News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Mendadak Sowan Sultan, Apa Yang Dibahas Moeldoko ?

Mendadak Sowan Sultan, Apa Yang Dibahas Moeldoko ?


Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko menggelar pertemuan dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Keraton Yogyakarta, Jumat (2/10/2020). 

WARTAJOGJA.ID : Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko menggelar pertemuan dengan 
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Pendapa Ndalem Kilen, Keraton Yogyakarta, Jumat 2 Oktober 2020. 

Moeldoko menuturkan dalam pertemuan itu pihaknya membahas soal perkembangan penanganan COVID-19 khususnya di DIY. 

“Sultan HB X sangat inovatif dalam memberikan penanganan COVID-19," ujar Moeldoko yang dalam pertemuan itu datang bersama seniman Butet Kartaredjasa

Moeldoko menuturkan penanganan Covid-19 di DIY sejalan dengan yang dijalankan pemerintah pusat. Yakni penerapan micro lockdown atau pembatasan pada zona mikro. 

"PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang semakin mikro itu sangat diperlukan,” ujar Moeldoko.

Menurut Moeldoko, sejatinya dalam satu wilayah, konsentrasi difokuskan pada tingkat Rukun Warga (RW). Tidak serta merta satu kawasan harus dilakukan PSBB. 

“Pembatasan yang dijalankan Yogya selaras dengan yang dijalankan pemerintah pusat. Presiden menyampaikan dalam rapat terbatas, perlunya pemberlakukan mikro zonasi ini untuk skema PSBB," ujarnya.

Apalagi jika kejadiannya kasus dalam zonasi lingkup kecil. Moeldoko menilai pembatasan dan perlakuannya juga seharusnya semakin mikro.

"Jangan dengan (pembatasan) makro karena akan mengganggu yang lain,” .
 
Sultan menuturkan selama ini yang dilakukan di DIY adalah pembatasan di tingkat desa. 

“Pendatang yang masuk, dikontrol lewat lurah, babinkamtibmas, babinsa, dan anak-anak muda. Yang masuk dimintai data berupa nama dan alamat, sebagai kontrol untuk memudahkan tracing," ujarnya. 

Dengan model penanganan itu, ujar Sultan, diharapkan bisa tumbuh kesadaran masyarakat itu sendiri karena bertindak sebagai subyek. 

"Sehingga, tanpa harus digemborkan untuk memakai masker dan sebagainya, masyarakat akan menjalankan itu,” ujar Sultan.

Menurut Sultan, dalam perkembangan di lapangan, penambahan kasus dapat saja terjadi karena klaster. 

Hal tersebut disebabkan bahwa pemerintah tidak mungkin bisa membatasi warga DIY pergi ataupun menutup diri dari pendatang. 

Sultan mengatakan yang terpenting saat ini dalam upaya memutus rantai penukaran adalah menggencarkan tracing. Sehingga pihak yang kebetulan berada di tempat dan jam yang sama dengan suspect positif, dapat segera ditindaklanjuti.

Terkait dengan adanya perpanjangan kelima soal status Tanggap Darurat Bencana COVID-19 DIY, Sultan menyatakan bahwa mau tak mau masyarakat harus dapat beradaptasi dengan COVID-19. 

“Kita melakukan protokol kesehatan itu sebagai cara beradaptasi dengan corona. Saya tidak mau terlalu berasumsi, sehingga pagi, sore, dan malam, saya harus berbicara soal corona, sehingga akan ada pihak-pihak, orang kecil, takut mencari sesuap nasi dan kelaparan,” ujar Sultan.

Ngarsa Dalem menambahkan, bahwa sejatinya obat mujarab untuk COVID-19 adalah cukup di rumah saja. Namun tentunya, manusia tidak tahan jika terus berada di rumah, sehingga kemungkinan untuk terpapar bisa lebih besar jika tidak berhati-hati ketika di luar rumah.

“Jadi yang paling penting adalah membiasakan diri dengan protokol kesehatan,” ujar Sultan. (Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment