News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

UPN "Veteran" Yogyakarta Rilis Film 'Sluman Slumun Slamet', Kisah Inspiratif Penguatan Desa di Tengah Pandemi Covid-19

UPN "Veteran" Yogyakarta Rilis Film 'Sluman Slumun Slamet', Kisah Inspiratif Penguatan Desa di Tengah Pandemi Covid-19


Film dokumenter 'Sluman Slumun Slamet: Cerita Adaptasi dan Mitigasi Pandemi Covid-19', diputar perdana di Gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI DIY, kemarin (2/4/2021).


WARTAJOGJA.ID: Sebuah film dokumenter berjudul 'Sluman Slumun Slamet: Cerita Adaptasi dan Mitigasi Pandemi Covid-19', diputar perdana di Gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI DIY, kemarin (2/4/2021). Film ini mengangkat cerita seputar aktivitas masyarakat Dusun Tembi Kalurahan Timbulharjo, Kapanewon Sewon, Bantul, Yogyakarta, saat pandemi Covid-19.

Pusat Studi Manajemen Bencana (PSMB) Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPNVY) mendukung inisiatif warga dalam membangun gerakan penanganan Pandemi Covid-19. Film dokumenter ini adalah hasil produksi dan kerja sama antara PSMB UPNVY bersama Warga Tembi, Batik Leksa Ganesha, Perkumpulan Bingkai Indonesia, Perkumpulan Kappala Indonesia, dan parapihak lainnya.

Dr Eko Teguh Paripurno MT selaku Ketua Pusat Studi Manajemen Bencana (PSMB), Koorprodi Magister Manajemen Bencana (MMB), dan Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 UPNVY menuturkan, film tersebut mengisahkan sepak terjang warga masyarakat Tembi, Bantul, dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Penayangan perdana ini sekaligus menandai 'Sluman Slumun Slamet' siap disebarluaskan untuk menginspirasi daerah lain.

"Kampus UPNVY terlibat mendukung film Sluman Slumun Slamet mengingat Tembi merupakan salah satu mitra, sekaligus bagian dari proses menciptakan ketangguhan warga. Tembi itu salah satu desa mitra UPN. Ada desa yang lain tapi yang memungkinkan untuk menjadi model utuh dalam menceritakan proses penguatan dan ketangguhan menghadapi pandemi Covid-19 adalah Tembi,” ujar Eko Teguh.

UPNVY berkomitmen mendukung proses penguatan mitra-mitranya. Tembi salah satu pilihan yang paling pas karena dimungkinkan menjadi model warga berkontribusi positif membangun adaptasi, dan bisa jadi contoh

“Tembi bisa menjadi contoh bagi desa lain. Di Tembi memungkinkan warga dan lembaga usaha serta lembaga masyarakat bersama-sama nyengkuyung proses tersebut,” ungkap Eko Teguh.

Secara mudah, proses penguatan melakui peran pentahelik seperti ini bisa diterapkan di Tembi dan bisa dijadikan model yang baik. 

"Bahkan, proses dimulai sebelum ada keramaian desa-desa tangguh. Sebelum ada perintah membuat satgas tingkat desa waktu itu, tapi teman-teman Tembi sudah berinisiatif sendiri. Ada selter isolasi mandiri juga, lalu membangun ekonomi lokal sendiri,” imbuh Eko Teguh.

Eko Teguh menyampaikan, soal dukungan medis kebetulan UPNVY memiliki klinik kesehatan sehingga kebutuhan dasar obat dan vitamin penyintas di karantina bisa dipenuhi oleh klinik. Apabila terjadi kondisi lebih dari kebutuhan medis dasar terkait obat dan vitamin untuk warga, pihaknya menggandeng Puskesmas setempat untuk bekerja sama.

Eko Teguh berharap setelah film dokumenter Sluman Slumun Slamet tersebar, Desa Tembi bisa menjadi role model yang mampu menginspirasi desa dan dusun lain, bahwa gotong royong adalah cara menyelesaikan masalah ala Indonesia yang paling tepat.

Selanjutnya, Tatang Helmi Wibowo selaku Ketua Masyarakat Tembi sekaligus Sutradara Film Sluman Slumun Slamet menjelaskan, film itu mengangkat isu lokal saat warga dusun itu menghadapi pandemi setahun terakhir sejak Maret 2020. Melalui film ini, pihaknya hendak menginspirasi desa lain, bahwa budaya gotong royong terbukti efektif melawan pandemi.

“Dokumentasi ini kita bikin karena kita ingin berbagi pengalaman kepada warga di luar Tembi bahkan Indonesia. Sedikit banyak kami ingin berkontribusi untuk penanganan pandemi. DPD RI menyambut kehadiran film ini dan memfasilitasi kami melakukan pemutaran perdana,” terang Tatang.

Menurut Tatang, dari awal sebelum Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan kebijakan pembentukan Satgas Penanganan Covid-19 di tingkat desa, warga Dusun Tembi sudah lebih awal membentuknya.

Artinya, tidak hanya sekadar menutup pintu masuk dusun dengan palang namun juga memikirkan kegiatan anak-anak dan ekonomi ibu-ibu. “Perencanaan itu kita bikin melibatkan semua stakeholder,” jelas Tatang.

Merujuk data Kalurahan Timbulharjo, Kapanewon Sewon, Bantul, Tembi tercatat paling sedikit jumlah warganya terapar Corona. “Kalau dilihat dari data empiris di Timbulhajo, alhamdulillah kasus di Tembi ini paling sedikit. Hanya tiga kasus. Di film itu juga digambarkan persatuan komunitas dan peran warga dalam mendukung warga yang terpapar itu. Di film itu kita mendukung warga yang terkena akhirnya sembuh. Jika komunitas bersatu maka mampu meminimalkan dampak pandemi Covid-19,” kata Tatang.

Pembuatan film itu tanpa dukungan sponsor. Donasi mengalir dengan sendirinya. Kebetulan di dusun ini banyak terdapat homestay dan hotel.

“Nggak ada sama sekali sponsor. Ada donatur internal dari pelaku pariwisata. Kita tidak pernah memungut biaya, itu kesadaran mereka memberikan donasi,” imbuh Tatang.

Oleh sebab itu, isu-isu lokal dalam penanggulangan corona sengaja ditonjolkannya dalam film tersebut. Termasuk aspek pemberdayaan ekonomi warga selama pandemi, kemudian perencanaan yang melibatkan seluruh stakeholder.

Sementara itu, Afnan Hadikusumo selaku Anggota DPD RI daerah pemilihan DIY menyatakan, sebagai representasi masyarakat DIY dirinya sangat mendukung pemutaran film Sluman Slumun Slamet yang dibuat oleh UPNVY bersama Komunitas Tembi. Dia memberikan apresiasi penuh terhadap film 'Sluman Slumun Slamet' yang sarat edukasi ini.

Afnan mengharapkan, film ini mampu membangkitkan desa-desa yang lain supaya menjadi desa yang mandiri dan kuat secara ekonomi ketika menghadapi pandemi maupun bencana yang lain. Karena itu, DPD pun dengan senang hati mewadahi penayangan perdananya.

“Film ini merupakan contoh yang baik bagi pengembangan desa menuju desa mandiri ekonomi maupun dari sisi pengelolaan kesehatan. Film mengenai adaptasi dan mitigasi pandemi Covid-19 tersebut layak ditonton dan perlu disebarluaskan. Film itu nantinya akan membangkitkan desa-desa lainnya agar tergugah untuk jadi desa yang mandiri, dan kuat secara ekonomi menghadapi pandemi Covid-19,” ujar Cucu pahlawan nasional Ki Bagoes Hadikoesoema ini. (Sub/Rls) 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment