News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Prihatin Kondisi Perajin Batik Mati Suri, Ketua Komisi B DPRD DIY : Percepat Recovery

Prihatin Kondisi Perajin Batik Mati Suri, Ketua Komisi B DPRD DIY : Percepat Recovery



Ketua Komisi B DPRD DIY Danang Wahyu Broto (kemeja cokelat) berbicang dengan perajin batik Kulon Progo



WARTAJOGJA.ID: Ketua Komisi B DPRD DIY Danang Wahyu Broto mengaku cukup prihatin menemukan fakta di lapangan terkait kondisi perajin batik yang mati suri akibat pandemi Covid-19 berkepanjangan.

Hal itu diungkapkan Danang pasca mengecek langsung kondisi para perajin batik di Kulon Progo awal pekan ini. Danang menemukan para perajin batik yang tergabung dalam Paguyuban Perajin Batik Lendah Kulon Progo sejak Maret sampai dengan Juni 2020 sama sekali tidak produksi.

“Para perajin itu hanya berupaya menjual batik hasil produksi mereka sebelum masa pandemi datang,” ujar Danang Rabu 8 Juli 2020.

Danang menuturkan ancaman Covid-19 pada perajin batik nyata adanya. Dan kondisinya mendorong perlunya langkah-langkah strategis untuk memulihkannya.

" Memang riil di lapangan, para perajin batik itu sampai saat ini masih berhenti produksi akibat Covid-19,” ujarnya.

Danang mengatakan DPRD DIY kini tengah mendata kondisi UMKM terdampak covid ini sebagai dasar mengusulkan kebijakan kepada Pemerintah DIY dalam upaya pemulihan pasca pandemi covid 19.

“Jadi data –data itu juga kami crosschek di lapangan, kemudian kami akan buat rumusan usulan kebijakan seperti apa yang relevan untuk pemulihan para perajin ini, karena dampaknya sangat terasa” ujarnya.

Danang menilai, recovery bidang ekonomi khususnya UMKM jadi hal prioritas dan terpenting yang tak bisa dikesampingkan dalam masa trasisi new normal.
Komisi B DPRD DIY berbicang dengan perajin batik Kulon Progo
“Perlu ada stimulus dan fondasi dan kebijakan pendukung agar perajin batik ini segera menggeliat lagi. Recovery pasca covid juga butuh alokasi anggaran yang mendukungnya,” ujarnya.

Umbuh Haryanto Ketua Paguyuban Perajin Batik Lendah Kulonprogo mengatakan sejak Maret lalu mereka memang tidak produksi.

“Sebelum maret kami produksi besar - besaran untuk persiapan menyambut hari lebaran. Biasanya satu bulan menjelang lebaran permintaan kain batik meningkat tajam. Namun tahun ini terjadi pandemi bersamaan dengan hari lebaran sehingga permintaan kain batik merosot tajam," ungkapnya.

Agus Fatkhurohman perajin batik anggota Paguyuban perajin batik Lendah Kulonprogo menyatakan sejak bulan maret 2020 penjualan kain batik menurun tajam hingga 90 persen lebih sehingga pada bulan sejak bulan Maret tidak melakukan produksi.

" Penjualan turun hingga 90 persen lebih. Sehingga terpaksa kami tidak produksi dulu sejak maret lalu dan konsentrasi menjual stok yang sudah ada untuk upaya bertahan di masa pandemi," ujar Agus.

(Cak/Das)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment