News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Membawa Nilai Pancasila Dalam Aktivitas Berdigital

Membawa Nilai Pancasila Dalam Aktivitas Berdigital




KENDAL: Budayawan Irfan Afifi membeberkan ruang digital saat ini telah menjadi sebuah platform yang memberikan penggunanya sebuah kebebasan berekspresi yang memungkinkan akses bagi siapapun untuk saling berinteraksi.

Sayangnya, acapkali kebebasan ini kurang disertai sikap tanggung jawab akibat banyaknya yang tak paham batas-batas kebebasan bermedia sosial.

"Kebebasan disertai etika di ruang digital ini yang perlu dipupuk," kata Irfan saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema "Media Sosial sebagai sarana meningkatkan demokrasi dan toleransi" yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Selasa (23/11/2021).

Dalam webinar yang diikuti ratusan lebih peserta itu, Irfan mengatakan
etika berdemokrasi dan toleransi di ruang digital itu bisa tercipta ketika tiap pengguna bersedia kembali menghayati Pancasila.

"Karena dalam Pancasila sumber nilai dan budaya masyarakat Indonesia sudah tersedia dan ini bisa digeret masuk dan diterapkan di ruang digital," jelas Irfan. 

Bagi Irfan, dunia digital dan realitas keindonesiaan kita saat ini membuat dunia digital hadir sebagai fenomena budaya baru yang seringkali menjebak kepada distorsi informasi sehingga mereduksi nilai-nilai kemanusiaan saat berselancar. 

"Informasi yang berkembang di dunia digital kadang menjadi distorsi dan misinformasi. Inilah kiranya penting adanya sikap demokrasi yang santun di ruang digital yang berjangkar di akar kebudayaan Indonesia," ucap Irfan.

Tanpa kecakapan yang benar dan bertanggung jawab di ruang digital, kata Irfan, teknologi digital bisa menjadi faktor perusak sendi-sendi demokrasi bangsa dan karakter manusianya. Misalnya kecanduan.

Konsep demokrasi di ruang digital itu terangkum dalam Pancasila, maka penting menghayati kembali dasar-dasar demokrasi tersebut. Misalnya dari sila 1 mengajak keberagaman, yang menjunjung tinggi sikap saling menghargai, menghormati merasakan dan melindungi satu sama lain. 

Lalu dari sila 2 mengajak sikap adil kepada diri sendiri dan kepada orang lain yang merupakan kunci untuk saling menghargai dan menghormati serta merasakan perasaan orang lain.

Adapun di sila ke-3, mengajak kita senantiasa menjunjung persatuan dan persaudaraan antara manusia. Lalu sila 4 mengajarkan kita bagi setiap manusia Indonesia hikmat dan kebijaksanaan. Adapun di sila kelima mengajak kita menjaga budaya gotong royong untuk mencapai keadilan sosial.

Narasumber lain webinar itu, filmaker Zahid Asmara mengatakan kebebasan berekspresi di dunia digital tetap memerlukan batasan. 

"Batasan kebebasan tersebut harus bertanggung jawab, dan tidak boleh melanggar hak, apalagi kebebasan ekspresi tersebut terbukti merugikan orang lain," kata dia.

Webinar itu juga menghadirkan narasumber pegiat media online Athif Titah Amituhu, serta dimoderatori Fikro Hadil dan Shafinaz Nachiar sebagai key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment