Transmisi Lokal Covid Melonjak, Yogya Dekat PSBB
WARTAJOGJA.ID : Tim Gugus Tugas Penanganan dan Pencegahan Covid-19 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tak menampik penularan Covid-19 yang kian masif membuat DIY semakin mendekati penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB).
Jumlah pasien positif Covid – 19 DIY mengalami lonjakan cukup signifikan sejak masa tanggap darurat ditetapkan pertengahan Maret 2020 lalu.
Total pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 1.049 orang dan
orang dalam pemantauan (ODP) 5.272 orang.
Dari total 1.049 PDP itu menunjukkan sebanyak 152 orang masih rawat inap dan 835 orang rawat jalan atau selesai pengawasan, serta sebanyak 62 orang meninggal dunia.
Sedangkan hasil laboratorium menunjukkan 782 orang negatif (meninggal dunia 43 orang) dan 143 orang terkonfirmasi positif terjangkin. Dari jumlah 143 yang positif itu, yang masih dirawat ada 77 orang, yang sembuh 59 orang, dan yang meninggal dunia 7 orang.
Empat klaster besar di DIY telah terbentuk dan perubahan startegi pelacakan sudah diubah pemerintah dari contact tracing menjadi screening karena penularan kian massal. Tidak sekedar dari kontak satu ke kontak lain.
"Perlu pemetaan akurat terkait penyebaran, tranmisi lokal serta kondisi ekonomi karena hal tersebut nanti menjadi pertimbangan apa status PSBB sudah bisa diterapkan atau tidak," ujar Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji Jumat 8 Mei 2020.
Aji mengatakan inti dari status PSBB tak lain penerapan protokol pencegahan Covid – 19 dengan ketat.
Yang pasti, ujar Aji, Pemda DIY kini telah mengebut perluasan rapid test massal di kabupaten/kota agar bisa secepatnya memetakan lebih rinci skala penularan yang terjadi.
Percepatan tracing dilakukan terhadap mereka yang diduga kontak dengan pasien. Sedangkan rapid test diprioritaskan untuk memaksimalkan pemutusan rantai sebaran virus.
Apabila nanti hasil dari tracing dan rapid test sudah keluar semua, akan menjadi bahan acuan untuk penanganan lebih lanjut.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X juga sudah memerintahkan kepada polisi pamong praja (Pol PP), Dinas Perhubungan, TNI dan Polri untuk melakukan pengetatan aturan.
"Kerumunan lebih dari lima orang kami bubarkan," ujarnya.
Aji mengatakan target tracing tidak selalu mengarah ke PSBB. Bisa melalui tes masal, merubah pola penangan rumah sakit, serta evaluasi evektivitas karantina mandiri.
Saat ini kondisi jalan di DIY sudah semakin ramai. Namun, ujar Aji, peningkatan keramaian ini hanya terjadi pada saat jam berangkat dan pulang kerja. Apabila di luar waktu kerja itu, Aji menilai situasi relatif kondusif.
"Jadi sebenarnya meskipun belum menerapkan PSBB, namun sudah menerapkan peraturan serupa," ujarnya.
Aji mengatakan kesadaran masyarakat DIY untuk menerapkan jarak sosial dan jarak fisik tetap menjadi kunci utama dalam situasi pandemi ini. Selain itu juga harus mewaspadai pasar dan tempat belanja, karena menjadi tempat pemenuhan kebutuhan yang tidak bisa dihindari.
“Kesadaran masyarakat tetap menjadi hal yang paling utama karena tanpa hal itu meskipun PSBB diterapkan tidak akan efektif,” ujar Aji.
(Rev)
Post a Comment