News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Tiga Guru Besar Baru UAD Dikukuhkan,Dari Bidang Epidemiologi, Matematika Komputasi, Hingga Sastra Gender

Tiga Guru Besar Baru UAD Dikukuhkan,Dari Bidang Epidemiologi, Matematika Komputasi, Hingga Sastra Gender

WARTAJOGJA.ID : Tiga dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dikukuhkan sebagai guru besar dalam Sidang Terbuka Senat Sabtu, 17 Mei 2025, di Ruang Amphitarium, Gedung Utama Kampus IV UAD.

Mereka adalah Prof. Sulistyawati, S.Si., M.P.H., Ph.D. yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Epidemiologi dan Health System, Prof. Dr. Julan Hernadi, M.Si. dalam bidang Matematika Komputasi, serta Prof. Dr. Rina Ratih Sri Sudaryani, M.Hum. dalam bidang Sastra dan Gender.

Dalam paparannya Prof. Dr. Rina Ratih Sri Sudaryani, M.Hum. menyoroti
kajian sastra reformasi yang kuat dalam isu keadilan perempuan.

Ia mengangkat misalnya framming bagaimana mayoritas karakter perempuan dalam cerita rakyat selalu digambarkan dalam peran yang domestik, tidak berdaya, rela berkorban, serta seorang putri cantik yang menggantungkan hidup.

Sementara Prof. Julan menyoroti pengembangan kecerdasan buatan (AI) melalui kepakarannya di bidang komputasi. 

Julian memparkan perkembangan teknologi akan semakin canggih, karena sudah mengadopsi pendekatan
cognitive-science untuk bidang-bidang spesifik. Mereka tidak lagi lagi dilatih
dengan campuran data "sampah" dunia maya, tapi sudah "menyedot" langsung dari otak orang-orang cerdas seluruh dunia. Kehadiran komputer kuantum yang tidak lama akan membuat Al tambah "gila" lag
hebatnya. Komputasi kuantum yang bertumpu pada Aljabar Linear dan Struktur Aljabar sudah
sangat berkembang, tinggal tunggu komputernya.

Sedangkan Prof. Sulistyawati, S.Si., M.P.H., Ph.D. menyoroti peran strategis dalam mendorong sistem kesehatan terpadu berbasis riset.

Prof Sulistyawati menyoroti tantangan kesenjangan antara kebijakan dan ilmu  pengetahuan. Seringkali hasil penelitian tidak ter-translate secara 
baik dalam kebijakan dengan berbagai sebab. Hal ini terjadi karena 
dunia akademik dan praktisi memiliki interest yang berbeda dalam hal 
ini akademia sering kali menggeneralisir hasil penelitiannya 
sementera praktisi perlu hal yang lebih spesifik untuk mendukung 
pekerjaannya.

Rektor UAD Prof. Dr. Muchlas, M.T., dalam sambutannya mengaku bangga pada tiga guru besar baru UAD itu.

"Kami ucapkan selamat atas pengukuhan guru besar ini. Dengan pengukuhan ini, saat ini jumlah guru besar di UAD menjadi 52 orang," kata 
Rektor UAD Prof. Dr. Muchlas, M.T., dalam sambutannya.

Rektor menambahkan, saat ini sebanyak empat dosen UAD lainnya juga sedang menunggu Surat Keputusan (SK) pengangkatan sebagai guru besar. Menurut Rektor program pendampingan bagi para dosen untuk menuju jenjang guru besar terus dikawal pihak kampus.

"Dari sepuluh dosen yang didampingi semuanya sudah didaftarkan dan terus kami kawal,” ujarnya.

Muchlas menegaskan pentingnya peran guru besar dalam menjaga marwah institusi dan Muhammadiyah, serta mendorong hilirisasi riset. “Kemendikti Saintek telah mencanangkan ‘kampus berdampak’. Maka guru besar diharapkan berperan aktif agar UAD menjadi kampus yang memberi dampak, bukan terdampak,” tegasnya.

Prof. Setyabudi Indartono, M.M., Ph.D., Kepala LLDikti Wilayah V juga turut memberikan apresiasi. Ia menyebut bahwa ketiga guru besar yang dikukuhkan memiliki kapasitas luar biasa dan menjadi bukti bahwa gender tidak menjadi hambatan untuk berprestasi.

Selain itu, ia menargetkan percepatan peningkatan jenjang jabatan akademik dosen, khususnya bagi dosen Asisten Ahli dan tenaga pengajar di lingkungan UAD. “Kami harap tahun ini bisa diselesaikan, agar tahun depan prosesnya lebih lancar dan efisien,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala LLDikti juga memberikan apresiasi atas capaian UAD yang telah memperoleh akreditasi internasional AQAS untuk enam program studi. 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment