News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Anggota DPR RI Sukamta Dorong Dunia Digital Dimanfaatkan Untuk Hal Produktif Sejak Dini

Anggota DPR RI Sukamta Dorong Dunia Digital Dimanfaatkan Untuk Hal Produktif Sejak Dini


Anggota Komisi I DPR RI Sukamta (kanan)

WARTAJOGJA.ID: Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mengatakan Industri digital sebenarnya telah memacu perkembangan luar biasa dalam hidup manusia.

Segala hal dimudahkan, termasuk untuk meningkatkan pengetahuan. Sayangnya seiring kemajuan itu, ada kultur yang bisa menjadi kendala masyarakat tak memanfaatkan kemajuan digital dengan optimal.

Misalnya saja, saat ini literasi atau sumber sumber pengetahuan dari buku di perpustakan kian mudah diakses secara online.

"Namun yang terjadi saat ini ada kesan perpustakaan cenderung kurang dikunjungi. Semua mengetahui, perpustakaan merupakan sumber ilmu tanpa batas sekaligus rujukan utama sumber belajar," kata dia saat menjadi narasumber Seminar Merajut Nusantara bertema Pemanfaatan TIK sebagai Media Sumber Ilmu Pengetahuan Bukan Hoaks, yang diisiarkan langsung secara virtual dari Hotel Ros Inn Yogyakarta, Kamis (6/5/2021).

Sukamta mengakui, budaya berkunjung ke perpustakaan berkurang karena faktor adanya kecenderungan melihat tayangan infotainment di sosial media lebih menyenangkan. 

Dampaknya adalah berkurangnya minat baca buku teks. Ini tantangan. Negara akan maju jika didukung budaya text book.

“Kita bersama seluruh komponen ingin membangun peradaban nusantara dan Indonesia. Dunia digital yang kita ada di dalamnya tidak terhindarkan, pasti akan jadi dunia baru dan harus kita manfaatkan maksimal,” kata Sukamta.

Bagi dunia pendidikan, Sukamta sepakat ke depan teknologi informasi dan komunikasi perlu diajarkan sejak dini, bukan yang sifatnya dasar tetapi agloritma atau bahasa mesin bahasa digital. 

“Kita ciptakan budaya agar dunia digital digunakan untuk hal-hal produktif,” kata Sukamta.

Di sisi lain ia menyebutkan perkembangan industri digital di Indonesia belum sesuai harapan. 

Industri ini masih sebatas untuk hiburan saja. Indikasinya bisa dilihat dari aspek gagap teknologi maupun lemahnya literasi.

Penilaian ini disampaikan Sukamta tatkala 

“Boleh dibilang, industri digital kita masih untuk hiburan. Untuk ha ha he he di sosial media. Yang produktif itu pun kebanyakan untuk marketplace. Teknologi digital level tinggi kita masih sangat ketinggalan,” kata Sukamta.

Merujuk publikasi hasil survai diketahui penggunaan teknologi digital di negara ini porsi terbesar adalah sosial media dan chatting, tidak peduli berapa pun usianya. 

Adapun pengguna internet berusia 18 tahun ke bawah cenderung lebih suka main game. “Itu yang paling banyak dilakukan. Betul-betul untuk entertainment dan belum produktif,” tambahnya.

Lulusan Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM) yang meraih gelar doktor dari universitas ternama di Inggris ini mengakui, di negara-negara maju  mayoritas teknologi digital dimanfaatkan mendukung kegiatan produktif.

“Bahkan akses sosial medai di negara-negara maju rata-rata untuk hal-hal produktif, misalnya mencari solusi wilayah yang mengalami kekurangan air,” ujar anggota Fraksi PKS DPR RI ini.

Pada seminar yang diselenggarakan Bakti Kominfo dan dipandu moderator Kantoko Satmo Nugroho kali ini Sukamta menjelaskan akibat lemahnya literasi digital ada yang menyebut Indonesia negara paling tidak sopan di dunia. Ini terjadi karena paling pengguna internet senang membuli. Tidak jarang sosial media jadi ajang perang urat syaraf.

Narasumber lainnya pada seminar ini yaitu pakar komunikasi yang dosen UIN Syarif Hidayatullah, Ismail Cawidu, maupun kreator konten pendidikan dosen Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabar Nurohman, mengakui industri digital di Indonesia tidak mudah fokus.

Dari pengalamannya, Sabar mengungkapkan konten pendidikan lebih sulit berkembang dibanding hiburan. “Perkembangannya tidak cukup cepat. Anak-anak kita lebih suka cari hiburan di internert daripada mencari informasi sains,” ungkapnya. (Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment