News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Jaga Harga Tetap Terjangkau Jelang Nataru, PT Taru Martani Yogya Mulai Operasikan Gudang Pangan

Jaga Harga Tetap Terjangkau Jelang Nataru, PT Taru Martani Yogya Mulai Operasikan Gudang Pangan

WARTAJOGJA.ID - PT Taru Martani resmi memulai operasional terbatas Gudang Pangan Taru Martani pada Rabu (19/11/2025). 

Langkah ini menjadi tindak lanjut penugasan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, agar Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) legendaris produsen cerutu tersebut turut berperan menjaga stabilitas pangan di Yogyakarta.

Direktur Utama PT Taru Martani, Widayat Joko Priyanto, menjelaskan perusahaan kini mengemban tiga tugas utama, yaitu melakukan penggudangan atau penyimpanan stok, menyerap hasil panen petani DIY, serta memasarkan komoditas pangan strategis kepada masyarakat.

“Ini bagian dari upaya menjaga ketersediaan, distribusi, dan stabilitas harga pangan di DIY,” tuturnya kepada wartawan di kompleks Taru Martani,Rabu (19/11/2025). 

Widayat menjelaskan, Gudang pangan yang telah selesai direvitalisasi kini mulai aktif menyimpan dan menyalurkan berbagai komoditas seperti beras, gula, tepung, minyak goreng, bawang putih, telur, hingga cabai. Di area teras, Taru Martani juga membuka outlet penjualan langsung kepada masyarakat.

Outlet ini dibuka setiap hari pukul 08.00–15.00 WIB, dan seluruh warga DIY dapat berbelanja tanpa syarat khusus.

“Harga kita selalu di bawah harga pasar. Setiap hari kami monitor harga, terutama di wilayah kota. Selain menjalankan bisnis, kami ingin membantu menjaga keterjangkauan pangan bagi warga DIY,” kata Widayat, didampingi Direktur Keuangan & Umum, Anis Richana, S.E. dan Manajer Hukum, Humas dan Kesekretariatan Nugroho Bambang Widyatmoko, SH

Meski telah beroperasi secara komersial, pembukaan resmi Gudang Pangan Taru Martani direncanakan awal tahun depan, tepat sebelum momentum Ramadan 2026. Hal ini sekaligus menunggu selesainya persiapan lounge baru yang juga akan diresmikan bersamaan.

Taru Martani mengoperasikan dua bangunan gudang. Gedung depan telah berfungsi penuh, sementara bangunan samping masih dalam tahap penataan.

Untuk penyimpanan beras, gudang ini mampu menampung lebih dari 300 ton. Namun tidak seluruh beras ditempatkan di lokasi Taru Martani, karena sebagian disimpan di gudang Mitra atau milik pemerintah daerah sebagai bagian dari pengelolaan cadangan pangan strategis DIY.

Selain beras, gudang juga menampung telur, gula pasir, minyak goreng, cabai, dan bawang putih.

Menurutnya, semua komoditas pertanian prioritasnya dibeli langsung dari petani DIY.

“Kami selalu mengutamakan petani lokal. Baru pekan lalu kami ikut panen cabai di Kulon Progo dan menyerap hasil panen mereka,” jelasnya.

Dari 13 komoditas pangan strategis DIY, seluruhnya dipasok dari wilayah DIY kecuali minyak goreng yang harus didatangkan dari luar daerah.

Widayat mengungkapkan, operasional gudang pangan sengaja dipercepat jelang masa Natal dan Tahun Baru 2026, periode ketika harga pangan cenderung naik.

“Kami ingin memastikan harga tetap stabil. Ini bagian dari langkah antisipasi,” ucap Widayat.

Ia menandaskan, sebagai bagian dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY, Taru Martani wajib menjaga harga tetap berada di bawah pasar agar lebih terjangkau masyarakat.

Meski belum mewajibkan pembeli menunjukkan KTP, Taru Martani menerapkan batas pembelian maksimal dua kantong per komoditas untuk mencegah aksi borong.

Ke depan, Taru Martani juga membuka peluang bagi retailer atau agen untuk mengambil barang dari gudang dengan harga khusus. Namun jumlah minimal dan maksimal akan tetap diatur agar distribusi merata dan harga jual tetap tidak melampaui harga pasar.

Untuk saat ini, penjualan masih terpusat di gudang Taru Martani, namun perusahaan berencana mendistribusikan komoditas tersebut ke lima kabupaten/kota di DIY apabila stok telah mencukupi.

Saat stok lokal menipis atau harga di DIY melonjak saat momen besar seperti puasa dan Idulfitri, Taru Martani akan mengambil pasokan dari luar daerah yang harga pasarannya lebih stabil. Langkah ini untuk “menahan” kenaikan harga agar tidak membebani masyarakat.

“Kalau harga pangan di DIY naik dan stok petani lokal menipis, kami siap ambil dari luar daerah yang harganya masih normal. Itu strategi kita buat 'ngerem' kenaikan,” tegas Joko.

“Dengan Beroperasinya Gudang Pangan Taru Martani ini, sebagi bentuk komitmen  Taru Martani yang menjadi bagian dari TPID DIY untuk berupaya mengendalikan inflasi sekaligus memastikan warga Yogyakarta memiliki akses terhadap pangan yang terjangkau, aman, dan merata," Pungkas Widayat.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment