Direktur Sido Muncul Apresiasi Satpam Perusahaan Yang Penuhi Nazar Lari 140 KM Demi Anak
WARTAJOGJA.ID : Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat memberikan apresiasi pada Andreas Apriyadi, satpam di PT Sido Muncul yang memenuhi sebuah nazar untuk anaknya dengan aksi lari dari Ungaran, Semarang hingga Desa Ujungwatu, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng).
Dia menempuh jarak sekitar 140 kilometer untuk menuntaskan nazar atas keberhasilan anak sulungnya yang lolos seleksi TNI AL tanpa biaya.
Andreas memulai perjalanannya dari tempat kos dekat PT Sido Muncul pada Jumat (30/5/2025) pukul 15.00 WIB. Dengan perlengkapan sederhana — kaus, celana pendek, dan tas punggung berisi makanan ringan serta minuman — ia melangkah dengan tekad baja. Lelah, panas, dan beratnya langkah tak menghalangi semangatnya yang terus menyala.
Pada Minggu (1/6/2025) pukul 09.40 WIB, ia akhirnya sampai di depan SPBU Wedelan, Kecamatan Bangsri, Jepara. Tubuhnya memang terlihat lelah, namun sorot matanya memancarkan kebahagiaan dan kemenangan.
“Sebentar lagi sampai rumah,” katanya menyemangati diri, meskipun kakinya sudah berat.
Perjalanan ini bukan semata-mata tentang fisik, tetapi tentang cinta dan tekad seorang ayah yang ingin membayar janji kepada Tuhan dan dirinya sendiri.
Anak Andreas berhasil melewati seleksi TNI yang dikenal sangat kompetitif.
Ratusan ribu pemuda dari seluruh Indonesia berebut posisi terbatas. Untuk bisa lolos, seorang calon prajurit harus menunjukkan performa unggul dalam tes fisik, akademik, psikologi, dan kesehatan.
Dengan peluang kelulusan di bawah 10%, kesuksesan anak Andreas adalah prestasi luar biasa yang layak disyukuri. Oleh karena itu, ketika sang anak dinyatakan lolos, Andreas tidak ragu untuk menunaikan nazar lari pulang sejauh 140 km.
“Saya sadar itu. Karena ya saya berjanji jika anak saya berhasil menembus seleksi ketat TNI, saya akan berlari pulang ke rumah di Jepara,” ujarnya.
Ketika banyak orang mungkin memilih cara sederhana untuk merayakan kebahagiaan, Andreas memilih yang ekstrem dan penuh makna. Ia rela mengorbankan kenyamanan, waktu, dan tenaga untuk menunjukkan bahwa cinta sejati menuntut aksi nyata.
Perjalanan Andreas Apriyadi adalah bukti nyata bahwa cinta orang tua bisa menembus segala keterbatasan. Ia bukan hanya berlari sejauh 140 kilometer, tetapi juga berlari menembus batasan manusiawi demi menunaikan nazar dan menunjukkan rasa syukur yang mendalam.
Kisah ini akan terus hidup, bukan hanya di berita, tapi juga di hati siapa pun yang percaya bahwa pengorbanan adalah bahasa paling universal dari cinta.
Seperti kata Kahlil Gibran, cinta sejati memang bukan tentang memiliki, melainkan tentang memberi sepenuhnya tanpa pamrih. Andreas telah membuktikan bahwa ayah yang penuh cinta bisa menjadi pahlawan dalam diam — dengan langkah kaki, semangat yang tak padam, dan cinta yang tak terukur.
Cerita soal Andreas ini sampai juga ke telinga Direktur PT Sido Muncul, Dr. (H.C.) Irwan Hidayat, melalui pesan video yang dikirimkan oleh temannya.
"Saya kaget waktu tahu ada satpam kami lari sejauh itu. Saya tidak kenal sebelumnya, tapi saya merasa perlu memberikan apresiasi,” ujar Irwan Hidayat.
Sebagai bentuk penghargaan, Irwan memberikan uang tunai Rp10 juta dan 5 ekor kambing untuk diternakkan.
Bukan tanpa alasan, pemberian kambing ini terinspirasi dari pengalaman masa kecil Gubernur Jawa Barat Deddy Mulyadi yang pernah beternak kambing, serta kebiasaannya memberi kambing kepada orang-orang yang menginspirasi.
“Kalau kambing itu dipelihara dengan baik, bisa berkembang jadi puluhan. Saya juga pernah membantu orang lain dengan cara yang sama. Ini bentuk apresiasi saya yang kedua dengan memberi kambing,” jelas Irwan.
Bagi Andreas, hadiah itu adalah berkah tak terduga. Ia tak menyangka larinya yang sederhana dari Ungaran ke Jepara mendapat perhatian sedemikian besar.
Dalam kesempatan itu, Andreas juga sangat berterima kasih kepada PT Sido Muncul. Sebab telah membantu anaknya, Galang Amekal selama proses persiapan mendaftar menjadi anggota TNI Angkatan Laut.
”Saya sangat berterima kasih kepada PT Sido Muncul. Sudah dibantu anak saya persyaratan kesehatan. Mencabut empat gigi. Saya dapat asuransi perusahaan. Itu tidak murah. Itu menjadi suport luar biasa bagi anak saya,” ucap Andreas.
Di balik seragam satpam yang sederhana, ternyata tersimpan jiwa besar yang berlari jauh untuk merayakan sebuah kemenangan yakni keberhasilan seorang anak, dan ketulusan seorang ayah.
“Saya hanya ingin menunjukkan bahwa cinta seorang ayah tidak selalu diukur dari materi. Tapi dari seberapa jauh dia mau berlari demi bahagia anaknya,” tutup Andreas.
Post a Comment