Pelajari Budaya Jamu Mahasiswa Ritsumeikan University Jepang Sambangi Sido Muncul
WARTAJOGJA.ID - PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) menerima kunjungan dari mahasiswa Ritsumeikan University, Jepang.
Kunjungan tersebut sehubungan dengan program Summer School ‘Tailor-Made-Cooperation-Workshop’ yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI).
Adapun kunjungan ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya jamu dan memahami dinamika pasar Indonesia.
Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat, menjelaskan program ini menjadi kesempatan untuk memperkenalkan jamu kepada mahasiswa asing.
"Saya senang, saya punya kesempatan untuk memperkenalkan jamu pada mahasiswa," kata Irwan Hidayat di kantornya, Cipete Raya, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Irwan menjelaskan jamu telah dikenal di Jepang, meskipun belum sepopuler produk lainnya.
Salah satu produk minuman herbal Jepang yang setara dengan jamu adalah Ukon, yang biasa dikonsumsi untuk meningkatkan stamina tubuh.
Menyadari kebiasaan tersebut, dia meyakini produknya bisa dicintai masyarakat Jepang, sebagaimana di Tanah Air.
"Kalau di Jepang, yang terkenal itu Ukon. Orang Jepang minum itu karena dia peminum alkohol dan perokok," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Irwan menjelaskan tentang uji klinis yang dilakukan terhadap produk-produknya.
Sebagai pelopor perusahaan jamu yang terstandarisasi, Irwan menilai hal tersebut menjadi poin plus bagi produknya.
Perusahaan sempat tidak berkembang. Kemudian, saya akhirnya berpikir untuk bagaimana bisa membuat produk jamu terstandarisasi seperti industri farmasi," ujarnya.
Menurut Irwan, berbagai upaya itu lah yang akhirnya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produknya.
Dia menyatakan kepercayaan masyarakat tidak bisa dibeli dengan cara apapun, selain ketekunan dan keseriusan menjaga kualitas.
"Kami tidak bisa membeli kepercayaan masyarakat. Itu hadir karena ketekunan," katanya tegas.
Professor of Business Administration Ritsumeikan University, Sachiko Miyata, mengaku terkesan dengan model bisnis Sido Muncul.
Terlebih proses uji klinis yang dilakukan Sido Muncul terhadap berbagai produk, sehingga mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
Kami sangat kagum dengan bagaimana dia mengembangkan bisnisnya, termasuk percobaan klinis. Dari ide sendiri, karena sebelumnya dia bilang ada periode stagnan dari perusahaan," ujar Sachiko.
Di sisi lain, mahasiswa Ritsumeikan University, Ai Tomioka mengungkapkan ini kali pertama dirinya mengenal jamu dan mengonsumsinya.
Sebelumnya, Tomioka mengatakan dia biasanya hanya mengonsumsi suplemen, alih-alih produk minuman tradisional.
“Saya sangat terkesan dan bisa belajar tentang dinamika pasar Indonesia secara langsung,” ujarnya.
Sementara itu, Ayano Ishihara dan Haruki Sekeni, yang juga mahasiswa Ritsumeikan University menunjukkan antusias yang sama terhadap produk Sido Muncul.
Ayano menilai uji klinis yang dilakukan Sido Muncul terhadap produk minuman tradisional sangat menarik.
Dia menilai Jepang memiliki minuman tradisional yang mirip dengan jamu, tetapi berkonsep berbeda.
"Di Jepang juga ada produk yang dibuat menggunakan tanaman obat, tetapi tidak seperti produk herbal Indonesia," jelasnya.
Selama kunjungan, mahasiswa juga mencoba Tolak Angin, salah satu produk unggulan Sido Muncul.
Ayano mengaku akan tertarik membeli produk Sido Muncul jika dijual dengan harga terjangkau di Jepang.
“Jika produk ini dijual di Jepang, saya akan sangat tertarik untuk mencobanya,” kata Ishihara.
"Saya sangat terkesan dan bisa belajar tentang dinamika pasar Indonesia secara langsung,” ujarnya
Sementara itu, Ayano Ishihara dan Haruki Sekeni, yang juga mahasiswa Ritsumeikan University menunjukkan antusias yang sama terhadap produk Sido Muncul.
Ayano menilai uji klinis yang dilakukan Sido Muncul terhadap produk minuman tradisional sangat menarik.
Dia menilai Jepang memiliki minuman tradisional yang mirip dengan jamu, tetapi berkonsep berbeda.
"Di Jepang juga ada produk yang dibuat menggunakan tanaman obat, tetapi tidak seperti produk herbal Indonesia," jelasnya.
Selama kunjungan, mahasiswa juga mencoba Tolak Angin, salah satu produk unggulan Sido Muncul.
Ayano mengaku akan tertarik membeli produk Sido Muncul jika dijual dengan harga terjangkau di Jepang.
“Jika produk ini dijual di Jepang, saya akan sangat tertarik untuk mencobanya,” kata Ishihara.
Di sisi lain, Haruka Sekeni menyampaikan rasa gembiranya dapat mencoba produk jamu Sido Muncul untuk pertama kali.
“Saya sangat senang bisa mencoba minuman dan obat herbal,” kata Haruka.
Program Summer School adalah bagian dari kolaborasi yang sudah berlangsung antara FEB UI dan universitas luar negeri.
Setiap semester, mereka mengundang mahasiswa asing untuk mengenal lebih dekat budaya dan industri Indonesia.
Mahasiswa FEB UI, Faiq Ghaftan Musyaffa, menilai kunjungan tersebut tidak hanya mengenalkan Sido Muncul, tetapi juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar dari dosen di Fakultas Ekonomi.
Kunjungan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa Jepang memahami lebih dalam tentang produk herbal dan potensi pasar di Indonesia.
Hal ini sejalan dengan tujuan Sido Muncul untuk memperluas distribusi produk ke pasar internasional.
Faiq menjelaskan pihaknya sengaja memilih Sido Muncul sebagai lokasi kunjungan pertama untuk memperlihatkan keaslian produk lokal.
Terlebih, berbagai produk besutan perusahaan asal Semarang tersebut banyak melibatkan masyarakat lokal dalam proses membangun bisnis.
Menurut Faiq, Sido Muncul dapat menjadi perwakilan perusahaan lokal yang baik untuk dikenalkan pada perusahaan asing.
"Kami memilih Sidomuncul itu lebih karena Sidomuncul ini pure dari Indonesia ya. Dan juga sudah didirikan dari cukup lama ya. Jadi memang kami ingin memperkenalkan saja company yang benar-benar asli dari orang Indonesia," kata Faiq.
"Dari herbs-nya, dari pekerjaannya pun juga awalnya dari Indonesia, dari Semarang," imbuhnya.
Post a Comment