News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Widya Herbal Indonesia Kembali Gelar Podcast, Kuak Rahasia Umur Panjang Abad 21

Widya Herbal Indonesia Kembali Gelar Podcast, Kuak Rahasia Umur Panjang Abad 21



Widya Herbal Indonesia gelar Podcast ‘Indonesian Herbs for Longevity, Panjang Umur Bisa Kok!’ Kamis (30/12/2021)

WARTAJOGJA.ID: Perusahaan start-up berbasis herbal dan telemedicine Widya herbal Indonesia kembali menggelar kegiatan yang dikemas dalam konsep podcast kedua kalinya pada Kamis (30/12).

Podcast kedua dengan durasi 2 jam dan bahasan ‘Indonesian Herbs for Longevity, Panjang Umur Bisa Kok!’ diadakan gratis melalui daring zoom langsung dari Wisdom Park, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 

Setiap insan manusia untuk mencapai panjang umur serta mulia bukan suatu keniscayaan. Karena hal ini dapat dilakukan jika manusia dapat mengatur pola hidup atau kebiasaan, pola makan yang sehat, dan pola pikir yang baik. Usaha menerapkan minimal tiga hal tersebut sebagai upaya pencegahan manusia terhadap penyakit. 

“Tak heran, diabad 21 dimana sebagian besar manusia menuntut serba instan terkait makanan karena kesibukkan pekerjaan dan kurangnya waktu istirahat, sehingga berdampak pada penyakit.” kata pakar herbal yang juga Dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Djoko Santosa, M.Si., yang menjadi pembicara podcast tersebut.

“Benar, banyaknya tuntutan pekerjaan sehingga tanpa disadari mengacaukan pola hidup dan pikiran, yang semestinya sesekali membutuhkan ketenangan dan hal ini umum dirasakan oleh sebagian masyarakat,” kata Nur Eka Widayati sebagai pembicara dalam bidang praktisi herbal dan yoga yang memiliki sanggar yoga Organic Omah Bening terkenal dari Yogyakarta.

Acara yang dibawakan secara bincang santai ini banyak menyungguhkan data-data valid diantaranya data prevalansi penyakit tertinggi dunia berdasarkan pendapatan tinggi (high income) oleh WHO 2019 yang dipublish tahun 2020, terdiri dari jantung koroner (penyebab kematian tertinggi nomor 1), alzheimer dan dimensia (pikun), stroke, kanker barang tenggorokan bronkus dan paru-paru, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), infeksi saluran pernapasan bawah, kanker usur, gagal ginjal, jantung, dan diabetes melitus. 

“Daftar penyakit ini menjadi kewaspadaan bagi kita dan disikapi dengan bijak, untuk itu dibutuhkan pencegahan yang ujung-ujungnya manusia harus mengenal hidup sehat kembali ke alam yaitu herbal. Herbal bukan lagi masalah mindset tradisional, saat ini herbal sudah sangat jauh berkembang ditambah dengan penggunaan nanoteknologi bidang herbal yang sudah teruji diberbagai jurnal penelitian internasional dan mampu mencegah penyakit-penyakit tersebut,” ujar Dr. Djoko Santosa, M.Si.

“Disebutkan Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia bahwa Indonesia sebagai negara megabiodiversity kedua dunia setelah Brasil. Artinya salah satu megabiodiversity Indonesia yaitu tanaman herbal dapat dijadikan potensi besar ditambahkan nanoteknologi terkini, dimana diketahui juga bahwa pakar dibidang nanoteknologi terkenal dunia beberapa ada dari Indonesia dan salah satunya Co-Founder Widya Herbal Indonesia Dr.rer.nat. Ronny Martien, M.Si.,” ujar Ison sebagi moderator yang sekaligus Chief Operating Officer startup Widya Herbal Indonesia. 

Ison menuturkan bahwa tidak hanya disuguhi data potensi herbal dari megabiodiversitynya, adapun peningkatan jumlah pelayanan kesehatan yang melayan pengobatan secara herbal di Indonesia data terupdate terakhir dari WHO bahwa jumlahnya terus bertambah ditahun 1999 sebanyak 23, tahun 2005 sebanyak 40, tahun 2012 sebanyak 58, dan tahun 2018 sebanyak 79 pelayanan kesehatan yang melayani pengobatan herbal.

Disela-sela sesi pertama podcast, pembicara Dr. Djoko Santosa, M.Si menyuguhkan tanaman herbal yang dibawa dari laboratorium tanaman Fakultas Farmasi, UGM yaitu tanaman sambiloto (Andrographis paniculata) dan tanaman pegagan (Cantella asiatica). Manfaat dua tanaman ini sudah teruji dan banyak digunakan pada produk herbal terkini hingga kosmetik.

Sesi kedua yakni membahas tentang aktivitas fisik sebagai perwujudan longevity dan reverse ageing. Upaya yang dilakukan demi panjang umur tidak hanya asupan ketubuh kita, perlu juga aktivitas fisik. “Disadari, tidak semua manusia mempunyai waktu untuk melakukan aktivitas fisik seperti jogging, bersepeda, basket, badmintoon, dan sejenisnya yang berujung pada mengistirahatkan fisik dari kesibukkan kerja. Namun, ada kok cara lainnya yang lebih mudah dan bisa dilakukan kapanpun dan siapapun yaitu yoga dan meditasi,” ujar Nur Eka Widayati. 

Ditambahkan, “yoga dan meditasi tidak memerlukan pembelajaran sampai ekspert, bisa juga belajar melalui para pakarnya yang ada di media sosial seperti youtube dan instagram, namun lebih maksimal jika mengikuti kelas yoga dan meditasi secara langsung bersama pakar yoga dan meditasi. Sehingga hasil maksimal dapat dirasakan secara berkelanjutan.”

Dari dua sesi yang sudah disuguhkan oleh Widya Herbal Indonesia selaku penyelenggara selama kurang lebih dua jam, disambut dengan sangat baik oleh peserta dan jumlah peserta yang mendaftar mencapai 104 peserta. Bentuk antusias lainnya yaitu jumlah pertanyaan yang diajukan  terkait langkah mudah untuk mewujudkan longevity dan reverse ageing. (Rls)
 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment