News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Jogja Book Fair 2025: Meneguhkan Yogyakarta sebagai Pusat Literasi dan Kebudayaan Nasional

Jogja Book Fair 2025: Meneguhkan Yogyakarta sebagai Pusat Literasi dan Kebudayaan Nasional

WARTAJOGJA.ID – Daerah Istimewa Yogyakarta meneguhkan kembali posisinya sebagai pusat literasi nasional dengan menyelenggarakan agenda besar, yaitu Jogja Book Fair 2025. 

Agenda ini menghadirkan kompetisi literasi, diskusi dan talkshow literasi, pertunjukan literasi, dan bazar buku berskala besar.

Rangkaian acara ini digelar sepanjang 4–14 September 2025 di kawasan Grhatama Pustaka Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY, bertepatan dengan peringatan Hari Literasi Internasional. Dengan dukungan penuh Dana Keistimewaan DIY, kegiatan ini menjadi wujud nyata pemanfaatan keistimewaan untuk memperkuat tradisi bahasa, sastra, dan literasi yang berakar pada budaya di Yogyakarta.

Agenda ini merupakan kerja sama lintas sektor, di antaranya dengan keterlibatan Paniradya Kaistimewan DIY, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY, Dinas Koperasi dan UMKM DIY, Dinas Pariwisata DIY serta keterlibatan pihak swasta, yaitu Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DIY.

Semangat kolaborasi ini menegaskan peran Dana Keistimewaan dalam menopang ekosistem literasi dan kebudayaan. Dana Keistimewaan tidak hanya menjaga tradisi masa lampau, tetapi juga menghidupkan masa depan. 

Melalui literasi, kegiatan ini  memastikan bahwa keistimewaan Yogyakarta benar-benar memberi manfaat luas bagi masyarakat.

Kurniawan, S.Sos., S.E.Akt., M.Ec.Dev. selaku Kepala DPAD DIY sekaligus tuan rumah menyambut baik kegiatan ini. Ia menyebut kegiatan ini sebagai sinergi literasi, kerja sama lintas sektor sesuai dengan tujuan bersama sesuai dengan tema tahun ini, yaitu “Literasi, Inklusi, dan Kesejahteraan”. 

Terlebih, Jogja Book Fair sudah yang kali ketiga diselenggarakan di kantor dinas yang dipimpinnya. 

“Jogja Book Fair ini, dari tahun ke tahun, bukan sekadar pameran buku, melainkan ruang inklusi di mana masyarakat bisa mengakses pengetahuan, berdiskusi, dan meneguhkan literasi sebagai bagian dari kesejahteraan. Ini sudah yang ketiga kalinya digelar di DPAD DIY. Yang menggembirakan adalah semakin banyak pihak yang terlibat di dalamnya,” ujarnya.
Kepala Bidang Pengembangan Badan Pustaka dan Informasi DPAD DIY, Dewi Ambarwati, S.Sos., M.AP., menyampaikan bahwa momentum Hari Literasi Internasional 2025 tidak akan kehilangan makna di tengah efisiensi anggaran. 

“Insyaallah, meski terdapat efisiensi, kami akan tetap mencari cara agar kegiatan bermanfaat bagi masyarakat. Bahkan sebelum ada Danais pun, literasi tetap berjalan. Prinsipnya, harus tetap memberi manfaat,” tegas Dewi.
Dewi menekankan, perayaan literasi bukan sekadar pertemuan penerbit dan pembaca, tetapi bagian dari upaya menciptakan kesejahteraan. Dengan literasi inklusif, masyarakat di DIY diharapkan dapat mengakses informasi yang relevan, memanfaatkan pengetahuan dari buku-buku berkualitas, dan meningkatkan taraf hidup.

“Undang-Undang Perpustakaan menegaskan pemerintah daerah wajib memfasilitasi buku murah. Jogja Book Fair adalah salah satu cara kami menjalankan amanat regulasi itu,” ujar Dewi.
DPAD DIY sendiri turut menggelar berbagai diskusi dan talkshow terkait literasi dan dunia digital. Menghadirkan tokoh literasi, akademisi, peneliti, baik lokal maupun nasional. Selain itu, ada pula inkubasi literasi untuk melahirkan generasi penulis baru dari Yogyakarta.

Gelaran Jogja Book Fair 20025 ini juga menggandeng IKAPI DIY sebagai eksekutor di lapangan. Sekretaris Jenderal Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DIY, Yusuf Effendi menyampaikan kontribusi penerbit dalam mendukung karya dan menumbuhkan pasar literasi.

“Kolaborasi penerbit dengan pemerintah dan komunitas literasi membuktikan bahwa buku tetap relevan. Jogja Book Fair 2025 adalah perayaan sekaligus strategi untuk memperkuat pasar literasi yang sehat dan berbasis budaya,” ungkap Yusuf.
Yusuf menambahkan, Jogja Book Fair kali ini merupakan yang terbesar dari sebelum-sebelumnya. Ada ratusan penerbit yang terlibat dan ratusan ribu buku yang ada di bazar. Menurutnya, rangkaian acara ini adalah momentum yang menyatukan pemerintah, komunitas, penerbit, dan masyarakat untuk memperkuat tradisi literasi, melahirkan sastrawan baru, serta menegaskan Yogyakarta sebagai pusat literasi dan kebudayaan nasional.

Jogja Book Fair 2025 menghadirkan tokoh-tokoh literasi, penulis, sastarwan, seniman, budayawan. Di antaranya adalah Okky Madasari, Ratih Kumala, Nissa Rengganis, Agus Mulyadi, Kalis Mardiasih, Sabrang Mowo Damar Panuluh, Dr. Fahruddin Faiz, Ramayda Akmal, Kiai Kanjeng, Katrin Bandel, Herlina P. Dewi, Faiz Ahsoul, Tass Pijar, Fairuzul Mumtaz, AFC Komedi, Sholawat Jawi Emprak, Genk Kubro, Dr. Maya Fitria, Maryam Fithriati, Komunitas Suling Bambu Nusantara, Prima Sulistya, Jumladi Alvi, David Efendi, A. Anzieb, Salman Faridi,Urfa Qurrotun Ayun, Afthonul Afif, Lya Fahmi, Maria Fauzi, dan lain sebagainya. Adapun kompetisi literasi yang akan diselenggarakan adalah Baca Puisi (SMP dan SMA), Menggambar dan Mewarnai, Fashion Show Dongeng Nusantara, dan sebagainya. 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment