Teknologi Smart Sanitation Untuk Kota Yogyakarta
WARTAJOGJA.ID :(Data Dinas Kesehatan DIY tahun 2023 menunjukkan bahwa masih ada sekitar 3% penduduk DIY yang belum memiliki akses air bersih layak minum. Di samping itu, terdapat 66% yang belum memiliki jamban yang layak. Pengelolaan sanitasi di DIY masih terkendala oleh infrastruktur yang terbatas dan kurangnya pengetahuan serta kesadaran masyarakat. Teknologi smart sanitation dan penerapan circular economy diharapkan dapat menjadi solusi inovatif untuk meningkatkan pengelolaan sanitasi di DIY, termasuk Kota Yogyakarta.
Berkaitan dengan hal tersebut, KADIN DIY bersama Yayasan Pijar menandatangani Memorandum of Understanding (MoU), sekaligus Perjanjian Kerja Sama (PKS) khususnya mengenai penerapan teknologi smart sanitation yang inovatif untuk mendukung terwujudnya peningkatan kualitas lingkungan di DIY (Jumat, 28/06/24). Teknologi smart sanitation ini dirancang untuk mengoptimalkan pengelolaan air limbah yang bisa diolah sehingga bisa digunakan kembali, serta meminimalkan dampak lingkungan.
“Teknologi smart sanitation ini menggunakan teknologi tepat guna dengan tingkat komponen dalam negeri lebih dari 50%”, jelas Robby Kusumaharta (Wakil Ketua KADIN DIY) dalam sambutannya mewakili GKR Mangkubumi (Ketua Umum KADIN DIY). Menurut Robby, teknologi smart sanitation adalah kunci untuk mewujudkan ekonomi sirkular dan keberlanjutan lingkungan. “Penerapan teknologi smart sanitation merupakan salah satu wujud nyata implementasi prinsip 3P yaitu People, Planet, dan Profit," jelas Robby yang juga pengusaha senior di DIY.
Penandatanganan MoU antara KADIN DIY dan Yayasan Pijar antara kain dihadiri oleh Kusno Wibowo (Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY), Ferro Ferizka Aryananda (Direktur Eksekutif Yayasan Pijar), Hendra Gupta (Asian Institute of Technology/AIT, Bangkok Thailand), Rahadi Saptata Abra (Pengurus KADIN DIY dan aktivis lingkungan hidup) dan Tim Apriyanyo (Koordinator Sekretariat KADIN DIY). Kerjasama ini akan diwujudkan melalui pembangunan "smart sanitation" di 15 lokasi terpilih di DIY.
Tahap pertama telah disurvei dan akan dibangun di 10 lokasi di Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Lokasi termaksud adalah: (1) SMA Negeri 1 Teladan, (2). Rusunawa Graha Bina Harapan, (3). Rusunawa Bener, (4). Taman Pintar, (5). Jogja Expo Center (JEC), (6). Rusunawa Cokrodirjan, (7). Teras Malioboro 2, (8). Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY, (9). Pasar Beringharjo dan (10)_Kompleks Kepatihan Pemda DIY.
“Memantau dan mengelola sistem sanitasi secara lebih cerdas akan dapat menghemat air, energi, dan sumber daya lainnya, serta mengurangi pencemaran lingkungan”, Jelas Tim Apriyanto. Menurut Tim Aoriyanto, manfaat utama dari teknologi smart sanitation meliputi: (1) peningkatan kualitas air limbah, (2) peningkatan daur ulang dan penggunaan kembali, dan (3) pengurangan konsumsi energi. "Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah, komunitas, dan sektor swasta untuk menyebarkan teknologi smart sanitation dan mewujudkan lingkungan sirkular yang lebih berkelanjutan, " tegas Hendra Gupta selaku Project Expert dari AIT.
Kerjasama pembangunan smart sanitation merupakan kerjasama konsorsium organisasi nirlaba seperti Yayasan PIJAR, Yayasan Taher, Bill and Melinda Gate Foundation dan Asian Institute of Technology bersama KADIN DIY. Kerjasama kemitraan tersebut untuk mempromosikan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan. “Fokus konsorsium tersebut pada pengembangan dan penerapan solusi inovatif untuk mengatasi masalah lingkungan, seperti polusi air, pencemaran tanah, dan perubahan iklim”, jelas Y. Sri Susilo dari Media KADIN DIY dalam rilisnya kepada media.
Post a Comment