News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Kematian 20 Kasus Sehari, Temuan Varian Omicron Siluman Yogya Disorot

Kematian 20 Kasus Sehari, Temuan Varian Omicron Siluman Yogya Disorot



WARTAJOGJA.ID : Kasus kematian terkonfirmasi Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta terus naik perlahan setiap harinya.

Angka kematian yang pekan lalu masih bertahan di bawah 10 kasus akhir pekan ini sudah berlipat ganda.

"Penambahan kasus meninggal terkonfirmasi Covid-19 pada Kamis sebanyak 20 kasus dalam sehari," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY Berty Murtiningsih Kamis petang 3 Maret 2022.

Distribusi kasus kematian akibat Covid-19 merata ke lima kabupaten DIY. Dipimpin terbanyak Kabupaten Sleman sebanyak enam kasus, lalu Kabupaten Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul  masing-masing empat kasus dan Kota Yogyakarta sebanyak dua kasus.

Penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 harian di DIY pun kembali di atas 2.500 kasus dalam dua hari terakhir.

Di tengah makin meningkatnya kematian terkonfirmasi Covid-19 di DIY ini, Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta juga mendeteksi
sebaran subvarian Omicron siluman atau BA.2 yang diyakini menular lebih cepat dibanding Omicron BA.1 di Yogyakarta.

FKKMK UGM menemukan setidaknya tujuh kasus varian yang juga kerap dijuluki Son of Omicron itu saat pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) dari 47 sampel Covid-19.

"Hanya saja untuk derajat keparahan dari varian BA.2 ini belum bisa disimpulkan," kata Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM Gunadi saat dihubungi Jumat 4 Maret 2022.

Gunadi membeberkan, temuan varian BA.2 itu merupakan hasil pemeriksaan sejak awal Februari. Secara rinci dari 47 sampel yang diperiksa, hasilnya ada 39 sampel varian Omicron serta delapan sampel varian Delta. 

Dari 39 sampel Omicron atau BA.1 itu, tujuh di antaranya adalah sub varian BA.2.

Gunadi mengatakan, belum bisa disimpulkan soal derajat keparahan varian BA.2 ini bukan karena ada kendala.

"Namun kami butuh data yang lebih  banyak, untuk menyimpulkan apakah ada hubungan varian ini dengan derajat keparahan seperti kasus kematian yang terjadi," kata dia.

Soal kecepatan penularan varian BA.2 yang disebut lebih ganas dari induknya atau BA.1, Gunadi tak membantahnya.

"Memang BA.2 bisa dikatakan lebih cepat transmisinya daripada BA.1, tapi tidak lebih cepat jika dibandingkan dengan kecepatan transmisi BA.1 terhadap Delta," kata Gunadi. (Dho/Ian)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment