News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Dinas Kebudayaan Gelar Temu Karya Sastra, Diikuti 80 Siswa SMA Hingga Mahasiswa

Dinas Kebudayaan Gelar Temu Karya Sastra, Diikuti 80 Siswa SMA Hingga Mahasiswa


Temu Karya Sastra bertema Daulat Sastra Jogja yang berlangsung di Sanggar Anak Alam (Salam) Nitiprayan, Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

WARTAJOGJA.ID: Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar Temu Karya Sastra yang mengusung tema Daulat Sastra Jogja yang berlangsung di Sanggar Anak Alam (Salam) Nitiprayan, Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

Workshop berlangsung enam hari, setiap Selasa dan Kamis hingga akhir Juni. Diikuti 80 orang peserta, siswa SMA hingga mahasiswa semester 4 dari wilayah DIY.

Acara yang berlangsung pertengahan Juni hingga Juli diisi workshop, lomba dan kegiatan pentas.

"Workshop diisi tiga materi yaitu penulisan puisi, cerita pendek dan naskah lakon," kata pengarah kegiatan Temu Karya Sastra Adhi Yohanes Satiyoko Selasa 14 Juni 2022.

Pqra peserta didampingi tutor sastrawan dan pegiat pada bidangnya, Eko Triono (cerpen), Anes Prasetya (puisi) dan Nunung Deni Puspitasari (naskah lakon). 

"Dari Temu Karya Sastra dikenalkan sastra penting dalam membangun kehidupan manusia secara mental spiritual tak kalah dengan pembangunan manusia secara fisik maka tema yang diusung Daulat Sastra Jogja,” kata dia. 

Peserta yang mengikuti kegiatan secara terjadwal nantinya bakal menghasilkan karya tulis yang diantologikan. Usai mengikuti workshop para peserta mengikuti lomba menulis puisi, cerpen dan naskah lakon drama satu babak. 

“Tahap selanjutnya, para peserta mementaskan karya. Pentas lakon, baca cerpen dan baca puisi,” kata dia.

Dari jumlah 80 orang peserta, 30 orang mengikuti kelas puisi, 30 orang mengikuti kelas cerpen, 20 orang peserta mengikuti workshop naskah lakon. 

Di antara persyaratan, mereka harus sudah mempunyai karya sehingga peserta tak semata mencari pengayaan pengetahuan namun lebih kepada pengembangan dan mengikuti proses kreatif dalam bersastra.

“Kami berharap, karya sastra menjadi salah satu piranti kehidupan yang bisa mengabarkan berbagai pengetahuan. Dengan karya sastra berbagai ide dapat diakomodasi si penulis hingga bisa dibaca dan dipahami sebagai pengetahuan oleh semua lapisan masyarakat,” kata dia.

Banyaknya peserta yang mengikuti acara yang dihelat dan didanai Dana Keistimewaan (Danais) DIY, menurut Adhi Yohanes merupakan hasil dari proses pergerakan cukup lama melalui Danais yang dikelola Dinas Kebudayaan DIY berjejaring baik ke tingkat kabupaten-kota. 

“Banyak komunitas sastra di daerah hidup. Mereka sadar bahwa sastra harus dikelola terstruktur. Bagaimana komunitas,lembaga pemerintah yang terkait dengan pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra punya metode mendekatkan sastra kepada anak dan remaja,” katanya. (Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment