News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Corona, 4 Cara Kebun Binatang Bertahan

Corona, 4 Cara Kebun Binatang Bertahan


WARTAJOGJA.ID : Spanduk hijau besar tampak menghalangi akses jalan masuk menuju kebun binatang Gembira Loka Yogyakarta pekan ini. 
Di tengah spanduk itu tertulis besar ‘Gembira Loka Tutup 1-30 April 2020’.

Sudah sebulan lebih, tepatnya sejak 22 Maret 2020 lalu, kebun binatang yang memiliki koleksi satwa 2.200 ekor itu tutup akibat wabah Corona. 
Manajemen kebun binatang terbesar di wilayah DIY Jawa Tengah itu pun belum bisa menjanjikan kapan akan beroperasi kembali.

“Setelah sebulan lebih tutup, saat ini kami masih bisa bertahan,” ujar juru bicara Gembira Loka, Eros Yan Renanda Rabu 29 April 2020.

Eros menuturkan, sejak tutup dan tak memiliki pemasukan sama sekali Gembira Loka menjalankan setidaknya empat startegi agar bisa bertahan terutama dalam upaya menekan pengeluaran.

Antara lain dengan cara penyesuaian dan penghematan pakan satwa, pengurangan sumber daya manusia (SDM), penundaan program pembangunan infrastruktur dan pengalihan biaya promosi.

Untuk pakan satwa, Eros menuturkan, Gembira Loka selama ini kebutuhannya sebagian besar memproduksi sendiri. 

Seperti contohnya tikus, kebun binatang yang saat peak season bisa dikunjungi 15 ribu orang dalam sehari itu memilih mengembangbiakkannya sendiri. 

Kebutuhan tikus ini lebih banyak untuk mensuplai pakan bagi hewan predator dari kelompok burung dan reptil seperti ular yang merupakan koleksi terbanyak dari kebun binatang itu. 

Sedangkan untuk hewan herbivora, 60 persen kebutuhan tanamannya juga dipenuhi melalui budidaya sendiri. Sisanya untuk kebutuhan pakan tumbuhan itu dipenuhi lewat jaringan petani Gembira Loka di sekitaran DIY yang tak putus memasok.

“Untuk pakan hanya dilakukan sedikit pengurangan porsinya, misalnya jika sebelumnya 100 persen sekarang 90 persennya,” ujarnya. 

Kepala Unit Nutrisi Gembira Loka, Paramitha Adelia mengungkap kebutuhan pakan satwa Gembira Loka selama ini memang menjadi satu sumber pengeluaran terbesar. 
"Biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian pakan satwa saat hari normal bisa berkisar Rp 70-80 juta per minggu," ujar Tata, panggilan Paramitha.

Dari keseluruhan satwa itu, biaya pakan terbesar di Gembira Loka justru bukan untuk kelompok satwa karnivora atau pemakan daging seperti harimau, macan, dan kucing besar lainnya.

Kebutuhan pakan paling besar justru koleksi gajahnya. Terlebih gajah di Gembira Loka sendiri baru bertambah satu ekor setelah ada pasangan gajah yang melahirkan akhir Maret lalu sehingga kini jumlahnya total sembilan ekor.

"Paling banyak biaya dikeluarkan untuk pakan gajah, sekitar Rp 10-11 juta per minggu. Apalagi sekarang tambah satu anak gajah yang usianya belum satu bulan dan masih menyusu induknya, harus dijaga benar nutrisinya," ujar Tata.

Pakan keseharian gajah di Gembira Loka sendiri biasanya berbagai jenis mulai dari rumput kalanjana, sayur hingga buah-buahan segar, seperti melon, semangka, besusu, mentimun, tomat, kacang panjang, pisang, nanas dan buah naga. 

Tata menambahkan selama diberlakukan penutupan untuk pengunjung, pasokan pakan satwa tidak menemui kendala pasokan. Sebab seperti pakan ikan berupa pelet dan daging untuk karnivora stoknya masih mencukupi.

