News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Penjelasan BMKG Hujan Es Berpotensi Terjadi Di Perkotaan

Penjelasan BMKG Hujan Es Berpotensi Terjadi Di Perkotaan


Hujan es sebesar kelereng disertai terjangan angin kencang puting beliung kembali terjadi di wilayah Turi, Sleman dan Kota Yogyakarta, DIY, Rabu (3/3/2021). Foto/Ist


WARTAJOGJA.ID: BMKG Yogyakarta menyebut lebih berpotensi terjadi di daerah perkotaan yakni Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman dibandingkan daerah dataran tinggi atau perbukitan. Hal ini dimungkinkan karena pesatnya pembangunan atau perubahan tata guna lahan. 

Kepala Stasiun Klimatologi Sleman, BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas mengatakan, perubahan tata guna lahan ini bisa menyebabkan terjadinya urban heat, yaitu daerah yang memiliki fluktuasi suhu yang tajam.

“Memang dari pantauan kami lebih sering terjadi atau umumnya terjadi di daerah perkotaan (kota Yogya) dan Sleman,” katanya saat dihubungi Kamis (4/3). 

Reni mengatakan, terjadi perbedaan suhu yang sangat signifikan untuk wilayah Sleman dan Kota Yogyakarta pada Selasa (2/3) dan Rabu (3/3) lalu. Menurutnya, selisih suhu mencapai 6,1 derajat pada pukul 10.00 WIB dengan pukul 07.00 WIB. Kemudian selisih suhu 5,2 derajat Celcius pada Rabu (3/3). 

“Dan pada saat itu didukung kelembaban udara pada lapisan 700 Mb  di atas 70 persen. Sehingga hal itu memicu terjadinya hujan es,” katanya. 

Hujan es sempat terjadi di wilayah Kota Yogyakarta dan Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, pada Rabu (3/3). Menurut Reni, fenomena ini berpotensi terjadi pada musim hujan dan saat pancaroba. 

Reni mengatakan, blm ada laporan yang signifikan dari warga mengenai dampak kerusakan akibat dari hujan es ini. “Tetapi hujan es yang diameternya sebesar kelereng dapat merusak genteng rumah dan jika butiran es di jalan raya bisa membahayakan bagi masyarakat yang mengendarai kendaraan  bermotor. Karena mengakibatkan jalan licin,” katanya. 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Nur Hidayat mengatakan, hujan es yang berukuran kerikil yang terpantai di kawasan Kotabaru dan Tugu tidak menimbulkan kerusakan pada Rabu (3/3). 

Menurutnya, fenomena ini sulit diprediksi dan bersifat lokal. “Untuk antisipasinya sebaiknya menghindari saja saat terjadi hujan es segera berlindung di tempat yang aman,” katanya. 

Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Joko Supriyanto mengatakan akibat dari hujan lebat disertai angin kencang pada Rabu (3/3) terdapat sebanyak 30 rumah terdampak di Kecamatan Mlati dan Pakem. “Kerusakan rumah warga, sebagian besar pada bagian atap atau genteng rumah,” katanya.

Joko mengatakan, pihaknya dan sejumlah relawan telah ke lokasi untuk memberikan pertolongan. “Pertolongan diberikan secara langsung disertai dengan pemberian bantuan berupa logistik dan kebutuhan warga seperti selimut dan lainnya,” ucapnya. (Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment