Teater Ada Karena Cinta: Drama Braille Dari Kisah Inspiratif Perjuangan Hidup
Yuda Wira Jaya yang berperan sebagai Wilson dalam pementasan Teater Braille berjudul "Ada Karena Cinta". (Foto: Hendro SB/Warta Jogja)
WARTAJOGJA.ID - Sebuah kisah nyata perjuangan hidup seorang difabel netra dan rungu yang juga kini mengidap tumor di tubuhnya sehingga menyebabkan dirinya lumpuh membuat Penulis Naskah sekaligus Sutradara bernama Yuda Wira Jaya tergerak hatinya dengan mendedikasikan melalui persembahan karya Theatre Braille bertajuk "Ada Karena Cinta".
Yuda, yang juga sebagai penyandang difabel netra memberikan kesempatan kepada komunitas netra untuk menghormati sahabatnya tersebut dengan drama cinta yang berkolaborasi bersama penyandang difabel maupun non difabel. Drama teater tersebut digelar di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada Minggu (22/4/2024) malam.
Ditemui usai pentas berlangsung, Jujuk Prabowo yang didapuk sebagai Supervisor dalam pementasan ini membeberkan, pada intinya di acara ini adalah tentang persoalan cinta kasih seorang sahabat yang sedang mengalami musibah. Sahabat ini bernama Wildan, selain dia netra dan rungu, Wildan juga menderita tumor di tubuhnya sehingga menyebabkan kelumpuhan.
"Maka ide gagasan ini dari sahabat kita Yuda tersebut dibuatlah sebuah naskah yang mana intinya adalah kita menyikapi atau memberikan semangat dan mendekatkan diri kepada teman-teman baik yang netra bahkan lumpuh untuk saling membantu," jelas Jujuk.
Para pemain yang terlibat dalam pementasan Teater Braille yang digagas oleh Yuda Wira Jaya. (Foto: Hendro SB/Warta Jogja)
"Jangan selalu kita meremehkan mereka-mereka yang menderita ini, harus selalu dimomong bersama-sama," sambungnya.
Jujuk menimpali hal itu sebagai upaya yang luar biasa dari mereka dalam pementasan Teater Braille. Komunitas Braille juga memiliki daya imajinasi yang tinggi, meski mereka tak bisa melihat namun bisa merasakannya melalui hati dan juga merasakan di telinga mereka.
Bahkan, pihaknya menegaskan jika yang terlihat normal terkadang mata dan hatinya merasa buta sehingga anggapan ini terkadang menjadi salah. Baginya, persepsi semacam ini perlu diperbaiki oleh siapapun utamanya dalam memahami teman-teman yang netra maupun rungu di masyarakat.
"Justru sekarang harus kita balik, telinga menjadi rasa dan hati menjadi mata," tegas Jujuk.
Dalam pementasan ini pun, Jujuk menilai jauh lebih baik dengan menampilkan konsep yang dibangun secara faktual atau sesuai fakta yang ada. Sebab, jika masyarakat peka akan kejadian seperti ini maka akan sangat dengan mudah dipahami situasi dan kondisinya.
Karena itu, Jujuk berpesan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pementasan ini agar memberikan ruang yang benar-benar sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Masyarakat sendirilah yang bisa memahami dan menilai bahwa mereka (penyandang difabel) bisa melakukan yang terbaik selama hidupnya, artinya perjuangan hidup yang sangat berat.
"Berikanlah ruang dan kesempatan kepada mereka, lihatlah dengan hati bukan mata untuk mereka," harap Jujuk. (*)
Yuda Wira Jaya yang berperan sebagai Wilson dalam pementasan Teater Braille berjudul "Ada Karena Cinta". (Foto: Hendro SB/Warta Jogja)
Post a Comment