Trip to Freedom, Galang Dukungan Sivitas Akademika untuk Pembebasan Palestina
Yogyakarta - Penggalangan dukungan pembebasan Palestina terus tumbuh di Indonesia. Salah satunya dengan dilaunching acara Trip to Freedom di Univeritas Negeri Yogyakarta (UNY) pada Jumat, 13 September 2024 malam.
Acara Trip to Freedom diinisiasi oleh Atap Sinergi, yang dilaksanakan oleh UNY Students for Justice in Palestine" (UNYSJP), UKKI, FSLDK Jogja, Masmuja UNY, dan UKKI JAM UNY. Acara menghadirkan pemateri Muhammad Husein yang punya pengalaman di Gaza selama 12 tahun.
Husein mengatakan, Trip to Freedom ini menggambarkan bahwa perjuangan untuk membebaskan Palestina membutuhkan napas panjang. Ia berharap kegiatan ini dapat membantu masyarakat dunia untuk turut serta dalam perjalanan pembebasan Palestina.
Menurut dia, sebagai sesama manusia, harus membantu menghilangkan penjajahan di atas dunia, terutama karena Indonesia memiliki misi konstitusional seperti amanat Pembukaan UUD 1945, yakni "Sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan".
"Oleh karena itu, kita harus mengajak sebanyak mungkin orang untuk turut serta menghapus penjajahan di atas dunia, dalam konteks ini, penjajahan Israel terhadap Palestina," kata Husein.
Aksi solidaritas untuk Palestina di Indonesia selama ini sudah baik, seperti yang dilakukan melalui demonstrasi di jalan-jalan. Aksi ini harus terus berlanjut karena penjajahan masih terjadi. "Kita tidak boleh berhenti menyuarakan pembebasan Palestina. Kita tidak boleh hanya menggelar aksi solidaritas dan kemudian berhenti, tetapi harus terus digalakkan," katanya.
"Israel yang konsisten menjajah Palestina, maka kita juga harus konsisten memperjuangkan pembebasan Palestina," tegas pria asal Bogor ini.
Menurut dia, untuk mendorong pembebasan Palestina, harus menjangkau banyak elemen masyarakat. Aksi solidaritas dilakukan oleh berbagai elemen, termasuk di kampus-kampus, yang juga perlu digalakkan untuk melakukan edukasi secara intensif. "Kami berharap para akademisi bisa lebih vokal dan aktif dalam menyuarakan pembebasan Palestina," pintanya.
Ketua Panitia Trip to Freedom Akbar Nursidik menyatakan, ada tiga rangkaian acara dalam kegiatan ini. Mulai pada 6 September malam, seminar online atau Zoom yang digelar oleh International Networking for Humanitarian (INH).
"Hari ini, kami meluncurkan pembangunan kembali kota di Gaza yang akan dilakukan oleh Indonesia, bangunan-bangunan yang runtuh akan dibangun kembali. Pada sesi kedua (malam), mendengarkan kajian dari Ustaz Muhammad Hussen yang memiliki pengalaman 12 tahun di Gaza," jelasya.
Menurut dia, Trip to Freedom sengaja digelar di kampus Karena ingin menggalang dukungan dari sivitas akademika, agar mereka sadar bahwa isu Palestina perlu didukung dan dibela. "Sivitas akademika, sebagai kalangan intelektual, seharusnya memiliki kesadaran yang lebih besar terkait isu-isu ketidakadilan dan genosida seperti yang terjadi di Palestina," jelasnya.
Akbar mengatakan, UNY sudah ada UNYSJP, semacam gerakan mahasiswa yang fokus pada isu Palestina. Kegiatannya meliputi pembuatan konten edukasi di WhatsApp dan media sosial, bedah buku, pengadaan buku tentang Palestina, serta aksi-aksi solidaritas untuk Palestina. "Kegiatan rutin yang dilakukan adalah membuat konten edukasi," ungkapnya. (*)
Post a Comment