Seminar Nasional BSA UAD: Peran Strategis Bahasa Arab Dalam Diplomasi Internasional
WARTAJOGJA.ID : Pada 6 Januari 2025, Program Studi Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan menggelar Seminar Nasional dengan tema “Berdiplomasi dengan Bahasa Arab” dengan pemateri Akhmad Masbukhin, Diplomat Ahli Madya dari Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Aspasaf, Kementerian Luar Negeri, yang membahas peran bahasa Arab sebagai alat strategis dalam hubungan diplomatik internasional.
Akhmad Masbukhin memaparkan lima Tugas diplomat dalam menjalankan perannya:
1. Representing the sending state
Mewakili pemerintah dan negara utuk berbagai macam pertemuan dan acara resmi yang bersifat internasional. Tidak hanya mewakili negara untuk hadir di acara-acara resmi, diplomat jga sering ditugaskan untuk beberapa kegatan lain, misalnya penerjemah, bekerja di kedutaan, kementerian Luar negeri dll.
2. Protecting the interest of the sending state and of its nationals
Bertanggung jawab untuk melindungi kepentingan negara dan warga negaranya yang berada di negara penerima, dalam batas yang diizinkan oleh hukum negara setempat dan hukum internasional.
3. Negotiating with the receiving state/organization
Diplomat mewakili negara dalam melakukan negosiasi dengan pemerintah negara penerima terkait isu-isu politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan
4. Reporting to the sending state
Menyampaikan laporan tentang situasi negara
5. Promoting friendly relations
Diplomat bertugas mempromosikan hubungan persahabatan dan mempererat kerja sama di berbagai bidang, seperti perdagangan, Pendidikan, budaya dan ilmu pengetahuan.
Bahasa arab memainkan peran penting dalam diplomasi internasional, khususmya di Kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, yang memiliki pengaruh besar dalam geopolitik dan ekonomi global. Beberapa keunggulan dan tantangan penggunaan bahasa Arab dalam diplomasi meliputi:
• Pengaruh budaya dan sejarah: Bahasa arab memiliki kekuatan besar dalam menyebarkan nilai-nilai budaya, sejarah, dan agama Islam yang menjadi bagian dari identitas global. Hal ini memperkuat soft power negara-negara Arab di dunia internasional
• Jumlah penutur yang besar: dengan jumlah penutur yag signifikan, Bahasa Arab memiliki cakupan luas dalam hubungan internasional, terutama di Kawasan yang memiliki kepentingan geopolotik tiggi seperti timur tengah dan afrika utara.
• Peran dalam ekonomi flobal: negara-negara berbahasa Arab, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar, memiliki peran penting dalam ekonomi global, terutama di sector energi. Bahasa Arab menjadi alat utama dalam komunikasi bisnis dan kerja sama ekonomi.
• Tingkat variasi dialek: salah satu tantangan terbesar dalam penggunaan Bahasa Arab adalah variasi dialek yang berbeda di setiapp negara. Meskipun bahsa arab standar modern (Fusha) digunakan secara resmi, dalam komunikasi sehari-hari perbedaan dialek dapat menciptakan hambatan komunikasi.
• Kurangnya penerjemah professional: meskipun Bahasa Arab adalah Bahasa resmi di banyak organisasi internasional, ketersediaan penerjemah professional yang mahir dalam terminology diplomasi masih terbatas.
Namun tantangan tetap ada, seperti variasi dialek, kurangnya penerjemah professional, dan dominasi Bahasa Inggris serta Prancis dalam diplomasi global.
Dalam kesimpulannya, Akhmad Masbukhin menekankan pentingnya modernisasi dan pengembangan sumber daya manusia dalam penguasaan bahasa Arab. Dengan integrasi teknologi dan pelatihan yang berkelanjutan, bahasa Arab akan terus menjadi alat strategis dalam diplomasi internasional.
Seminar ini tidak hanya memberikan wawasan kepada peserta, tetapi juga menginspirasi mahasiswa untuk memahami peran penting bahasa Arab dalam membangun hubungan antarnegara yang harmonis dan saling menguntungkan
Post a Comment