Kuliah Pakar MTI FTI UII Soroti Peran Teknik Industri di Era Kecerdasan Buatan dan Sistem Otonom
WARTAJOGJA.ID : Program Studi Teknik Industri, Program Magister Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta menggelar sesi Kuliah Pakar MTI FTI UII secara hybrid pada Rabu, 30 April 2025.
Kegiatan ini menghadirkan para praktisi, akademisi, dan pakar di bidangnya untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, serta perkembangan terkini dalam dunia industri dan teknologi.
Turut mengundang narasumber Prof. Ir. A. Harits Nu'man, M.T., Ph.D., IPU* selaku Guru Besar Universitas Islam Bandung (Unisba) dan juga Wakil Rektor 1 Unisba. Adapaun dari FTI UII menghadirkan Ir. Winda Nur Cahyo S.T., M.T., Ph.D, IPM., Asean.Eng selaku ketua Program Studi Teknik Industri, Program Magister FTI UII.
Prof. Ir. A. Harits Nu'man, M.T., Ph.D., IPU sendiri merupakan seorang dosen dan akademisi yang menjabat sebagai Wakil Rektor I Universitas Islam Bandung (Unisba).
Prof Harits juga seorang Guru Besar Universitas Islam Bandung (Unisba) di bidang ilmu Teknik Industri sebagai salah satu upaya untuk terus memperkaya wawasan dan keilmuan mahasiswa, dengan melaksanaan kuliah pakar yang merupakan salah satu agenda rutin yang diselenggarakan oleh program studi.
Dalam paparannya, Prof Harits menyoroti dunia teknik industri tengah mengalami transformasi besar seiring dengan semakin masifnya integrasi teknologi canggih dalam proses produksi dan operasional.
"Dua teknologi kunci yang mendorong perubahan ini adalah Artificial Intelligence (AI) dan Sistem Otonom, yang telah merevolusi cara industri bekerja, menjadikan proses lebih cerdas, efisien, dan adaptif," kata Prof Harits.
AI dan Sistem Otonom: Fondasi Baru Industri Modern
Prof Harits menyebut Artificial Intelligence memungkinkan sistem komputer untuk meniru kemampuan kognitif manusia seperti pembelajaran dan pengambilan keputusan. Sementara itu, sistem otonom memungkinkan entitas bekerja secara mandiri tanpa intervensi manusia.
"Sinergi antara keduanya membawa dampak signifikan bagi sektor industri, khususnya dalam hal otomatisasi yang lebih canggih, peningkatan produktivitas, kualitas output, dan fleksibilitas operasional," ungkapnya.
Menjawab Tantangan Global dengan Teknologi
Prof Harits juga mengatakan dunia industri kini menghadapi tantangan global seperti permintaan konsumen yang semakin dinamis, kebutuhan efisiensi biaya dan operasional, serta tekanan dari kompetisi global.
AI dan sistem otonom menawarkan solusi melalui kemampuan analisis big data untuk prediksi dan pengambilan keputusan cepat, serta otomatisasi yang mampu mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia dan meningkatkan keselamatan kerja.
Penerapan Nyata di Sektor Manufaktur
Dalam sektor manufaktur, teknologi AI telah diterapkan untuk pemeliharaan prediktif dan perencanaan produksi. Hasilnya, waktu henti produksi (downtime) menurun, dan throughput meningkat secara signifikan.
Selain itu, robot-robot yang bekerja secara otonom kini mampu menangani tugas-tugas seperti perakitan, pengelasan, pengepakan, hingga pengangkutan barang, sehingga perusahaan mampu memangkas biaya tenaga kerja dan meningkatkan konsistensi produk.
Percepatan Teknologi Penunjang
Prof Harits menuturkan kemajuan teknologi seperti komputasi awan (cloud computing), Internet of Things (IoT), serta penggunaan sensor pintar dan analisis data real-time, turut mempercepat proses implementasi AI dan sistem otonom di lini produksi.
Namun, transformasi ini tidak tanpa tantangan. Kompleksitas integrasi sistem, isu keamanan dan etika data, hingga kebutuhan tenaga kerja dengan kompetensi digital tinggi menjadi perhatian utama.
"Di samping itu, faktor sosial seperti penerimaan masyarakat, regulasi, dan standar industri juga menjadi aspek penting dalam proses transformasi ini," kata dia.
Menuju Produksi Adaptif dan Efisien
Prof Harits mengatakan AI kini memainkan peran penting dalam menciptakan sistem produksi yang adaptif.
Penggunaan machine learning untuk penjadwalan dinamis, pengoptimalan lintasan robotik, dan pengendalian proses adaptif mampu memangkas waktu proses hingga 25%, menurut studi Lee et al. dalam Journal of Manufacturing Systems (2020).
Industry 5.0: Kolaborasi Manusia dan Mesin
Prof Harits menambahkan transformasi ini mengarah pada konsep Industry 5.0, yang dicanangkan oleh Komisi Eropa pada 2021. Berbeda dengan era sebelumnya, Industry 5.0 menekankan pendekatan human-centric, sustainability, dan resilience.
Kolaborasi manusia dengan AI melalui collaborative robots (cobots), serta perhatian terhadap kesejahteraan pekerja dan dampak lingkungan, menjadi ciri utama pendekatan ini.
Menata Peran Manusia di Era Otomatisasi
Alih-alih menggantikan manusia, teknologi justru membuka peluang baru bagi pekerja untuk berfokus pada inovasi, kreativitas, dan pengambilan keputusan strategis. Strategi seperti reskilling dan upskilling tenaga kerja menjadi sangat penting agar manusia dapat beradaptasi dan berperan aktif dalam era baru industri ini.
Peran Insinyur Industri: Teknologi untuk Semua
Prof Harits mengungkapkan insinyur industri di masa depan dituntut tidak hanya untuk merancang sistem yang efisien, tetapi juga inklusif dan berorientasi sosial.
Mereka memiliki peran vital dalam menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan dampak terhadap manusia dan lingkungan.
"Visi ke depan jelas otomatisasi bukanlah pengganti manusia, melainkan penguat peran manusia di era industri baru," pungkasnya.
Sementara itu Ir. Winda Nur Cahyo S.T., M.T., Ph.D, IPM., Asean.Eng selaku ketua Program Studi Teknik Industri, Program Magister FTI UII mengatakan
kehadiran narasumber eksternal diharapkan mampu memberikan perspektif baru yang melengkapi materi perkuliahan reguler, sekaligus menjembatani antara teori dan praktik nyata di lapangan.
"Kuliah pakar ini tidak hanya menjadi sarana pembelajaran tambahan, tetapi juga sebagai ajang inspirasi bagi mahasiswa dalam menyiapkan diri menghadapi tantangan dunia kerja yang dinamis," kata Winda.
Dengan berbagai topik relevan dan aplikatif, kegiatan ini memberikan nilai tambah bagi proses pembelajaran serta mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis, adaptif, dan inovatif. Program Studi MTI FTI UII berharap pelaksanaan kuliah pakar ini dapat terus menjadi bagian penting dalam membentuk lulusan yang unggul, kompeten, dan siap bersaing di era transformasi digital.
Post a Comment