News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Petani Merapi Dilatih Atasi Anjloknya Harga Cabai

Petani Merapi Dilatih Atasi Anjloknya Harga Cabai



WARTAJOGJA.ID : Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi (PPHPM) Sleman Yogyakarta mendapatkan pelatihan inovasi dari Bank Indonesia Yogyakarta untuk mengatasi anjloknya harga cabai di pasaran belakangan terakhir.

Bank Indonesia mencatat saat masa pandemi covid ini, harga cabai mengalami degradasi harga sejak bulan Mei sampai Juni 2020 dikisaran harga Rp 3.500- 11.000 per kilogram. 

"Padahal break even point (BEP) petani itu sebesar Rp 11.000 -13.000 per kilogram, artinya petani mengalami kerugian," ujar Direktur Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta Hilman Tisnawan Jumat 3 Juli 2020.

Hilman menuturkan pihaknya bersama Pemerintah Kabupaten Sleman pun mengajak petani Merapi melakukan inovasi dengan target meningkatkan nilai ekonomi cabai paska panen dengan menggunakan teknologi pengolahan berbasis industri. Sehingga saat harga cabai di pasaran jatuh dapat diantisipasi.

Petani dilatih bisa memberikan alternatif kepada konsumen berupa produk cabai yang siap pakai dan mempunyai umur simpan yang lebih lama dibandingkan cabai segar. Serta membuka peluang pengembangan home industry berbasis agribisnis.

"Nilai ekonomi cabai dapat didongkrak dengan melakukan diversifikasi produk diantaranya berupa cabai pasta dan cabai kering," ujar Hilman.

Pelatihan yang digelar sejak tanggal 1 hingga 2 Juli 2020 dan diikuti 15 petani Merapi itu langsung diampu Agung Egy Wiliyana, pelaku usaha cabai pasta yang sukses dari Temanggung dan Sri Rahayu, pengajar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Petani Merapi yang dilatih tersebar di wilayah Sleman yaitu dari Kecamatan Pakem, Ngaglik dan Tridadi.

"Pelatihan pengolahan cabai menitikberatkan upaya diversifikasi hasil pertanian cabai yang memiliki nilai fluktuasi ekonomi yang dinamis," ujar Hilman.

Hilman mengatakan sepanjang 2020 ini Bank Indonesia telah melakukan program pengembangan cabai di Sleman dengan beberapa kegiatan. Seperti demplot 10 hektar irigasi tetes untuk meningkatkan produksi pada musim kemarau. Juga digitalisasi pasar lelang, penerapan transaksi non tunai, serta memberikan sarana prasarana fisik berupa sekretariat pasar lelang dan bangsal titik kumpul. 

"Kami mendorong kelompok petani cabai di Merapi ini menjadi pionir, sebagai lembaga korporasi cabai yang dikelola secara profesional dari, oleh dan untuk masyarakat petani cabai Sleman," ujarnya.

(Rst/Dho)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment