News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Sasar 100 Pasien, Sido Muncul dan RS Permata Jonggol Gelar Operasi Katarak Gratis di Bogor

Sasar 100 Pasien, Sido Muncul dan RS Permata Jonggol Gelar Operasi Katarak Gratis di Bogor

WARTAJOGJA.ID : Menteri Perdagangan (Mendag) Dr. Budi Santoso, M.Si. melakukan kunjungan kerja ke pabrik PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) di Semarang, Jumat (25/7/2025). 

Kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung proses produksi jamu modern dan mendengarkan aspirasi dari industri jamu terkait tantangan dan peluang di pasar internasional.

Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat turut hadir secara daring melalui sambungan zoom untuk menyambut kunjungan Mendag. Dalam sambutannya, Irwan mengungkapkan kebahagiaan atas kehadiran Mendag.

"Saya bahagia sekali Bapak Mendag bisa datang ke tempat kami, terutama sebagai orang yang lahir di Sukoharjo, tempat begitu banyak jamu," ujar Irwan.

Ia menyebut bahwa Sukoharjo merupakan sentra pabrik jamu terbanyak di Indonesia. Irwan yang telah berkarir di Sido Muncul sejak 1969, dengan fokus pada pemasaran, pengembangan produk, R&D, dan kehumasan menyatakan bahwa kunjungan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Sido Muncul.

Irwan pun menyampaikan beberapa tantangan yang dihadapi Sido Muncul dalam perdagangan internasional. 

Salah satunya adalah regulasi yang berbeda di setiap negara tujuan ekspor. 

Ia mencontohkan, di Selandia Baru dan Australia, madu dalam produk Tolak Angin dilarang, sementara di Arab Saudi, produk jamu yang mengandung pala tidak dapat masuk karena melanggar aturan setempat.

"Di banyak negara, jamu itu tidak ada, kecuali di Cina dan India. Untuk mengatasi hal ini, Sido Muncul telah berinovasi dengan mengubah klasifikasi produknya menjadi food supplement di pasar internasional, namun untuk bahan tertentu seperti madu terpaksa mengikuti regulasi yang berlaku,” ujar Irwan.

Irwan berharap pemerintah dapat membantu memperkenalkan jamu di kedutaan besar dan perwakilan perdagangan Indonesia di seluruh dunia. 

Menurutnya, hal ini akan sangat membantu produk jamu lebih dikenal secara global. Sido Muncul sendiri telah berupaya memperkenalkan jamu di area wisata seperti Bali dan Yogyakarta, dengan target turis mancanegara.

Dalam paparannya, Irwan menekankan komitmen Sido Muncul terhadap kualitas produk dan kepatuhan terhadap regulasi.

"Kami berusaha untuk membuat produk di atas aturan pemerintah, kalau bisa melebihi, karena dengan melampaui standar pemerintah, Sido Muncul dapat membangun kepercayaan masyarakat,” kata Irwan.

Selain itu, lanjut Irwan, Sido Muncul juga sangat patuh terhadap regulasi lingkungan dan keuangan.

"Kami taat membayar pajak, bahkan dengan rela hati kami membayar karena kami tahu bahwa dengan cara ini kami bisa membantu pemerintah," tegas Irwan.

Ia berharap pemerintah dapat memberikan kebijakan yang bijaksana jika terjadi kesalahan yang tidak disengaja oleh pengusaha, dan menegaskan bahwa Sido Muncul siap mendukung program pemerintah apa pun.

Menanggapi paparan Irwan Hidayat, Mendag Budi Santoso mengungkapkan apresiasinya terhadap Sido Muncul sebagai eksportir produk herbal dan jamu yang telah lama berkiprah. Mendag menyampaikan beberapa program Kementerian Perdagangan yang dapat dimanfaatkan Sido Muncul dan UMKM lainnya untuk memperluas pasar ekspor.

Salah satunya adalah program Business Management, di mana UMKM dapat mempresentasikan produknya kepada 33 perwakilan perdagangan Indonesia di 46 negara.

"Dari Januari sampai Juni sudah terfasilitasi sekitar 699 UMKM yang didistribusi dan transaksinya sudah mencapai US$ 87,04 juta atau sekitar Rp1,3 triliun,” ujar Budi.

Mendag juga menawarkan kesempatan bagi perusahaan dan kampus untuk magang di kantor Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di berbagai negara. Tujuannya adalah agar mahasiswa dapat belajar cara berjualan di negara tersebut dan menjadi eksportir di masa depan, sementara perusahaan dapat melakukan riset pasar.

Terkait perluasan akses pasar, Budi optimistis dengan perjanjian-perjanjian perdagangan yang telah dan akan diselesaikan, seperti IEU-CEPA (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang telah selesai, perjanjian dengan Eurasia (Rusia dan sekitarnya) yang diharapkan rampung akhir tahun ini, serta dengan Kanada dan Peru.

"Semua itu dilakukan sebenarnya untuk membuka akses pasar kita di luar negeri," jelas Mendag.

Ia juga menyoroti Tarif Trump yang dikenakan sebesar 19%, yang menurutnya paling rendah di ASEAN bersama Filipina, namun dengan pasar Indonesia yang lebih besar.

"Harapan kami, dengan tarif ini juga ekspor kita akan semakin meningkat dan investasi di dalam negeri juga akan bertambah," imbuhnya.

Di akhir sambutannya, Budi juga turut mengundang Sido Muncul untuk berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia yang akan diselenggarakan pada 15-19 Oktober. 

Ia mengakui modernitas produksi Sido Muncul dan keyakinannya bahwa produk jamu Indonesia memiliki potensi besar di pasar global, bahkan hingga ke Afrika.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment