News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Yogya Padat Wisatawan, Kenapa Parkir Bus Wisata Lengang?

Yogya Padat Wisatawan, Kenapa Parkir Bus Wisata Lengang?


Parkir Ngabean pada Kamis sore (29/10) lengang dari bus wisatawan.

WARTAJOGJA.ID: Jalanan di Kota Yogyakarta pekan ini sudah padat dengan kendaraan wisatawan pelat luar daerah seiring momen libur panjang cuti bersama berlaku 28 Oktober- 1 November  2020.

Memasuki hari kedua libur yakni 29 Oktober 2020, sejumlah kantung parkir khususnya di sekitar kawasan Malioboro yang biasanya penuh dan meluber antrean parkir bus-bus besar wisatawan masih nampak lengang.

Khususnya pada pagi hingga siang hari, bus yang ada bisa dihitung jari. Baru jelang malam hari, segelintir bus dari luar Yogya itu berdatangan. 

Sepinya kantung parkir bus itu tampak antara lain di Tempat Khusus Parkir Senopati, Tempat Khusus Parkir Ngabean, juga Tempat Khusus Parkir Abu Bakar Ali.

Di Tempat Khusus Parkir Senopati sendiri pada malam hari diperkirakan jumlah bus yang datang pada Kamis petang berkisar sekitar 30-40 bus dengan masih banyaknya ruang kosong di lokasi itu. Sedangkan di Tempat Parkir Abu Bakar Ali hanya sekitar 10 bus.

Padahal pada saat yang sama, dari siang sampai malam, kawasan Malioboro berjubel kendaraan pribadi dan wisatawan yang menyusuri kawasan pedestrian.

"Memang masih relatif sepi untuk kunjungan wisata rombongan yang memakai bus," ujar Ketua Forum Pekerja Parkir Kota Yogyakarta Ignatius Hanarno.

Hanarno membantah jika sepinya kunjungan dari rombongan wisata terkait ketatnya protokol kesehatan yang diberlakukan Pemerintah Kota Yogya. Misalnya terkait syarat bahwa untuk bisa masuk ke Yogya, pihak bus pariwisata harus melengkapi supir atau pimpinan rombongannya dengan surat kesehatan minimal rapid test. 

Namun, Hanarno tak menampik, sebagian supir bus memang sempat ada yang mengeluhkan soal syarat itu kepada dirinya. 

"Jadi bukan rombongan wisata yang memakai bus dilarang masuk sehingga menyebabkan kondisinya sepi. Tapi protokol kesehatan memang harus dijalankan semua demi menjaga keselamatan dan kenyamanan semuanya," ujar dia. 

Wakil Walikota Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menuturkan ketika  pandemi masih memunculkan penambahan kasus baru secara signifikan saat ini, protokol kesehatan jadi kewajiban semua pihak di manapun dan kapan pun berada. Entah masa libur atau tidak.

Sebab jika ingin Yogya segera bangkit ekonominya, menurutnya protokol kesehatan juga harus dijalankan tertib. 

Jika kasus covid-19 meledak saat momen liburan ini, menurutnya yang akan rugi juga para pelaku wisata. Karena otomatis pemerintah akan melakukan penutupan akses dan berakibat menurunnya pengunjung.

Jalan Mataram menuju Malioboro padat kendaraan pada Kamis (29/10)



"Jadi jangan pernah mengatakan (kunjungan dengan bus) sepi karena harus menjalankan protokol kesehatan," ujar Heroe yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 itu.

Heroe menuturkan tertib protokol kesehatan itu tak hanya di rumah, di kantor, atau saat belanja. Tapi juga saat makan atau pun piknik ke destinasi wisata. Menurutnya sudah kewajiban pemerintah kota menjaga warga dan wisatawan agar semuanya sehat dan bisa nyaman berpergian. 

"Kami yakin jika semua menjalankan protokol kesehatan, semuanya akan aman dan nyaman. Semunya bisa bangkit lagi," ujarnya.

Termasuk bagi pelaku usaha jasa transportasi. Heroe meminta operator bus juga tertib menjalankan protokol karena mereka juga berkewajiban melindungi dan melayani para penumpangnya. 

Situasi lengangnya keluar masuk bus juga sempat tampak di Terminal Induk Giwangan Kota Yogyakarta. Bus antar kota antar propinsi (AKAP) tak banyak berlalu lalang di hari kedua libur yang sempat diprediksi sebagai masa puncak kedatangan wisatawan itu.

Petugas Pengelola Administrasi Perkantoran Satuan Pelayanan Terminal Giwangan Yogyakarta Aji Fajar menuturkan sebelum pandemi, rata-rata jumlah penumpang 6000-7000 orang dalam sehari. Namun setelah wabah itu datang, kini jumlah penumpang itu maksimal 3000 orang dalam sehari.

Untuk bus yang keluar masuk juga mengalami penurunan sebelum dan sesudah pandemi. Dari rata rata 1200-1400 bus per hari menjadi maksimal hanya 700 bus dalam sehari yang keluar masuk.

Terminal Giwangan sendiri pada momentum liburan ini memang belum mengoperasikan layanan ruang tunggu penumpangnya untuk mengantisipasi penularan Covid-19.

Jika hendak berpergian, calon penumpang diminta untuk langsung naik bus yang akan membawa ke tempat tujuan yang diinginkan. (Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment