Nyaris 1.000 Peserta Ikuti Webinar Transformasi Digital Di Bidang Pendidikan
BREBES: Hampir 1.000 peserta mengikuti webinar literasi digital bertema "Transformasi Digital Di Bidang Pendidikan Sebagai Bekal Penguasaan Kompetensi Abad 21" yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Senin (22/11/2021).
Dalam kesempatan itu, Creative Head Foiniks Digital Adrie Wardhana memaparkan peningkatan perkembangan sosial media dewasa ini yang kian hari kian meningkat.
Pada tahun 1997, awalnya sosial media ini terlahir berbasis kepercayaan. Namun, mulai dari tahun 2000 hingga tahun-tahun berikutnya sosial media mulai diminati semua orang hingga mencapai masa kejayaannya.
Hingga pada akhirnya sosial media turut mendukung melaksanakan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan untuk dilaksanakan dengan cepat, tepat, akurat sehingga meningkatkan produktivitas.
“Dalam perkembangan sosial media ini akhirnya banyak bermunculan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang berbasis elektronik tak terkecuali dalam menyajikan bahan pembelajaran,” kata Adrie.
Adrie menuturkan, sektor pendidikan pun juga merasakan dampak perkembangan teknologi digital yang ditunjukkan dengan semakin pesat dan banyaknya inovasi di bidang pendidikan.
“Selain sosial media, perkembangan teknologi juga memberikan dampak positif bagi pendidikan yang tak sedikit,” ujarnya.
Misalnya bagi peserta didik, membuat adanya kemudahan dalam mengakses sehingga kegiatan belajar dapat digunakan untuk berdiskusi dengan teman sekolah.
Antara lain melalui aplikasi WhatsApp dan aplikasi percakapan lain. Sosial media juga mampu membuat peserta didik mudah menambah teman, menghilangkan rasa jenuh setelah lama belajar seperti bermain game atau melihat video lucu yang ada di status teman.
Adrie memaparkan, melalui sosial media juga mempermudah peserta didik untuk mendapatkan ilmu melalui video yang banyak memperkenalkan tentang pengetahuan. Seperti berbagai tutorial sains.
“Hanya saja perkembangan internet dan sosial media juga memiliki banyak dampak negatif yang harus diwaspadai,” kata Adrie.
Dampak negatif sosial media itu antara lain berpotensi mengurangi waktu belajar siswa karena keasyikan dan terlalu fokus di media sosial daripada belajarnya.
“Sosial media bisa juga merusak moral pelajar karena sifat anak-anak atau remaja yang penuh ingin tahu lalu mereka mengakses gambar-gambar porno milik orang lain dengan mudah,” kata dia.
Adrie mengungkapkan, kecanduan sosial media juga bisa mengganggu kesehatan peserta didik, khususnya kesehatan mata yang terlalu lama menatap layar handphone atau fisik.
“Apabila mereka bosan akan terbiasa untuk terus mengakses media sosial, peserta didik akan terus-terusan berada di depan layar ketimbang bermain dan bersosial langsung dengan orang lain yang mengakibatkan jiwa sosial peserta didik berkurang,” kata dia.
Menurut Adrie, dampak negatif tersebut dapat dikurangi apabila penggunaan media sosial tersebut sesuai dengan waktu belajarnya dan dibantu oleh orang tua dalam pengaksesannya.
Narasumber lain webinar itu, Direktur Lembaga Survei IDEA Institute Indonesia Jafar Ahmad menuturkan transformasi digital pendidikan perlu memperhatikan aspek keamanan digital.
“Aspek keamanan digital itu sendiri bergantung pada jaringan, andalan satelit, dan konektivitas,” kata dia.
Menurut Jafar sistem keamanan data turut menjadi tanggung jawab pemangku kebijakan. Terutama dalam kajian keamanan, regulasi sentralisasi dan data control.
Menurutnya, penggunaan sumber kejahatan internet bisa berasal dari penipuan online, malware, email, peretasan, spamming media sosial, cyberstalking, cyberbullying, dan ransomware.
Langkah keamanan digital bisa dilakukan dengan simpan data rahasia secara offline, lalu periksa keandalan situs web, gunakan kata sandi yang kuat, dan gunakan autentifikasi ganda.
Webinar itu juga menghadirkan narasumber seperti Manager Departemen Program Xinwen Metro TV Hilda Rachmawati, Dosen ISTN Jakarta Daisy Radnawati, serta dimoderatori Nabila Nadjib serta Endri Agustian sebagai key opinion leader. (*)
Post a Comment