri usaha rintisan kita agar bisa dipercaya konsumen," urai Nyoman Segara.

Berkah pandemi juga makin mengubah perilaku belanja masyarakat. Dari 274 juta rakyat Indonesia, ternyata jumlah pemakai handphone 345 juta. Artinya malah 125 persen dari populasi dan 76 persen populasi kini sudah beralih memenuhi belanjanya secara online. Di antaranya 51,8 persen aktif di sosial media. 

"Tinggal bagaimana mengemas promosi produk para pengusaha, khususnya UMKM, agar menarik konsumen besar digital kita. Karena rata-rata sehari 73 persen menggunakan internet dengan durasi 8,6 jam sehari. Sekali lagi, ini peluang besar yang mesti dijaring bersama para pengusaha agar menaikkan omzetnya," ujar Magfiroh Rahayu.

Kini, tinggal skill ketrampilan promosi dan tahan uji di saat posting produk bertemu netizen usil yang harus tahan banting. 

Belum lama ada contoh seorang ibu posting jualan menu oseng dan beragam masakan pedas dari “ baby cumi”. Maksudnya jelas, cumi anakan kecil yang gurih. Tapi netizen ada yang teriak, "Bu, jangan jual babi, itu haram. Jangan jual di Istagram. Tidak dijelaskan, malah emosi dan kabur si ibunya," ujar Maryanto. 

Itu contoh ujian khas netizen Indonesia: biasa isengin penjual online. Mestinya dihadapi santai saja, biar pembeli yang sejati tertarik dan jadi beli. Jangan emosi dan kabur.

Transformasi pasar konvensional ke pasar digital memang sudah keniscayaan. "Mau tak mau, semua pelaku yang tak ingin ditinggal zaman harus belajar cepat dan mau move on. Jangan malah berdiam diri. Gunakan internet untuk makin tangkas dan lebih cerdas meraih peluang. Tapi tetap jaga tata krama berbisnis, seperti di dunia nyata," pesan Cthyntia Karani. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment