News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Rupa Wayang dalam Grudug Wayang 2020

Rupa Wayang dalam Grudug Wayang 2020



Karya Batik Tulis Wayang Papua Pace Gondrong (51x90.5cm) dari Perupa, Lejar Daniartana Hukubun, Foto Dok.RH Art Space



WARTAJOGJA.ID : Wayang sebagai salah-satu produk budaya bangsa Indonesia yang paripurna. Adalah aset nasional yang sudah diakui keberadaannya di dunia Internasional melalui UNESCO.

Kini, wayang telah menjadi warisan budaya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur atau Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.

Dalam rangka World Wayang Day (7 November 2020), selama hampir sebulan penuh (10-30 November 2020), Rumah Budaya Royal House Art Space menggelar agenda event Grudug Wayang 2020. 

Yang juga dibarengi dengan agenda pameran bersama dari para perupa wayang dengan mengusung tema besar: Wayang Menjawab Tantangan Jaman. 

"Wayang terbukti telah sanggup hadir melampaui jamannya. Bentuk karya rupa ini telah menginspirasi banyak orang dari berbagai kalangan. Akan halnya para seniman atau perupa wayang yang telah menjadikan wayang sebagai sumber inspirasi kreatifnya untuk berkarya lewat pameran ini," ungkap Koordinator Pameran, Chamit Arang mewakili Royal House Art Space menjelaskan landasan ide-garap pamerannya.


Karya Luar Ruang Hasil Workshop Bersama dengan Sanggar Anak Kalam-Kalasan, Komunitas Anak Royal House dan Ki Mujar Sangkerta (Sanggar Milehnium Wae), Foto: Dok.RH Art Space


Dalam sambutan pembukanya, Kadisbud Kabupaten Sleman, HY. Aji Wulantara S.H, M.Hum mengatakan, meski masih dalam keterbatasan, kami sangat mengapresiasi perhelatan pameran seni rupa wayang ini. 

"Saya berharap agenda ini, bisa digelar secara berkesinambungan ke depannya. Karena peristiwa ini adalah bentuk partisipasi aktif masyarakat dalam membantu pemerintah daerah untuk menggairahkan kembali semangat berkreasi dan berkarya bagi para seniman dan penggiat seni budaya di Sleman, khususnya dan Yogyakarta, umumnya."

Senada dengan itu, menurut Sarbini, S.Sos, "Agenda ini bisa memberikan kontribusi positif dari seniman dalam menyambut Hari Wayang Dunia. Kami sebagai bagian dari perangkat desa setempat, sangat mendukung proses kreatif para seniman dan masyarakat pandemen wayang kreasi sebagai sebuah alternatif hiburan terlebih saat menghadapi Pandemi Covid-19," tandas Lurah Sariharjo itu, sembari memberi motivasi.

Ekspresi Rupa Wayang

Diantara beragam karya rupa wayang yang ditampilkan dalam pameran kali ini, ada beberapa karya yang terbilang sanggup mencuri perhatian pengunjung. 



Karya Mix-Media Seni Rupa Wayang dari Perupa, Tarman berjudul Wayang Millenium (100x120x6cm), Foto Dok.RH Art Space


Ada karya mix-media berukuran besar (100x120x6cm) dari perupa, Tarman berjudul Wayang Millenium (2018) yang berujud kepala wayang sebagai persona raja dari tokoh Kresna yang bermahkota dari bahan aluminium lengkap dengan gapitnya. 

Karya ini, ingin memberi pesan bahwa seorang raja atau pemimpin harusnya dapat lebih adaptif dalam mengikuti perubahan jaman.

Kemudian, ada karya seni batik bertitel Wayang Papua Pace Gondrong (2018), dari perupa Lejar Daniartana Hukubun yang menonjolkan karya batik tulis wayang berdimensi 51x90.5cm melalui sentuhan teknik batik remasol untuk garap finishing pewarnaannya. 

Karya seni yang terinspirasi dari Tugu Dirgantara atau lebih dikenal dengan sebutan Patung Pancoran - Jakarta yang melegenda dari karya almarhum Empu Ageng, Sang Maestro Patung asal Yogyakarta, Edhi Sunarso.

Postur tubuh dari patung berukuran raksasa yang kuat, kokoh dan gagah perkasa. Akan halnya tampilan fisik orang Papua menjadi konsep dasar karya kreatifnya kali ini. 

Display karya dari Pace Papua yang kini mulai dikenal sebagai Dalang Wayang Papua ini, juga sengaja dipasang polos tanpa pigura, melainkan hanya dengan sebilah kayu secara horisontal seperti halnya penutup kain korden. 

Posisi itu, semakin menguatkan citra bahan kain batik bercolin berwarna-warni yang muncul dengan sosok karakter orang Papua yang khas. 

Di sudut lain, tampak sepaket karya unik berbahan acrylic on sponge, berukuran 30x40cm dari seniman, Emha Irawan yang mengusung karya Wayang Berandal, berjudul Rehat Sejenak (2020). 


Karya Wayang Berandal (30x40cm), bertitel Rehat Sejenak dari Perupa, Emha Irawan, Foto Dok.RH Art Space


Perjalanan panjang dalam melihat sebuah proses kehidupan masa silam. Membuatnya, kembali tergelitik mengangkatnya lewat personifikasi keempat tokoh wayang, Punakawan: Semar (Suling), Petruk (Gitar), Gareng (Perkusi), Bagong (Icik-Icik).

Wayang Berandal adalah rekam-jejak methapora dari sebuah antitesis antara baik dan buruk dalam sebuah perjalanan kehidupan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya. 

Kisah yang selalu menjadi bagian dalam laku hidup manusia ini, tercermin dari sosok Punakawan dalam setiap lakon wayang. 

Di mana, keempat karakter ini selalu bisa mengandalkan asah-asih-asuh dalam mengolah raga-rasa-pikirnya, seperti saat secara bersama-sama memainkan 'musik jalanan' demi menyelaraskan keseimbangan harmoni dalam proses pencarian jati diri tiada akhir. 

Selain ketiga seniman di atas, ada juga seniman lain dengan beragam latar belakang dan pilihan medium karya-garapnya. 

Diantaranya, karya-karya seni rupa wayang dari perupa: A. Heri Susila, Ardian Kresna, Batara Legenda, Catur Hengki Koesworo, Chamit Arang, Djoko Sardjono, Dn. Koestolo, Dody Tepi Zaman, Hangno Hartono, Heru 'Londo' Uthantoro, Imam Dalang, Khamyali, M. Baiquni, Setyowati Widura, Yogi Setyawan.

Tak ketinggalan, karya-karya seni instalasi wayang dengan spirit yang sama dari Ki Samijan (Wayang Plastik), Ki Sardi Beib (Wayang Kristal), serta karya hasil workshop bersama dengan Sanggar Anak Kalam-Kalasan, Komunitas Anak Royal House dan Ki Mujar Sangkerta (Sanggar Milehnium Wae), yang ikut menghiasi media luar ruang di seputaran Rumah Budaya Royal House Art Space yang terletak di Jl. Gito-Gati, Gondanglegi 17, RT/RW, 03/13, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta ini.


Mendiskusikan Karya Serat Kalimosodo (120x120cm) dari Perupa, Heru 'Londo' Uthantoro, Foto: Dok.RH Art Space

Selain karya-karya seni rupa wayang yang dipamerkan sebagai pendukung pameran Grudug Wayang 2020 ini, ada juga deretan karya-karya koleksi wayang dari para dalang yang ikut dihadirkan sebagai penunjang pameran.

Seperti dari Ki Lejar Daniartana Hukubun (Wayang Papua), Ki Bambang Eka Prasetya (Wayang Jataka), Ki Nanang Garuda (Wayang Garuda). 

(Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment