News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Lulusan Terbaik Magister FTI UII Paparkan Implementasi Aplikasi Telemedicine

Lulusan Terbaik Magister FTI UII Paparkan Implementasi Aplikasi Telemedicine


WARTAJOGJA.ID : Lulusan terbaik dari program Magister Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta menganalisis feedback yang diberikan masyarakat atas aplikasi layanan kesehatan berbasis teknologi (Telemedicine) yang memiliki pengguna tinggi terutama pada masa pandemi Covid 19.

Alumni Konsentrasi Sain Data Program Studi Informatika, Program Magister FTI UII, Siti Mutmainah mengatakan, Telemedicine terutama yang berbasis android, menjadi salah satu solusi dalam pelayanan kesehatan. 

Pandemi COVID-19, khususnya di Indonesia, membuat penggunaan dan perkembangan aplikasi telemedicine meningkat. 

Dalam kondisi tersebut, aplikasi telemedicine memberikan dampak positif terhadap sehingga pelayanan kesehatan yang dapat terus bisa diberikan. Sehingga dimungkinkan meski Pandemi telah dicabut namun kemudahan yang didapatkan dalam aplikasi tersebut, tidak akan ditinggalkan begitu saja.

Untuk itu, analisis feedback pengguna aplikasi serta memahami opini sentimen dan pengalaman pengguna, dapat membantu meningkatkan kualitas aplikasi. Dengan menggunakan analisis sentimen dan analisis dari pemodelan topik feedback untuk dapat mendeskripsikan topik-topik yang terdapat pada kelompok sentimen pengguna, sehingga, sehingga dapat dilihat konstruksi opini sentimen positif dan negatif dari pengguna.

"Penelitian ini melakukan analisis sentiment dan pemodelan topik pada feedback pengguna platform Android aplikasi telemedicine berbahasa Indonesia. Sumber data yang dikumpulkan merupakan feedback dari lima 5 aplikasi telemedicine terkemuka yaitu Yesdok, SehatQ, Klikdokter, Hallodok, Alodok," kata Siti Mutmainah, dalam jumpa persnya secara daring, Rabu (2/8/2023).

Menurut Siti, pemodelan analisis sentimen, menggunakan BiLSTM (Bidirectional Long Short-Term Memory). BiLSTM memiliki kinerja yang lebih baik dalam memahami konteks kalimat daripada LSTM karena memiliki dua layer proses pembelajaran (maju dan balik).

"Pemodelan topik terhadap kelompok sentimen dilakukan menggunakan LDA atau Latent Dirichlect Allocation. Hasil scraping feedback pengguna didapatkan 244 ribu, data dari ke-lima aplikasi telemedicine, feedback yang terkumpul dikumpulkan exploratory data dan dilakukan exploratory dan pelabelan menggunakan kamus lexicon InSet," ucap Siti.

Hasilnya, pelabelan data yang dikumpulkan dari ke-5 aplikasi telemedicine sentimen pengguna lebih banyak positif yaitu 91,6%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aplikasi yang tersedia berhasil memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan label data mengalami imbalance antar kelas, kelas sentiment positif 91,6%, neutral yaitu 1,2% dan negatif yaitu 7,2%.

Meski cukup tinggi segmen positifnya, terdapat dua sisi negatif yang patut mendapatkan perhatian yaitu pada keluhan pengguna pada topik sentimen negatif pada Price atau pembayaran berhasil namun tidak dapat menggunakan layanan, dan promotion, Broadcast telepon asuransi dan permintaan data pribadi.

"Sentimen negatif meski tidak cukup besar namun bisa menjadi acuan referensi dalam pengembangan Telemedicine kedepannya. Sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat meningkat dan proses mendapatkan layanan kesehatan terpenuhi," ujar Siti.

Ketua Program Studi Informatika, Program Magister FTI UII, Irving Vitra Paputungan menyampaikan, analisis yang dilakukan lulusan terbaik UII,  dengan IPK 3,83 menjadi ikhtiar dari lulusan untuk memberikan kontribusi bagi akademik dan masyarakat.
"Kita patut berbangga dan bersyukur, ada ikhtiar terbaik yang didedikasikan dan terbukti tangguh memberikan kontribusi bagi Akademik dan Masyarakat.

Saat inilah para peran alumni Magister Informatika FTI UII makin meneguhkan kiprahnya di tengah masyarakat," kata Irving Vitra Paputungan.

Sedangkan, Dosen pembimbing I, Ketua Program Studi Informatika – Program Sarjana FTI UII, Dhomas Hatta Fudholi menyebutkan, analisis yang digambarkan diharapkan menjadi acuan suatu kebijakan dari pemerintah maupun dalam pengembangan aplikasi Telemedicine.

Karena dijelaskan, Dhomas Hatta Fudholi seiring perkembangan teknologi dan tingginya kepedulian masyarakat terhadap kesehatan, aplikasi Telemedicine akan terus dimanfaatkan meski pandemi Covid 19 telah dicabut.

Pihaknya pun menilai, aplikasi Telemedicine selayaknya terdapat kebijakan dari pemerintah yang mengaturnya, karena merupakan aplikasi yang penting karena menyangkut kesehatan masyarakat.

"Aplikasi Telemesicine itu krusial, karena berhubungan dengan kesehatan sehingga jangan apa adanya, harus ada kebijakan khusus. Kita bandingkan dengan aplikasi keuangan ada lembaga pengawasan khusus," kata Dhomas Hatta Fudholi.
Sehingga diharapkan monitoring dan kelayakan dari semua fitur dan fungsional yang ada dapat berfungsi secara baik karena domain kesehatan sangat penting, bagi masyarakat.

Sementara, analisis ulasan yang diambil hanya berbahasa Indonesia pada kelima aplikasi Telemedicine, beberapa keluhan pengguna pada topik sentimen negatif yaitu Process: Topik 2 (koneksi internet), Topik 4 (Gagal masuk aplikasi), Topik 5 (Pembelian Obat), Topik 6 (Keamanan Data), Topik 7 (Kode Verifikasi), Topik 11 (Auto Debit). 
People: Topik 3 (Dokter tidak solutif), Topik 8 (CS tidak ada konfirmasi pemotongan), Topik 9 (CS kurang responsif mengenai berhenti layanan), Topik 10 (Dokter Spesialis).
Price: Topik 1 (Pembayaran berhasil namun tidak dapat menggunakan layanan) dan Promotion: Topik 12 (Broadcast telepon asuransi dan permintaan data pribadi).

(Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment