News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Cegah Makanan Terbuang, Yogya dan PHRI Sepakat Operasikan Food Bank

Cegah Makanan Terbuang, Yogya dan PHRI Sepakat Operasikan Food Bank

WARTAJOGJA.ID : Pemerintah Kota Yogyakarta mulai menerapkan kebijakan bertajuk Food Bank (Bank Makanan) Lumbung Mataraman pada Mei 2025 ini.

Kebijakan itu berupaya mencegah agar tak ada lagi makanan-makanan layak konsumsi berlebih dari hotel dan restoran yang terbuang percuma. Melainkan bisa dikemas lalu didonasikan untuk masyarakat yang membutuhkan.

Pemerintah Kota Yogyakarta bersama pelaku hotel dan restoran yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta pun telah meneken perjanjian bersama menjalankan kebijakan itu sejak akhir April 2025.

"Di Kota Yogyakarta terdapat banyak hotel dan restoran, apabila suatu saat ada makanan masih bagus tapi tidak terkonsumsi, itu bisa disalurkan lewat food bank ini,” kata Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, Jumat

Hasto menuturkan, food bank ini menjadi upaya menyelamatkan makanan berlebih di hotel maupun restoran agar tak berakhir menjadi limbah organik. Padahal di satu sisi, juga ada banyak masyarakat yang membutuhkan.

"Kami dari pemerintah siap untuk jemput bola untuk food bank ini," kata Hasto. 

Jadi misalnya ada makanan berlebih di suatu hotel atau restoran yang belum habis dikonsumsi, maka bisa langsung menghubungi pengelola food bank yang terkoneksi dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta. 

Nantinya makanan berlebih dari hotel dan restoran itu dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan. 

"Kami juga tidak ingin merepotkan pihak hotel dan restoran, kalau ada kelonggaran rezeki ada yang tidak dimakan tapi masih layak maka kami akan menerima itu,” kata Hasto.

Hasto menyebut salah satu kelompok yang menjadi sasaran donasi food bank ini tak lain kelompok lanjut usia dari kategori tak mampu. Jumlah lansia yang tidak bisa banyak beraktivitas di Kota Yogyakarta saat ini tercatat sebanyak 1.068. 

Hasto menuturkan, food bank di Kota Yogyakarta ini berbeda dengan lumbung pangan di kabupaten lain di Daerah Istimewa Yogyakarta yang umumnya memiliki lahan pertanian luas. Sehingga bisa menyimpan hasil panen padi bersama.

Ia menuturkan, dengan kondisi Kota Yogyakarta yang tidak punya pahan sawah luas, kondisi lumbung pangan itu bisa diciptakan dengan mengoptimalkan potensi yang ada. Salah satunya hotel dan restoran yang seringkali mengolah makanan untuk berbagai acara atau event.

Ketua PHRI Daerah Istimewa Yogyakarta Dedi Pranowo Eryono menuturkan hotel dan restoran di bawah naungan organisasi itu telah bersepakat mendukung food bank di Kota Yogyakarta.

Hanya saja, kata Deddy, pelaku hotel dan restoran akan memberikan dukungan sesuai kemampuan masing masing.

"PHRI DIY tidak bisa memaksa para pelaku usaha hotel dan restoran harus memberikan dalam jumlah tertentu, kami tetap serahkan pada kemampuan masing masing," kata dia.

Sebab, kata Deddy, setiap hotel dan restoran dalam menyediakan menu makanan tentu berhitung dengan kebutuhan dan biaya yang dikeluarkan. Sehingga kontribusi tiap hotel dan restoran tak bisa diseragamkan.

Hanya saja, ujar Deddy, kebijakan itu akan sangat membantu hotel dan restoran mendistribusikan makanan yang berlebih kepada yang membutuhkan.

“Kerjasama itu membantu hotel restoran lebih terarah dan terorganisir ketika mereka ingin mendistribusikan makanan berlebih yang masih layak," kata dia.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post

Post a Comment