FSMR ISI Yogyakarta Gelar Pameran Foto Colartboration: Kolaborasi Seni Media Rekam untuk Konektivitas Global
WARTAJOGJA.ID : Fakultas Seni Media Rekam (FSMR) Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menggelar pameran ratusan karya dalam peringatan Dies Natalis ke -41.
Pameran ini merayakan seni sebagai medium kolaborasi lintas budaya dan geografis. Ide dan gagasan yang dikurasi relevan dengan tema kolaborasi dan konektivitas global, di mana teknologi digital memfasilitasi akses dan distribusi karya, serta membuka dialog kritis yang responsif terhadap homogenisasi budaya dan dominasi teknologi.
Pameran yang dipusatkan di Galeri Pandeng FSMR ISI Yogyakarta itu digelar untuk umum pada jam kerja mulai 03 sampai 09 Juni 2025.
"Pameran karya dalam peringatan Dies Natalis ini memang intens dilakukan ISI Yogyakarta untuk menampilkan karya-karya hasil pembelajaran dari program studi yang ada, baik Fotografi, Film dan Televisi, dan Animasi, juga Produksi Film dan Televisi" kata Rektor ISI Yogyakarta Dr. Irwandi, M.Sn. di sela pembukaan pameran Jumat 02 Juni 2025 di AUVI Fakultas Seni Media Rekam.
Rektor mengatakan bahwa pameran dalam peringatan Dies Natalis ini diadakan tidak sekedar menjadi menjadi bahan evaluasi tentang bagaimana proses pembelajaran itu terjadi selama ini. Namun juga melihat bagaimana impact-nya terhadap masyarakat dengan adanya globalisasi dan teknologi yang ada.
Yang spesial dari pameran Dies tahun ini, FSMR ISI Yogyakarta merespon tema besar yang digagas institut dengan menggelar kolaborasi pameran fotografi bersama dengan ITHACA College, USA.
Puluhan karya fotografi mahasiswa ITHACA College ditampilkan bersama dengan karya-karya terbaik mahasiswa FSMR ISI Yogyakarta. Era digital membuka peluang kolaborasi lintas budaya yang sebelumnya sulit dilakukan, memungkinkan dialog antara identitas yang dinamis.
Seni tidak hanya sebagai sarana ekspresi namun sebagai cerminan kritis terhadap teknologi yang semakin modern seperti olah digital dan adanya kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI).
Keragaman karya yang ditampilkan diharapkan dapat membuka proses dialektika/diskusi seni yang hidup untuk membangun pemikiran tentang seni media rekam pada ranah industri kreatif.
Kebersamaan kolaborasi semacam ini tentunya akan semakin mempertegas keberadaan wacana seni media rekam di masyarakat, baik secara edukasi maupun dari segi apresiasi seni dalam spektrum yang lebih luas.
"Dari pameran karya seperti inilah masyarakat juga bisa semakin aware dengan keberadaan ISI Yogyakarta dan kita bisa memberikan manfaat kepada masyarakat, hal ini yang sedang kita bangun, bagaimana seni ini benar-benar bisa menginspirasi dan menyentuh hidup keseharian masyarakat," tutur Rektor.
Dalam pameran itu, kata Rektor, pihaknya mengundang masyarakat melihat lebih dekat ISI Yogyakarta. Hal serupa dilakukan ketika sebelumnya juga digelar layar tancep SEWONDERLAND di taman Fakultas Seni Media Rekam yang disambut antusias.
"Pada prinsipnya dari pameran pameran seni atas karya yang dihasilkan akan terus membangun sebuah ekosistem positif ke depan bagi dunia pendidikan, seni, dan masyarakat luas". Salah satu fokus kegiatan ini adalah mengajak seluruh civitas akademika untuk bersatu menuju Indonesia emas dengan menitikberatkan pada pengembangan kualitas sumber daya manusia.Proses akselerasi harus dilakukan dengan menyamakan persepsi, yakni satu visi dan satu misi untuk membangun SDM yang kreatif dan inovatif.
Adapun Ketua Panitia Fakultas Seni Media Rekam ISI Yogyakarta Heri Nugroho, M.Sn. menyatakan pameran ini menampilkan seratusan lebih karya fotografi, program televisi, film pendek, film dokumenter, desain karakter, concept art, film animasi, serta game karya mahasiswa dan dosen FSMR ISI Yogyakarta.
"ColARTboration" pada akhirnya adalah tentang merayakan keragaman, mendorong dialog, dan mempertegas bahwa di tengah arus konektivitas global, seni media rekam dalam segala bentuknya adalah wahana ekspresi yang inklusif dan demokratis.
Pameran ini juga merupakan contoh konkret bagaimana tantangan dalam kolaborasi internasional seperti perbedaan bahasa, budaya, dan metode kerja dapat diatasi melalui semangat dialog dan inovasi bersama, membuka jalan bagi masa depan kolaborasi seni yang lebih produktif dan bermakna.
Heri Nugroho, M.Sn mengatakan pameran ini merupakan representasi sekaligus proses pertanggungjawaban atas pembelajaran setahun terakhir.
Dengan partisipasi ini, masyarakat tidak hanya akan dapat melihat hasil kreatifitas mahasiswa, dosen dan civitas akademik yang ada di Fakultas Seni Media Rekam mengenai wawasan tentang perkembangan seni media rekam dan bagaimana teknologi terbaru dapat menginspirasi inovasi artistik.
Rangkaian kegiatan ini bertujuan hal yang baik dan positif secara akademis dengan masyarakat, untuk memperlihatkan bagaimana nantinya kontribusi seni terhadap kemajuan bangsa, dan mendorong diskusi serta kolaborasi antara seniman, akademisi, dan masyarakat luas.
Post a Comment