News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Yogya Branding Angkringan Dengan Jargon Echo

Yogya Branding Angkringan Dengan Jargon Echo



WARTAJOGJA.ID : Sebagian orang yang pernah menyambangi Kota Yogyakarta pasti pernah melihat atau juga menjajal makan makanan yang dijajakan di angkringan. 

Angkringan merujuk gerobak makan pinggir jalan yang dilengkapi tenda terpal, kursi panjang atau tikar lesehan untuk makan minum. Ciri khasnya yakni nasi bungkus porsi kecil, aneka sate dan gorengan, dan teko air atu ceret berjumlah dua hingga tiga buah.

Merebaknya usaha angkringan itu dilirik Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta sebagai satu bagian geliat pariwisata. Karena juga kerap menjadi jujugan wisatawan seperti saat transit menunggu bus atau baru turun dari bus di titik pemberhentian dekat destinasi.

"Angkringan menjadi bagian penggeliat sektor wisata di Yogya, maka perlu mulai dipikirkan strategi branding angkringan itu," kata Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya Senin 30 Oktober 2023.

Branding angkringan ini, kata Aman, lebih untuk meningkatkan kualitas angkringan itu. Agar usaha kecil mikro menengah atau UMKM itu juga berkelanjutan.

Upaya tersebut ditempuh dengan strategi inovasi branding Echo atau akronim Enak Cetho atau Enak dan Jelas.

"Dari branding Echo ini agar para penjual angkringan dapat meningkatkan mutu pangan sehingga berdampak pada tingkat kepercayaan konsumen dan wisatawan dalam mengkonsumsi makanan dan minuman yang dijual," kata dia.

"Selain itu juga untuk meningkatkan kualitas wisata kuliner di Kota Yogya khususnya pada angkringan dengan konsep angkringan sehat," imbuhnya.

Menurutnya salah satu faktor utama yang diperhatikan wisatawan dalam memilih kuliner angkringan adalah kebersihannya.

Untuk itu diperlukan sebuah standar kebersihan untuk meningkatkan kualitas wisata kuliner angkringan agar dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap menu di angkringan.

Aman menjelaskan penentuan pemberian branding ini dilakukan dengan beberapa indikator. 

Kualitas enak diukur dengan uji organoleptik sedangkan standarisasi cetho PKL angkringan diukur melalui form skor keamanan pangan (SKP).

Sementara uji cemaran mikroba menggunakan analisis kuantitatif bahan pangan dengan metode total plate count (TPC).

Dipilihnya angkringan, lanjutnya, lantaran angkringan menjadi salah satu ikon wisata kuliner di Kota Yogyakarta.

"Keistimewaan angkringan karena suasana kekeluargaan antar penjual dan pembeli membuat kuliner ini sangat digemari wisatawan," kata dia.

Pada tahap branding ini dipilih 10 angkringan yang jadi prioritas. Sebanyak 10 angkringan tersebut diminta melakukan aktivitas memasak di tempatnya berjualan. 
Di mana makanan yang disajikan bukan titipan atau sudah diolah pedagang sejak dari rumah.

Strategi inovasi branding Echo ini dinilai penting, lewat sosialisasi, monitoring dan evaluasi, agar terwujudnya angkringan sehat di Kota Yogya. 

"Nantinya inovasi Echo kami terapkan bertahap di seluruh angkringan Kota Yogya, dari Dinas Kesehatan Kota Yogya juga akan dilibatkan lewat tenaga atau ahli gizi yang sudah terlatih," kata dia.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment