News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Saat Sejumlah Warga Asing Belajar Ngarit Untuk Pakan Ternak di Yogyakarta

Saat Sejumlah Warga Asing Belajar Ngarit Untuk Pakan Ternak di Yogyakarta


WARTAJOGJA.ID : Aktivitas ngarit atau memotong rumput untuk pakan ternak mungkin sudah menjadi hal yang sangat biasa bagi warga Indonesia yang tinggal di pedesaan.

Namun bagi warga asing, aktivitas ngarit itu bisa menjadi kegiatan unik yang menarik untuk dipelajari dan dicoba langsung sensasinya.

Seperti ketika sejumlah warga asing  dari berbagai negara yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Mereka bersama-sama ngarit di areal ladang Kampung Emas Krapyak, Seyegan, Sleman, Yogyakarta 28 Juli 2025 lalu.

"Mahasiswa asing yang ngarit itu berasal dari Pakistan, Mesir, Sudan, Mozambik, dan Madagaskar," kata 
Sekretaris Kantor Internasional UNY, Anita Triastuti, Kamis 31 Juli 2025.

Anita mengatakan aktivitas ngarit itu dilakukan sebagai bagian program pengabdian kepada masyarakat yang diinisiasi oleh Kantor Internasional UNY. Kegiatan ngarit itu dilakukan sebagai upaya memperkenalkan budaya lokal sekaligus membangun kedekatan dengan masyarakat pedesaan.

Anita mengatakan melalui pengalaman langsung ini, mahasiswa asing tidak hanya belajar teori di kampus, tetapi juga merasakan langsung kehidupan di pedesaan Indonesia.

"Kami ingin mereka tidak hanya mengenal Indonesia dari buku, tapi berinteraksi langsung dengan kondisi di lapangan, bagaimana suasananya, interaksinya, emosionalnya," kata dia.

Anita mengatakan kegiatan ngarit ini hanya salah satu bentuk kecil dari upaya interaksi mahasiswa asing itu dengan masyarakat, yang diharapkan dapat menumbuhkan rasa kebersamaan. Pengalaman ngarit ini disebut lebih dari sekadar aktivitas fisik. 

"Ngarit ini adalah pelajaran langsung tentang kehidupan pedesaan, kearifan lokal, dan pentingnya gotong royong. Banyak dari mereka yang mungkin baru pertama kali menginjakkan kaki di sawah, apalagi terlibat dalam pekerjaan seberat ini," kata dia.

"Para mahasiswa asing itu dari ngarit juga belajar tentang jenis-jenis rumput, cara memegang celurit dengan aman, dan bagaimana mengatur irama tubuh agar tidak cepat lelah," imbuh dia.

Salah satu mahasiswa asing yang ikut ngarit, Samiliaqad  mengungkapkan kekagumannya dengan aktivitas itu.

“Ini pengalaman yang benar-benar baru bagi saya. Di negara saya, tidak memiliki aktivitas seperti ini,” ujar mahasiswa asal.Mozambik itu.

Ia mengungkapkan, sangat senang melihat antusiasme para mahasiswa internasional yang ngarit bersama. Mereka tidak sungkan untuk berbaur dan belajar langsung, bahkan bersemangat melakukannya. 

Tokoh Kampung Emas Krapyak Sleman, Cipto Budy Handoyo, mengatakan antusiasme para mahasiswa asing untuk ngarit itu ternyata sangat tinggi.

"Saya senang melihat semangat mahasiswa asing itu yang tidak canggung belajar ngarit, padahal ini pekerjaan yang mungkin belum pernah mereka bayangkan sebelumnya," tutur Cipto.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment