Waspada Kejahatan di Internet, Pengguna Harus Kuasai Keamanan Digital
Sukoharjo - Perkembangan teknologi yang begitu pesat, memengaruhi berbagai sendi kehidupan manusia. Kemajuan digital ini mampu mengubah cara pandang seseorang dalam menyikapi sesuatu yang sedang terjadi.
Dalam menyikapi perkembangan teknologi saat ini perlu adanya sikap yang bijak bagi masyarakat. Terlebih penetrasi penggunaan internet di Indonesia cukup tinggi.
Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Biro Kemahasiswaan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Choirul Fajri dalam webinar literasi digital dengan tema “Menjadi Cerdas di Era Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Rabu (24/11/2021).
Fajri mengatakan teknologi yang semakin berkembang ini harus bisa dimanfaatkan untuk memfasilitasi kehidupan. Namun juga perlu diketahui, dalam penggunaannya juga terdapat ancaman negatifnya. “Ancaman penggunaan internet, hoaks, radikalisme, penipuan, pornografi, bullying, prostitusi, sinis, SARA, ujaran kebencian, narkoba, dan lainnya,” sebutnya.
Selain itu juga ada realita ancaman kejahatan digital. Menurutnya, banyak jenis kejahatan yang mengintai setiap penggunanya. Kecerobohan asal klik bisa menjadi celah sebuah tindak kejahatan.
Untuk itu, lanjut Fajri, era digital yang ditandai semakin bebasnya pengguna mengaktualisasikan diri namun bukan berarti bebas sebebas-bebasnya. Bisa jadi kita sedang diawasi dari berbagai aktivitas digital yang kita lakukan. ”Mungkin saja ada data pribadi yang tidak sengaja terpublikasi karena minimnya kesadaran keamanan digital,” tegasnya.
Adapun kejahatan di ruang digital yang mengancam seperti penipuan, malware, phising, pembajakan, dan tindakan yang menyalahi hukum lainnya banyak ditemukan.
Menurut Fajri, perlu adanya kemampuan berupa keamanan digital oleh pengguna dalam beraktivitas di dunia digital. Keamanan digital itu yakni kemampuan melindungi diri dan aset digital ketika berada di ruang digital. Sehingga harus dimanfaatkan peluang-peluang yang ada di internet dan juga menjaga data digital.
Fajri mengungkapkan, hanya masing-masing pengguna yang bisa melindungi data diri dan keamanan data. Sedangkan layanan media yang digunakan hanya memberikan fasilitas.
Strategi menghindari kejahatan di media sosial, masih menurut Fajri, dimulai dengan melindungi data di akun platform digital dengan password yang kuat, menggunakan kombinasi angka huruf dan simbol yang tidak mudah ditebak. Lalu melapisi keamanan dengan mengaktifkan autentikasi dua langkah agar akun tidak mudah dibobol.
“Perilaku digital yang harus dipahami agar aman dari percobaan kejahatan digital adalah dengan bijak memilih dan memilah informasi yang akan diunggah,” tandas Choirul fajri.
Narasumber lainnya, Founder istar DIgital Marketing Center, Isharsono mengatakan teknologi digital merupakan sarana yang selalu berkembang dan dibuat untuk membantu mempermudah kegiatan manusia.
“Pemanfaatan teknologi digital tergantung manusianya. Jika mereka bisa menggunakan dengan baik dan mempunyai digital skill yang bagus, teknologi tersebut bisa digunakan untuk mempermudah pekerjaan sehari-hari. Bisa untuk alat kerja, sumber informasi, media komunikasi dan media pembelajaran,” urai Isharsono.
Dipandu moderator Safiera Aljufry, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber lain yakni Susanto Budi Raharjo (Pegiat Pergerakan Indonesia), Dedy Rachmadi (Staf Ahli DPR RI), dan TV Presenter, Putri Juniawan, selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment