News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Pendidikan Karakter dan Pentingnya Budaya Digital Bagi Anak dalam Merdeka Belajar

Pendidikan Karakter dan Pentingnya Budaya Digital Bagi Anak dalam Merdeka Belajar





Sragen - Dalam mengkampanyekan literasi digital, sektor pendidikan menjadi sasaran yang tidak boleh terlewatkan. Peserta didik menjadi tunas bangsa yang harus sejak dini dibekali dengan nilai-nilai kebaikan. Tema diskusi "Pendidikan Online untuk Mendukung Merdeka Belajar" dibawakan dalam webinar yang diselenggarakan Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Jumat (19/11/2021).

Zacky Ahmad (entertainer) memandu diskusi dengan menghadirkan empat narasumber:  Nuralita Armelia Safitri (Fasilitator Nasional), Muhamat Taufik Saputra (Fasilitator Nasional), Suwardi (Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen), Muhammad Arwani (Dosen Cokroaminoto Yogyakarta), serta Ananda Octovera (beauty enthusiast) sebagai key opinion leader. Masing-masing narasumber menyampaikan tema diskusi dari sudut pandang empat pilar literasi digital; digital skills, digital ethics, digital culture, digital safety.

Sebagai bagian dari pemerintahan, Suwardi (Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen) mengajak satuan pendidikan untuk menanamkan literasi digital dan mengimplementasikan pendidikan karakter antikorupsi dalam mendukung merdeka belajar. Melalui program merdeka belajar yang dicanangkan oleh Kemendikbudristek, pendidik dapat memasukkan nilai-nilai pendidikan karakter antikorupsi ke dalam wahana digital yang menjadi sarana pembelajaran. 

Transformasi digital, ujar Suwardi, diharapkan dapat mempersempit terjadinya korupsi. "Pendidik  dituntut bisa memanfaatkan media digital untuk mendesain karakter baik dengan mengarahkan konsumsi informasi pada hal-hal yang positif sehingga pendidikan karakter dapat terserap. Nilai dasarnya bahwa berani jujur itu hebat. Nilai kejujuran dapat diterapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler, intrakurikuler, kokurikurel, dan muatan lokal," ujar Suwardi kepada 350-an peserta webinar. 

Sementara di level pemerintahan, pembangunan pemerintahan berbasis elektronik diharapkan dapat mempersempit upaya korupsi. Pelayanan berbasis online didesain agar informasi tersaji secara transparan sehingga berbagai pihak dapat ikut mengawasi. Contohnya e-pelayanan yang menjadi salah satu poin penting untuk menutup peluang terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme. 

"Nilai-nilai pendidikan karakter antikorupsi juga meliputi sikap tanggung jawab, kemandirian, kepedulian, disiplin, keadilan, kerja keras, keberanian, dan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai tersebut dapat diterapkan ketika bermedia dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi," jelasnya.

Muhammad Arwani (Dosen Cokroaminoto Yogyakarta) menambahkan bahwa kecakapan literasi digital yang baik adalah mampu berbudaya digital dengan baik dan bertanggungjawab. Budaya digital sangat penting karena penetrasi pengguna internet yang luar biasa tinggi baik dari segi akses maupun durasi penggunaan, perilaku masyarakat berubah dari mode konvensional ke digital, dan kondisi pandemi memicu percepatan interaksi digital. 

Budaya digital sekaligus menjadi upaya dalam penguatan karakter. Bahwa dalam bermedia itu harus sadar diri dan tahu diri, punya tanggung jawab dan paham akan risiko, memiliki integritas, dan selalu pada koridor kebajikan. 

"Budaya dan penguatan karakter dalam bermedia adalah dengan terus mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Toleransi menjadi kunci dalam hidup bersama, nilai kemanusiaan mengajarkan kesetaraan bagi semua dan mestinya ditransformasikan di ruang digital. Ada nilai persatuan dan harmoni yang harus dirawat, menyebarluaskan demokrasi, dan mengutamakan kepentingan gotong royong. Sila-sila tersebut harus terus ditanamkan untuk menciptakan budaya digital yang nyaman," urai Muhammad Arwani. 

Kompetensi budaya digital itu meliputi kemampuan untuk mengakses teknologi digital untuk memperoleh informasi. Kemudian menyeleksi, menganalisis, memverifikasi, dan mengevaluasi informasi sebelum diproduksi atau didistribusikan. Setiap warga digital harus mampu berpartisipasi dan berkolaborasi membuat karya positif dengan menanamkan budaya terpuji: berkomentar dengan sopan, tidak melakukan ujaran kebencian, perundungan, serta tidak menyebarkan hoaks dan konten negatif lainnya. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment