News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Terus Bergerak Untuk Kemanusiaan, HUT Ke-71 Sido Muncul Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis di Pontianak

Terus Bergerak Untuk Kemanusiaan, HUT Ke-71 Sido Muncul Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis di Pontianak


PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk lewat Suplemen Kesehatan Kuku Bima memberikan bantuan sebesar Rp 350 juta untuk operasi bibir sumbing anak-anak di Pontianak, Jumat (11/11/2022). (ist)

WARTAJOGJA.ID - Merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-71, Sido Muncul melalui brand suplemen kesehatan Kuku Bima bekerja sama dengan Smile Train memberikan bantuan operasi bibir sumbing dan langit-langit. 

Operasi tersebut dilakukan di RSUD Dr. Soedarso Pontianak, Kalimantan Barat.

Bantuan biaya pengobatan senilai Rp 350 juta diserahkan oleh Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat kepada Country Manager and Program Director Smile Train Indonesia Deasy Larasati secara simbolis melalui siaran daring dari Jakarta dan Pontianak, Jumat (11/11/2022).

Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat menyampaikan pihaknya menaruh perhatian serius terhadap masalah bibir sumbing di Indonesia. Untuk itu, Sido Muncul rutin memberikan bantuan operasi bibir sumbing dan langit-langit kepada masyarakat yang membutuhkan.

Irwan mengungkapkan tahun ini Sido Muncul sudah enam kali memberikan bantuan operasi bibir sumbing di berbagai wilayah. Khusus di momen perayaan HUT ke-71 Sido Muncul, bantuan diberikan di beberapa daerah, termasuk Pontianak.

"Untuk perayaan ulang tahun ke-71 ini kami menggelar berbagai kegiatan, ada di Semarang, di Jakarta juga. Di Jakarta ini kami memberikan bantuan operasi bibir sumbing ke RSUD Dr. Soedarso di Pontianak. Ini adalah keenam kali (bantuan operasi bibir sumbing Sido Muncul) tahun ini," tutur Irwan di Kantor Sido Muncul, Jakarta Selatan, Jumat (11/11/2022).

Irwan mengatakan secara total pasien yang mendapatkan bantuan operasi bibir sumbing dari Sido Muncul berjumlah 302 orang. 

Adapun di RSUD Dr. Soedarso Pontianak operasi dilakukan secara bertahap. Tahap pertama dilakukan operasi untuk 10 orang dan secara total nantinya ada 50 orang yang mendapatkan operasi bibir sumbing dan langit-langit gratis.

Irwan mengulas masih banyak masyarakat penderita bibir sumbing yang belum bisa mendapatkan akses untuk mendapatkan tindakan operasi. Selain itu, ada sejumlah hambatan yang menurut Irwan membuat masyarakat kesulitan untuk mendapatkan tindakan penyembuhan bibir sumbing.

"Saya rasa mungkin kesulitan mereka adalah mereka tahu (layanan operasi bibir sumbing), tapi ongkos ke sana (rumah sakit) tidak ada. Nanti coba saya bicarakan sama Smiletrain atau institusi TNI/Polri karena kan mereka punya akses ke desa-desa," tutur Irwan.

"Kalau ada mereka yang seperti itu (butuh bantuan) lapor ke Smile Train nanti kami biayai perjalanannya," ungkap Irwan.

Country Manager Smile Train Indonesia Deasy Larasati menyampaikan Smile Train adalah salah satu NGO yang berfokus pada penanganan bibir sumbing yang dilakukan secara berkelanjutan. Ia menuturkan ada beberapa tantangan penanganan bibir sumbing di Indonesia. Selain biaya, akses informasi juga belum merata.

"Dari tahun 2019 sudah ada 582 pasien yang dibantu. Dan tantangan kami tentunya adalah sosialisasi atau awareness kepada pasien-pasien yang berada di remote area," ungkap Deasy.

Deasy pun berterima kasih kepada pihak-pihak yang aktif membantu upaya penanganan pasien bibir sumbing di Indonesia. Salah satunya Sido Muncul yang memberikan bantuan penanganan bibir sumbing.

"Saya ucapkan terima kasih kepada PT Sido Muncul yang dalam 3 bulan ini sudah membantu 200 operasi untuk beberapa pasien," ungkap Deasy.

Ketua Tim Dokter Mitra Smile Train Program Baksos Operasi Bibir Sumbing Pontianal Dr. drg. Andi Setiawan Budihardja mengatakan prevalensi kejadian bibir sumbing di Indonesia cukup tinggi. 1 dari 650 kelahiran berisiko mengalami bibir sumbing. 

Menurutnya, penanganan bibir sumbing yang dilakukan Smile Train didukung Sido Muncul akan sangat bermanfaat buat para pasien bibir sumbing yang sulit mengakses layanan pengobatan.

"Problem bibir sumbing bukan hanya berpengaruh kepada estetika kecantikan, tapi problemnya juga problem psikososial dan problem berbicara. Karena pasien langit-langit itu suaranya sengau, sehingga kuliahnya nggak baik, sekolah mengalami hambatan sehingga pasien demikian perlu mendapatkan penanganan medis dengan timing yang tepat, dengan cara yang tepat," tutur drg. Andi.

"Kita juga berterima kasih kepada Smile Train, PT Sido Muncul untuk support yang luar biasa," tutur drg. Andi. (Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment