Universitas Alma Ata Yogya Gelar Konferensi Internasional, Angkat Tantangan Industri 5.0
WARTAJOGJA.ID : Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta menggelar konferensi internasional bertajuk The 1st Alma Ata International Conference on Education (AAICE) 2023 : Education for Sustainable Development Awareness Toward Society 5.0 di kampus setempat Sabtu (16/9/2023).
Dalam forum yang diikuti ribuan peserta itu, sejumlah pakar pendidikan kenamaan dari dalam negeri dan kampus mancanegara turut menjadi pemateri.
Rektor Universitas Alma Ata
Prof. Dr. Hamam Hadi, MS., Sc.D., Sp.GK. dalam sambutannya mengatakan ada sejumlah tantangan berat bagi dunia pendidikan menghadapi revolusi industri 5.0.
"Hari ini dan masa yang akan datang, ketika kita berada di era disrupsi, di era revolusi industri 5.0, kita menghadapi tantangan karena pesatnya perkembangan teknologi informasi yang melahirkan banyak proses disruption," kata Hamam.
"Saat kita bicara disrupsi, kita akan diberi dua pilihan apakah ke depan kita akan menjadi orang yang punya peran mendisrupsi atau hanya menjadi korban proses disrupsi itu," ujar Rektor.
Tak bisa dipungkiri, kata Rektor,
umumnya bangsa-bangsa berkembang adalah korban proses disrupsi itu.
Kondisi menjadi tugas berat dunia pendidikan, untuk mendidik generasi saat ini, apakah di masa datang bisa melahirkan orang orang yang mampu berperan dalam proses disrupsi itu. Seperti para pionir teknologi informasi antara lain Elon Musk (CEO SpaceX), Bill Gates (pendiri Microsoft), juga Mark Zuckerberg (Facebook). Atau malah sebaliknya, mengantarkan generasi menjadi korban disrupsi teknologi informasi.
"Elon Musk, Bill Gates, juga Mark Zuckerberg baru baru ini diundang Kongres Amerika untuk merumuskan bagaimana kehidupan di masa mendatang ketika Artificial Intellegence (AI- kecerdasan buatan) sudah ada di tengah tengah dan menjadi bagian tak terpisahkan kehidupan kita," kata Rektor.
Oleh sebab itu, lanjut Rektor, ketika AI sudah menjadi bagian tak terpisah kehidupan manusia, termasuk dalam dunia pendidikan, maka hal hal itu yang musti dipersiapkan dengan baik, bagaimana ekosistem dunia pendidikan bisa berkelanjutan mencapai hasil yang diinginkan.
Rektor pun menceritakan pengalamannya sepulang dari menyambangi almamaternya Johns Hopkins University (JHU) di Amerika Serikat belum lama ini. Rektor yang merupakan lulusan tahun 1997 itu mencoba menyambangi bagian perpustakaan kampus yang dulu semasa kuliah kerap didatanginya itu.
"Ternyata perpustakaan di sana (Johns Hopkins University) kondisinya sudah sangat berbeda saat ini, tidak lagi ramai orang seperti dulu, koleksi buku dan jurnal sudah berganti dengan chip-chip, dan hanya dibantu 2-3 petugas saja yang melayani," kata Rektor.
Rektor pun menuturkan, para pendidik dan generasi saat ini harus bersiap dengan perubahan perubahan akibat transformasi teknologi semacam itu. Di mana di masa mendatang kemungkinan tenaga manusia sudah digantikan dengan robot robot dengan sistem AI.
"Tugas pendidik dan dunia pendidikan harus bisa membekali generasi saat ini dengan apa yang nanti kiranya akan dialami di jamannya, kita harus ajarkan apa yang nanti dihadapi mereka di masa depan," pungkas Rektor.
Dalam konferensi internasilnal itu hadir pembicara baik dalam negeri maupun mancanegara.
Seperti Dr. Wahyudi selaku
Director of SEAMOLEC, Indonesia yang membawakan materi "Unlocking the Digital Ecosystem for Sustainable Education and Community Development". Ada pula Prof. Masami Isoda, Ph.D dari
University of Tsukuba, Jepang yang membawa materi "Mathematical Literacy For Digital Era".
Selain itu ada adapula Kok Min Ng, Ph.D dari Casio, Singapore yang membawakan materi
EdTech tools and TPACK in mathematics education. Juga Prof. Dr. Tomita Akahiko,
Wakayama University, Japan dengan materi Science Learning in Elementary School.
Sedangkan pembicara Muhammadafeefee Assalihee, Ph.D
Prince Songkla University, Thailand
membawakan paparan bertajuk
Enriching Educational Excellence for Sustainable Development (3ESD): A Case Study of Integrating Islamic Science Curriculum of Islamic Sciences Demonstration School, Prince of Songkla University, Thailand.
Lalu Dr. Andreas Daniel Matt selaku
Chief Executive Officer Bei Imaginary, Berlin, Germany berbicara soal AI in Mathematics.
Adapun Prof. Zsolt Lavicza dari
Johannes Kepler University, Austria
membawakan materi Advancing STEAM Education Through New Technologies and Pedagogies. (Cak/Rls)
#AlmaAtaYogyakarta
#KonferensiInternasional
Post a Comment