“Makanan segar untuk satwa lain juga aman, tidak ada kendala,”  ujarnya.

Tata menambahkan, di masa pandemi dan tutup kunjungan ini, Gembira Loka tengah berupaya menghemat sedikit pengeluaran untuk pakan agar tetap bertahan tanpa harus mengurangi kualitas pakan yang diberikan. 

Ia memberi gambaran jika sepekan biasanya habis hingga Rp 80 juta maka coba dievaluasi sehingga pengeluaran bisa ditekan menjadi Rp 70 juta sepekan.

Untuk pakan satwa non endemik, Gembira Loka memang harus mendatangkan pakannya dari luar Indonesia. Misalnya untuk koleksi Pinguinnya. Pinguin Gembira Loka selama ini dijatah ikan ikan Capelin seperti hearing, macarel, dan smelt yang berasal dari Amerika. 

“Untuk ikan stok pakan pinguin memang dari luar. Namun kami sudah stok dalam jumlah besar dan cukup untuk beberapa bulan ke depan,” ujar Eros.

Sebelum mendatangkan pinguin itu, Gembira Loka sendiri memang sudah menyiapkan tandon khusus untuk penyimpanan stok pakan yang biasanya disiapkan untuk kebutuhan selama kurang lebih setengah tahun. 

Eros menuturkan walau operasional kebun binatang tetaplah besar selama masa pandemi ini, belum pernah terbesit rencana untuk menjual atau menukar koleksi satwa yang ada demi menutupi beban pengeluaran.

“Kami adalah lembaga konservasi, tidak akan menjual atau menukar satwa yang ada demi bertahan. Kasarnya, kami (para karyawan) selama ini hidup dari satwa-satwa itu, masak saat susah seperti ini kami menyia-nyiakan mereka,” ujar Eros. 

Eros menuturkan meskipun dari koleksi satwa ada yang berlebih jumlahnya seperti reptil, ia memastikan tidak satu ekor pun dijual. 
“Penjualan satwa itu akan melanggar prinsip utama yang kami pegang sebagai lembaga konservasi, itu tidak mungkin kami lakukan,” ujarnya.

Justru di masa kunjungan nol persen ini, Gembira Loka masih sempat membantu pasokan pakan ke kebun binatang lain di Indonesia. Seperti yang sudah dilakukan kepada Medan Zoo beberapa waktu lalu dalam bentuk bantuan pakan. 

Selain penyesuaian pakan, Gembira Loka juga telah mengurangi sumber daya manusia (SDM) nya demi menekan pengeluaran.

“Untuk masa pandemi ini, kami sementara mengurangi penggunaan karyawan outsourcing,” ujar Eros. 
Tenaga  outsourcing yang dimaksud antara lain satuan pengamanan atau satpam dan tenaga kebersihan. Tugas karyawan outsourcing sementara dialihkan dulu ke karyawan kontrak. Sehingga karyawan yang sebelumnya bertugas di bagian marketing ada yang sementara diperbantukan ke bagian keamanan. 

“Jadi di masa susah seperti ini, kami sepakat sengkuyung (jalani) bersama, tidak memandang apa status jabatannya, yang penting bagaimana kebun binatang ini bisa terjaga,” ujar Eros.

Kepala Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dan Pengembangan Gembira Loka, Natalia Ika Eristaria menuturkan telah merumahkan sebagian karyawan dengan pemberian gaji tidak utuh. 

Selain itu, di masa ini, ada pula karyawan yang kebetulan habis masa kontrak kerja, kemudian memilih mengundurkan diri. Namun ada yang tetap dipekerjakan sebagai karyawan kasual atau harian lepas.

Ika merinci dari 287 karyawan yang ada, sebanyak 65 karyawan sementara memang dirumahkan dengan tetap diberi gaji 40 persen dari penghasilan bulanan normalnya. Sedangkan mereka yang diminta work form home atau bekerja dari rumah terdapat 43 karyawan. Jadi yang tetap bekerja di lapangan ada 179 karyawan.

Manajer Pemasaran Gembira Loka Yosi Hermawan menambahkan, untuk karyawan yang dirumahkan sementara dengan diberi gaji 40 persen dari normalnya itu, kebanyakan bekerja di bidang pelayanan pengunjung atau customer service. Seperti petugas kasir, penjaga portir, dan petugas keamanan yang telah berusia lebih dari 50 tahun. 

Termasuk karyawati yang sedang hamil atau sakit.
Sedangkan untuk karyawan yang bekerja di rumah merupakan karyawan bagian desain dam bagian keuangan, yang tetap digaji 50 persen dari penghasilan bulanan normalnya.
Yosi mengatakan selama penutupan kebun binatang, manajemen mengutamakan pemberdayaan karyawan tetap serta kontrak. Mereka mengambil alih pekerjaan yang biasanya dilakukan karyawan kasual atau outsourcing pada unit  yang dibutuhkan.

Selain penyesuaian soal pakan dan karyawan, Gembira Loka juga mengerem sebagian program pembangunan infrastruktur dan wahana yang sudah direncanakan tahun 2020 akibat pandemi. 

Tahun 2020 ini kebun binatang yang memiliki empat jenis koleksi satwa mulai burung, reptil, malalia, dan ikan itu  sebenarnya akan menggarap tiga proyek fisik senilai miliaran rupiah untuk pengembangan kebun binatang itu. Proyek fisik itu antara lain perampungan Zona Cakar II untuk koleksi hewan karnivora, pemindahan kolam tangkap, kolam sentuh dan terapi ikan, serta pembangunan pusat souvenir, pintu keluar dan kafe.

“Yang kami tunda pembangunannya untuk proyek kafe dan pintu keluar, lainnya tetap kami lanjutkan dengan penyesuaian,” ujar Eros, juru bicara Gembira Loka.  

Penyesuaian proyek yang dimaksud misalnya jika ada wahana yang biasanya dindingnya memakai ornamen, maka kali ini tidak diberi ornamen terlebih dulu. 

Proyek proyek itu sebagian tetap berlanjut karena diantaranya sudah selesai 60 persen lebih seperti Zona Cakar II yang ditarget rampung dua pekan sebelum lebaran tahun 2020 ini. 

Adapun penyesuaian bidang promosi, Eros mengatakan Gembira Loka memang menghentikan semua pengeluaran untuk promosi keluar. Karyawan yang masih bekerja, yang memiliki pengetahuan di bidang multimedia, diberi tugas memproduksi sendiri materi materi promosi secara digital dan memaksimalkan promosi melalui media sosial.

“Masa pandemi ini kami terus membuat konten video blog untuk disiarkan melalui Youtube tentang keseharian Gembira Loka di masa pandemi. Sehingga publik juga tahu informasi terbaru kebun binatang ini tanpa harus keluar rumah sementara,” ujar Eros. 

Merespon survei internal dari 60 anggota PKBSI (Perhimpunan Kebun Binatang Se Indonesia) di lingkup Kebun Binatang (KB) soal kemampuan bertahan di masa pandemi ini, Eros menuturkan manajemen berhitung masih sanggup bertahan setidaknya enam bulan ke depan. 

PKBSI sebelumnya merilis 92,11% kebun binatang dalam pemberian pakan satwanya akan bertahan kurang dari satu bulan.  

Sedangkan KB yang mampu bertahan menyediakan pakan selama jangka waktu 1- 3 bulan sebanyak 5,26 %. KB yang mampu menyediakan pakan lebih dari 3 bulan hanya berkisar 2,63%. 

Eros mengatakan, Gembira Loka di masa pandemi ini sedang menggodog sejumlah upaya baru untuk mendulang pemasukan ketika tiket benar benar nol pendapatannya. Salah satunya menggarap penjualan souvenir secara online.  

(Tim)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment