News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Kecerdasan Emosional Digital Jadi Fondasi Cakap Berdigital

Kecerdasan Emosional Digital Jadi Fondasi Cakap Berdigital




KARANGANYAR : Untuk bisa bersaing di era digital, kecakapan saja tidak akan cukup.

"Keterampilan digital memang wajib kita kuasai salah satunya karena dunia digital tanpa batas ruang dan waktu sehingga ketrampilan itu dibutuhkan. Namun kita butuh pijakan yakni etika digital," kata Princeton Bridge Year On-Site Director Indonesia Sani Widowati saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema "Keterampilan Digital yang Wajib Dikuasai" yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (5/11/2021).

Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu, Sani mengatakan sebagai pengguna digital kita harus memiliki kesadaran emosional digital. Yang meliputi antara lain kesadaran dan manajemen digital, sebuah cara untuk meningkatkan kesadaran diri sendiri dengan memahami bagaimana sebenarnya konsep pribadi diri.

Sedangkan manajemen diri tak lain sebagai proses mengubah perilaku secara langsung dengan menggunakan satu strategi atau kombinasi beberapa strategi.

"Dalam kesadaran digital itu perlu manajemen relasi, untuk mengatur hubungan, menerapkan batasan keterlibatan dan tanggung jawab secara sosial di dunia digital," kata dia.

Menurutnya, kemampuan kognitif dan emosional penting bagi pengguna untuk menjadi reflektif dan bertanggung jawab secara sosial saat menggunakan media digital.

"Misalnya kita perlu disiplin waktu, dengan cara mengatur perangkat untuk kontrol durasi penggunaan dan aplikasi yang dibuka. Disiplin waktu penting hindari anti kecanduan," kata Sani.

Menurut Sani, perlunya social media self care untuk kesehatan mental pengguna. Dengan cara block akun yang membuat anda tidak bahagia, matikan notifikasi, ketika anda membutuhkannya akan tahu kalau anda tidak merespon segera pada apapun.

"Unfollow akun yang memberi dampak negatif bagi kesehatan mental lalu batasi atau mute akun tak penting," kata dia.

Sani mengingatkan bahwa gawai adalah alat untuk membantu kita, bukan penguasa atas diri kita.

Narasumber lain Imam Wicaksono yang merupakan praktisi pendidikan mengatakan saat ini makin banyak tren yang bermunculan dalam dunia digital. Maka idealnya sebelum memasuki ranah budaya digital telah cakap dalam mengoptimalkan budaya-budaya yang mendahuluinya. 

"Misalnya terapkan langkah aman menggunakan wi-fi, berhati-hatilah memilih wi-fi, periksa nama hotspot secara cermat, menonaktifkan koneksi otomatis ke wi-fi dari wi-fi access data pribadi, pasang solusi keamanan untuk melindungi saluran komunikasi," katanya.

Webinar itu juga menghadirkan narasumber CEO Namaste.id Albertus Indratno, praktisi pendidikan Anggraini Hermana, serta dimoderatori Zacky Ahmad  dan Ayu Rachmah selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment