Kuliah Perdana, Rektor ISI Yogyakarta Ingatkan Mahasiswa Adaptif Hadapi Tantangan Era AI
WARTAJOGJA.ID : Mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta diimbau tidak takut dan minder dengan tantangan baru perkembangan jaman seiring makin merebaknya Artificial Intelligence (AI) di berbagai sektor kehidupan.
"AI bukan untuk dilawan, tetapi mari dirangkul dan dimanfaatkan seoptimal mungkin mendukung kompetensi kita," kata Rektor ISI Yogyakarta, Dr. Irwandi, S.Sn., M.Sn., di sela menggelar Sidang Senat Terbuka penerimaan mahasiswa baru dan kuliah perdana oleh Prof. Dr. Drs. Nur Sahid, M.Hum di Laboratorium Seni ISI Yogyakarta, Selasa (19/8/2025).
Di hadapan ribuan mahasiswa baru yang hadir, Rektor menegaskan justru bidang seni adalah hal yang tidak bisa tergantikan oleh AI—khususnya pada sisi ide, kreativitas, dan orisinalitas.
Ia pun menyatakan para mahasiswa akan lebih didorong menjadi inovator dan inisiator dengan memanfaatkan AI sebagai pendukung.
"Mahasiswa saat ini harus mampu berkolaborasi dengan AI, seperti dalam kuliah umum di Seoul National University, mereka menunjukkan bagaimana bersahabat dengan AI sehingga dapat melahirkan berbagai varian karya baru dan metode penciptaan baru, bukan hanya mengandalkan manusia semata, tetapi berjalan berdampingan dengan AI," kata Irwandi.
Irwandi membeberkan, sebagai elemen penting dalam ekosistem perguruan tinggi, sejak awal mahasiswa baru didorong untuk menjadi insan yang inovatif, inspiratif, dan memiliki multi kompetensi, selain juga multi talenta. Hal ini penting di era disrupsi yang semakin kuat.
"Karenanya mahasiswa perlu belajar lintas bidang, tidak hanya terbatas pada bidang ilmu sesuai program studi yang dipilih, tetapi juga membuka diri untuk belajar pada bidang-bidang lain, termasuk mengasah soft skills," tutur Rektor.
"Soft skills sangat penting, menjadi bekal utama mahasiswa di masa depan," tegas Rektor di hadapan 1.700 mahasiswa baru dari jenjang D4, Sarjana, dan Pascasarjana.
Irwandi memberikan contoh beberapa alumni, baik dosen maupun mahasiswa, yang telah menghasilkan karya monumental di tingkat nasional maupun internasional.
"Harapannya mahasiswa dapat memulai kuliah ini dengan semangat yang lebih besar. Sesuai nama untuk angkatannya, yaitu Ravantara, yang berarti cahaya pembawa petunjuk jalan. Ravantara menjadikan mereka contoh yang baik bagi mahasiswa seni masa kini," ujarnya .
Tahun ini ISI Yogyakarta menerima 1.829 mahasiswa baru dari jenjang diploma empat, sarjana, hingga pascasarjana untuk tahun akademik 2025/2026. Jumlah tersebut berasal dari 11.341 pendaftar yang mengikuti seleksi melalui berbagai jalur.
"Selamat pada mahasiswa baru dari seleksi ketat 9.300 pendaftar. Kuliah perdana mengangkat kolaborasi yang sesuai dengan visi ISI Yogyakarta sebagai Perguruan Tinggi Seni Tertua dan Terbesar di Indonesia menjadi Perguruan Tinggi Seni Kelas Dunia," pungkas Rektor.
Post a Comment