Pertamina Hadirkan Pasar Sabtu Minggu Kali Ledek Dan Luncurkan Program Umkm
WARTAJOGJA.ID: Pertamina berkomitmen untuk terus menggerakan ekonomi masyarakat melalui pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) hingga ke pelosok desa.
Bertempat di bantaran Kali Ledek, Maguwoharjo, Sleman, CSR PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Foundation menghadirkan Pasar Sabtu Minggu Kali Ledek dan program pengembangan UMKM milik wirausaha perempuan, PFpreneur, yang juga diresmikan langsung oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas dan Bupati Sleman Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo.
Mengenakan pakaian tradisional Jawa, 61 UMKM wirausaha perempuan, terdiri dari 39 UMKM warga sekitar bantaran, 8 binaan Dinas Koperasi dan UKM Sleman, 6 binaan Pertamina Foundation, dan 6 binaan Pemerintah Provinsi DIY, menjajakan aneka jajan tradisional seperti sego gurih gudangan, bongko kopyor, ayam ingkung, getuk, dawet, jamur kunir asem dan aneka lainnya. Adapun juga mereka menampilkan kerajinan tradisional dan daur ulang di pasar ini, mulai dari tenun hingga kerajinan tie dye, kulit, dan daur ulang. Total transaksi yang diperoleh pada penyelenggaraan pertama pasar ini mencapai lebih dari Rp 70 juta.
Kemeriahan Pasar Sabtu Minggu Ledek juga diisi oleh perlombaan untuk anak-anak dan warga setempat, senam Sleman Bangkit, business matching, bincang-bincang dan peragaan produk UMKM. Adapun dilakukan juga sosialisasi sekaligus lomba memasak menggunakan Bright Gas oleh PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah.
Pada kesempatan yang sama, diadakan juga peluncuran program pengembangan UMKM wirausaha perempuan dari seluruh Indonesia, PFpreneur. Berjalan selama tiga tahun, PFpreneur telah memberikan pelatihan kepada 3000 lebih wirausaha dengan memberikan akses permodalan kepada sekitar 300 wirausaha perempuan.
Selain mendapat akses permodalan, para binaan PFpreneur juga mendapatkan pendampingan lanjutan dan kesempatan untuk mengisi pameran atau kegiatan dari Pertamina. PFpreneur menjawab permasalahan pelaku UMKM lokal dengan memberikan akses permodalan, pelatihan intensif mulai dari tentang pemasaran digital, legalitas, pembukuan keuangan, hingga branding produk.
Presiden Direktur Pertamina Foundation Agus Mashud S. Asngari menjelaskan, Pasar Kali Ledek dan PFpreneur menjadi inisiatif untuk memperkuat pasar tradisional dan UMKM daerah agar menjadi etalase produk unggulan lokal.
‘’Keduanya memiliki semangat untuk memperkuat pasar tradisional dan UMKM daerah agar menjadi etalase produk unggulan lokal. Dengan menghadirkan Pasar Kali Ledek dan PFpreneur, kami akan menggerakan ekonomi desa setempat dengan menyediakan wadah untuk masyarakat berjualan serta membina UMKM masyarakat sehingga mampu menghasilkan produk unggulan. Kami berharap, dengan dukungan berbagai pihak, khususnya Dinas Pariwisata Sleman, Pasar Kali Ledek mampu menjadi pilot project pasar tradisional yang dikelola secara modern dan destinasi wisata ke depannya,” kata Agus, Minggu (17/9).
GKR Hemas menyambut antusias kehadiran Pasar Kali Ledek, terlihat dengan menghampiri dan menyapa satu per satu UMKM yang tampil. GKR Hemas juga berpesan supaya Pertamina Foundation terus memberikan pendampingan kepada pelaku UMKM di Yogyakarta sehingga mampu menghasilkan banyak produk unggulan lokal.
‘’Terima kasih kepada Pertamina melalui Pertamina Foundation telah berhasil mengemas bantaran Kali Ledek ini menjadi tempat yang menarik, ramai dikunjungi, dan produknya berpotensi menjadi unggulan karena produk yang ditampilkan juga telah melalui proses kurasi. Kami harapkan pasar ini terus diadakan untuk masyarakat dan dua sampai tiga kali pameran, kualitas produk semakin meningkat dan mampu benar-benar menjadi unggulan lokal. Kami berharap Pertamina Foundation terus mendampingi para pelaku UMKM di sini,’’ ungkap Hemas.
Dalam rangkaian acara Pasar Kali Ledek, dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Pertamina Foundation dengan Pemerintah Kabupaten Sleman tentang pemberdayaan masyarakat. Bupati Sleman menyampaikan, kerja sama mencakup pemberdayaan UMKM wirausaha perempuan, beasiswa pendidikan, pengembangan desa energi, dan pengembangan proyek di bidang pengelolaan sampah.
‘’Terima kasih telah mengangkat peran perempuan-perempuan dikota Sleman, melalui pendekatan ekonomi melalui Pasar Kali Ledek dan PFpreneur, sosial lewat binaan Mutiara Grahita, ke depannya pendidikan dengan beasiswa, dan lingkungan lewat desa energi dan pengelolaan sampah. Kami dari pihak Pemkab Sleman terbuka dengan program-program corporate social responsibility (CSR) Pertamina untuk bisa diimplementasikan demi kesejahteraan masyarakat Sleman,’’ ungkap Kustini.
Agus menyampaikan, ke depan Pasar Kali Ledek akan dikelola secara mandiri oleh warga melalui pendampingan dan pembinaan, seperti digital marketing dan branding. Selain itu, pasar berbasis komunitas lokal ini juga akan direplikasi di Desa Energi Berdikari sehingga tidak hanya mandiri secara energi melainkan juga ekonomi.
"Dulu lokasi ini hanya lahan kosong untuk pembuangan sampah liar, tapi setahun terakhir ini pelan-pelan ditata bersama warga dan jadi destinasi kuliner," kata tokoh warga setempat Nurcholis Suharman dalam peluncuran resmi Pasar Kali Ledek itu Minggu.
Nurcholis menuturkan, Kali Ledek yang berada di Kabupaten Sleman sisi tengah itu, memiliki kisah tersendiri dan sempat menjadi pusat kegiatan seni dan budaya di masa silam.
"Dari cerita turun temurun, tempat ini ditemukan karena ada penduduk desa saat itu berusaha mencari tempat sakral yang bisa memberikan inspirasi kepada semua seniman di desa itu untuk berkesenian," kata Nurcholis yang juga anggota DPRD DIY itu.
Usaha pencarian tempat suci itu pun membuahkan hasil. Di area itu ditemukan sendang alias sumber mata air, yang airnya tak pernah surut meski musim kemarau. Air di sumber itu alirannya mengalir dengan lembut dan memancarkan aura ketenangan. Sehingga para seniman kerap bermeditasi di dekat sumber air itu sebelum pentas.
"Tempat ini konon dianggap menjadi tempat menggembleng diri para seniman, agar seni yang mereka tampilkan bisa lebih indah dan penuh penjiwaan," imbuh Nurcholis.
Namun sekitar beberapa tahun lalu, kawasan itu seperti kurang terawat. Hingga memasuki tahun 2022, sejumlah pengurus desa mulai berinisiatif menatanya kembali dengan konsep pasar wisata transit. Dengan sasaran para pesepeda atau pelancong yang menyukai jajanan tradisional.
"Selain dari pemerintah daerah kami juga melibatkan swasta untuk menata kawasan ini, seperti dari Pertamina Foundation," kata Nurcholis.
(Cak/Rls)
Post a Comment