News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Rawat Kerukunan Melalui Pemberdayaan, DPW Berani PKB DIY Gelar Sarasehan Lintas Iman

Rawat Kerukunan Melalui Pemberdayaan, DPW Berani PKB DIY Gelar Sarasehan Lintas Iman

WARTAJOGJA.ID – Dewan Pengurus Wilayah Badan Persaudaraan Antar Iman Daerah Istimewa Yogyakarta (DPW BERANI DIY), Badan Partai Kebangkitan Bangsa DIY, menyelenggarakan kegiatan Sarasehan Lintas Iman dengan tema "Merawat Kerukunan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat". 

Acara yang berlangsung di Hotel Ros In pada Sabtu (20/12) ini dihadiri oleh puluhan tokoh agama, aktivis kemanusiaan, dan perwakilan organisasi keagamaan se-DIY.

Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat persaudaraan antar-iman melalui pendekatan praktis, yakni pemberdayaan ekonomi dan sosial, guna menciptakan kerukunan yang berkelanjutan di tengah masyarakat yang majemuk.

Mengawali kegiatan, Doa Lintas Iman khidmat dibawakan oleh enam tokoh agama secara bergantian. Prosesi ini menjadi simbol kuat bahwa perbedaan bukanlah sekat, melainkan anugerah untuk bangsa dan negara Indonesia. Para pemuka agama yang hadir memimpin doa adalah:

1. Kiai Abdul Halim (Islam)
2. I Wayan Suarsana (Hindu)
3. Romo Sardi (Budha)
4. Tao Chin Eka Putra (Khonghucu)
5. Pdt. Himawan Putranto (Katolik)
6. Pdt. Fendi Susanto (Kristen)
Diskusi strategis dari perspektif berbagai tokoh sarasehan ini menghadirkan tiga narasumber utama yang memberikan pandangan mendalam mengenai pentingnya kerukunan berbasis pemberdayaan:

1. Pdt. Agus Haryanto, S.Th, M.Min (Ketua BKSADK DIY)
2. Tao Cin Eka Putra (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia DIY)
3. Dr. Muh. Ikhwan Ahada S.Ag, MA (Ketua PW Muhammadiyah DIY)

Ketua Panitia sekaligus Ketua BERANI DPW PKB DIY, Paulus Kristriyanto, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu langkah dalam merespons dinamika sosial saat ini.
"Merawat kerukunan di masa sekarang bukanlah perkara mudah. Kehidupan masyarakat kita sangat dipengaruhi oleh arus informasi media sosial yang tanpa batas, yang seringkali menjadi tantangan bagi harmoni sosial." ujar Paulus.
Komitmen PKB dalam Merawat Kebhinekaan disampaikan oleh Ketua DPW PKB DIY, Agus Sulistiyono, S.E., M.T., dalam sambutannya menegaskan bahwa agenda ini merupakan bentuk nyata kehadiran PKB di tengah kemajemukan di tanah air kita. Ia menyampaikan bahwa sarasehan lintas iman ini adalah agenda rutin yang selalu diadakan oleh DPW PKB DIY setiap akhir tahun.

"Kegiatan sarasehan ini merupakan bagian dari upaya kami untuk terus merawat kebhinekaan yang ada di Indonesia. Partai Kebangkitan Bangsa ingin selalu hadir di tengah masyarakat yang beragam. Kami tidak pernah membeda-bedakan keyakinan satu dengan lainnya. Sebagai contoh, di NTT dan Papua anggota dewan kami mayoritas dari sahabat-sahabat non-muslim." tegas Agus Sulistiyono.

Jalannya diskusi dipandu oleh Umaruddin Masdar, S.Ag., Sekretaris DPW PKB DIY sekaligus Wakil Ketua DPRD DIY. Sebagai moderator, Umaruddin memberikan pengantar yang mendalam mengenai hakikat persaudaraan antar-manusia.
"Kerukunan, harmoni, dan toleransi bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir atau diwariskan secara genetis. Oleh karena itu, nilai-nilai tersebut harus terus kita tanamkan, kita rawat dan upayakan, salah satunya melalui kegiatan sarasehan seperti ini." ujar Umaruddin.

Ia menekankan bahwa sifat dasar manusia adalah lupa, sehingga penguatan nilai-nilai kebangsaan harus dilakukan secara konsisten. "Jika tidak sering dipupuk, kita akan lupa betapa pentingnya kerukunan. Maka, forum-forum seperti ini adalah cara kita untuk terus menyiram benih persaudaraan agar tidak layu." tambahnya.
Lebih lanjut, Umaruddin mengingatkan bahwa kerukunan yang kokoh memerlukan pondasi ketulusan. "Kerukunan yang tidak dibangun dengan kesabaran untuk saling memberi dan menerima adalah kerukunan yang palsu. Tanpa rasa saling memahami, masyarakat akan rawan terpecah belah. Itulah esensi acara hari ini: membangun kerukunan yang sejati melalui sikap saling memberi dan menerima antar-iman dan antar-agama."

Dr. Muh. Ikhwan Ahada, S.Ag., M.A., Ketua PW Muhammadiyah DIY, yang hadir sebagai salah satu narasumber menyampaikan bahwa ini merupakan komitmen politik nyata PKB untuk Kebhinekaan “Ini merupakan hal baru bagi Muhammadiyah yang diundang dalam forum ini. Kami sangat mengapresiasi langkah luar biasa dari PKB. Ini adalah politik nyata dan langkah konkret agar ke depan kerukunan yang kita harapkan menjadi nyata, bukan sekadar maya," ujar Dr. Ikhwan Ahada.

Ketua BKSADK DIY, Pdt. Agus Haryanto, S.Th, M.Min, memberikan catatan penting mengenai peta kerukunan saat ini. Ia menilai bahwa meskipun ada kemajuan luar biasa dalam dialog antar-umat, tantangan polarisasi masih membayangi realitas sosial masyarakat.

"Dalam memetakan realitas sosial saat ini, saya masih menemukan adanya polarisasi yang mengklasifikasi agama. Padahal, umat beragama diharapkan dapat berperan aktif dalam forum-forum kebangsaan yang melahirkan kelompok peduli lintas iman. Saat kita bicara soal kepedulian, kita tidak harus melihat siapa mereka atau apa latar belakangnya," tegas Pdt. Agus Haryanto.
Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) DIY yang diwakili Tao Cin Eka Putra, memperkaya diskusi dengan perspektif ajaran luhur Khonghucu yang sangat relevan dengan tema pemberdayaan. Ia memperkenalkan prinsip 
"Ji Li Er Li Ren" sebagai fondasi moral dalam merawat kerukunan bangsa.
“dalam agama Khonghucu terdapat ajaran luhur Ji Li Er Li Ren, yang menekankan pentingnya membantu orang lain untuk tegak dan mandiri jika kita sendiri ingin tegak. Prinsip ini menjadi dasar bagi pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan harmoni yang sejati," papar Tao Cin Eka dalam sarasehan tersebut.
Acara yang dihadiri oleh 200 peserta dari berbagai lintas agama ini diakhiri dengan penegasan bahwa kerukunan adalah tanggung jawab kolektif. 

Dengan berakhirnya sarasehan ini, DPW BERANI DIY mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mulai menerapkan prinsip-prinsip kerukunan yang telah didiskusikan, guna menjaga stabilitas sosial di tengah tantangan zaman dan derasnya arus informasi era digital.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment