News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Pasca Demo UU Ricuh, NU dan Muhammadiyah Bahas Ini Bersama Sultan HB X

Pasca Demo UU Ricuh, NU dan Muhammadiyah Bahas Ini Bersama Sultan HB X


Perwakilan Muhammadiyah dan NU usai bertemu Sultan (dok.Pemda DIY)

WARTAJOGJA.ID:  Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menerima kunjungan sejumlah pengurus Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama (NU). 

Kunjungan dilakukan pada (9/10) sore di Gedhong Wilis, Komplek Kepatihan, Yogyakarta.

Tujuan dari kunjungan tersebut adalah membahas kericuhan yang terjadi dalam aksi unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja yang digelar pada Kamis (08/10) di sejumlah titik di DIY.

Saat ditemui seusai kunjungan, Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas menjelaskan, "Kami meminta Pak Gubernur sebagai tokoh nasional bisa mengkondisikan kepolisian di Jogja ini, jangan sampai seakan-akan ada kelompok tertentu yang ingin menumpangi demo-demo itu. Seakan-akan itu dibiarkan dan bisa mengarah ke konflik horisontal. Itu yang kami prihatin dan Sultan sepaham akan hal itu," jelasnya. 

Busyro menambahkan bahwa yang memicu kericuhan adalah proses pengesahan UU Cipta Kerja. Prosesnya tidak demokratis dan tidak ada partisiasi publik dalam merumuskannya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum PB NU Maksum Machfoedz mengatakan bahwa baik NU maupun Muhammadiyah sejatinya punya massa besar dalam berperan meredam konflik. "Kita harus saling mengapresiasi tetapi untuk sesuatu yang baik kita tidak bisa melakukan dari sesuatu yang jelek. Jadi kita harus mengedepankan elegansi dan akhlakul karimah. Jangan sampai menjadi horisontalisasi konflik, harus diantisipasi aparat. Potensi itu harus diredam, kita harus mengendalikan semua," jelas Maksum.

Muhammadiyah dan NU masing-masing juga sudah melayangkan kritik terkait UU Cipta Kerja. Menurutnya, aspirasi publik tidak dapat tertampung dengan baik. "Kalau tidak terkomunikasikan dengan pembuat undang-undang maka bisa anda bayangkan, ya pasti mlengse (tidak sesuai). 

Substansinya sampai kapanpun kontroversial dan tak memenuhi kehendak semua masyarakat," imbuhnya.

Menurut Maksum, keterlibatan semua pihak untuk memiliki kepedulian dapat meredam konflik horisontal. “Hanya saja semua harus punya kesadaran atau tidak akan potensi ditumpanginya aksi unjuk rasa oleh pihak-pihak lain,” jelas Maksum. (Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment