Diputar Gratis di Jogja 10 November, Film AI "Diponegoro Hero" Rayakan Milad 200 Tahun Sang Pangeran
WARTAJOGJA.ID : Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) kini merambah dunia perfilman Indonesia dengan hadirnya "Diponegoro Hero", sebuah film kolosal berdurasi 35 menit yang sepenuhnya diproduksi menggunakan AI.
Film ini dibuat khusus untuk memperingati 200 tahun Perang Jawa dan akan diikutsertakan dalam Festival Film Internasional Dubai 2026.
Produser film, King Bagus dari USKY.ai, mengungkapkan bahwa film ini lahir dari kegelisahan generasinya, Gen X, terhadap tantangan menumbuhkan rasa cinta tanah air di kalangan generasi muda.
"Salah satunya lewat tokoh Pangeran Diponegoro. Kami ingin generasi Z dan Alpha mengenal sejarah bangsanya melalui medium yang mereka akrabi. Kami sedang berusaha, dua tahun lagi bisa tayang di bioskop," kata Bagus pada Jumat (7/11/2025).
Efisiensi Produksi dan Tantangan Kreatif
King Bagus menjelaskan bahwa seluruh proses produksi, mulai dari penulisan naskah, visualisasi karakter, hingga sinematografi, dilakukan menggunakan teknologi AI.
“Sekitar 70 persen kami pakai Veo 3 AI, sisanya pakai Flow AI dan beberapa tools dari Google. Semuanya dikerjakan cepat, hanya satu bulan, dengan biaya tak sampai Rp40 juta,” ujarnya.
Ia membandingkan efisiensi ini dengan produksi film kolosal konvensional yang bisa memakan waktu hingga tiga tahun dengan anggaran mencapai Rp30 miliar. "AI membuat proses ini jauh lebih efisien. Hasilnya tetap maksimal walau modalnya kecil,” tambahnya.
Meskipun efisien dalam biaya dan waktu, proses kreatifnya tetap menantang, terutama dalam prompting AI.
"Membuat prompt itu begitu sulitnya, harus sabar membuat scene satu per satu, apalagi sampai 35 menit. Kami juga sempat kesulitan membuat wajah khas Indonesia di AI, baru setelah Gemini masuk Indonesia, hasilnya mulai mendekati harapan, ada wajah Indonesia," jelas Bagus.
Ia juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi ini:
"Suka atau tidak suka, AI harus kita manfaatkan dengan baik," ungkapnya.
Jaminan Akurasi Sejarah
Untuk memastikan keaslian cerita, tim produksi berkoordinasi dengan Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patra Padi). Ketua Umum Patra Padi, Rahadi Saptata Abra, mengatakan pihaknya memberikan panduan sumber sejarah dan koreksi detail.
“Kami arahkan agar sumbernya dari data primer, seperti catatan Babad Diponegoro, Babad Ngayogyakarta, hingga arsip Belanda,” kata Rahadi.
Koreksi juga dilakukan pada detail kecil, seperti hubungan antar tokoh.
“Misalnya, cara memanggil antara Diponegoro dan Sentot harus sesuai. Sentot itu adik ipar, bukan kakang,” ujarnya.
Rahadi menilai film ini bernilai edukatif tinggi, terutama bagi generasi muda.
“Anak-anak sekarang lebih suka belajar lewat gambar daripada membaca. Film seperti ini bisa jadi cara baru mengenalkan sejarah tanpa kehilangan nilai moral,” tuturnya.
Film "Diponegoro Hero" telah tayang perdana pada 14 Agustus 2025 dan bertujuan untuk memantik rasa ingin tahu generasi muda tentang sejarah bangsanya.
King Bagus berharap semangat perjuangan Diponegoro, yang mampu membuat rungkad kekuatan kolonial dan menginspirasi tokoh besar seperti Panglima Sudirman dan Ho Chi Minh, bisa kembali membangkitkan inspirasi bagi anak muda.
Post a Comment