News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Jadikan Kecakapan Digital Benteng untuk Perkokoh Wawasan Kebangsaan

Jadikan Kecakapan Digital Benteng untuk Perkokoh Wawasan Kebangsaan




Purbalingga: Ancaman kita dalam hidup bernegara itu ada dan nyata. Presiden Joko Widodo ketika membuka Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital gelaran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) selalu menyampaikan tantangan berbangsa kita di ruang digital begitu besar, Utamanya dengan banjirnya konten negatif, baik itu radikalisme, terorisme hingga kejahatan seksual pada anak. Solusi yang disarankan Jokowi: banjiri ruang digital dengan konten positif, isi terus dan minimalkan konten negatif.

”Dan, kecakapan literasi digital adalah kunci yang mesti kita miliki untuk melawan dan meruntuhkan tantangan itu. Dengan kecakapan literasi digital, kita bisa isi terus dan banjiri terus agar konten negatif makin bisa diminimalisir,” pesan Jokowi seperti dikutip Zainuddin Muda Monggilo, dosen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM, saat menjadi pembicara dalam webinar literasi digital yang diselenggarakan untuk warga Kabupaten Purbalingga, 5 November 2021.

Terkait hal di atas, Zainuddin menambahkan, Kementerian Kominfo bekerja sama dengan SiberKreasi dan Delloitte, telah menerbitkan panduan empat kecakapan yang mesti dikuasai masyarakat agar berkemampuan cakap digital dalam empat aspek, yakni digital skill, digital safety, digital culture dan digital ethic. 

”Dengan menguasai empat kecakapan tersebut, kita diharapkan makin bijak dan cerdas memilah dan memilih informasi negatif atau kabar bohong yang mengancam kehidupan berbangsa kita, yang kemungkinan berpeluang merongrong wawasan kebangsaan. Kecakapan digital bisa kita jadikan benteng  yang kuat untuk memperkokoh diri dari ancaman itu”, pesan Zainuddin tegas.

Mengusung tema ”Memperluas Wawasan Kebangsaan di Era Digital”, webinar dibuka dengan keynote speech dari Presiden Joko Widodo, dilanjut dengan pengantar dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Selain Zainuddin, webinar yang dipandu moderator Zacky Ahmad ini juga menghadirkan tiga pembicara lain. Yakni, Mujiantok, CEO AtSoft Technologys; Krisno Wibowo, pemred media online kabarkampus.com; dan, Komandan Kodim 0702 Purbalingga, Let Kol  Inf. Decky Zulhans. Hadir pula Astirra Venn, Miss Ecco International 2018, sebagai key opinion leader. 

Menyambung diskusi, Dandim Purbalingga Decky Zulhans memprihatinkan kondisi anak muda milenia yang ingin segala sesuatu serba instan dan cepat, tapi kurang punya jiwa militansi, cinta tanah air dan cinta produk dalam negeri yang makin turun ke dalam titik kritis terendah. Ini kondisi yang mendesak digerakkan untuk terdongkrak. Diharapkan, kata Decky, dengan  kecakapan digital bisa memfasilitasi rasa cinta yang memperkokoh wawasan kebangsaan. 

”Kaum muda bisa terlecut bangkit dan kembali kreatif, mampu berdaya saing dengan pemuda di level global dalam posisi apa pun. Generasi muda tidak harus menjadi ASN atau TNI untuk berjiwa patriotik. Tunjukkan prestasi dan kualitas unggul di beragam profesi modern mendatang. Bisa dengan menjadi Youtuber dan kreator konten, yang mampu memproduksi karya yang memperkuat kesatuan kebangsaan dan menangkal disintegrasi bangsa. Lawan konten negatif yang mengajak bangun negara dengan ideologi baru, baik itu berhaluan kiri atau kanan. Tangkal dengan konten Pancasila yang toleran dan kedepankan rasa persatuan bangsa yang majemuk,” pesan Decky Zulhans.

Ruang digital dengan isi beragam platform media sosial, menurut Krisno Wibowo, bisa menjadi saluran bertukar ide dan gagasan secara bebas dan tanpa batas. Kini, dengan modal kecakapan digital yang makin dilatih, tinggal bagaimana kita cerdas dan bijak memilah dan memilih informasi. Kalau dirasa mengancam kesatuan dan toleransi berbangsa di ruang digital, bijaklah kita menghentikan tanpa berpikir meneruskan dan menyebarkan. 

”Betul, pesan ’saring sebelum sharing’ merupakan senjata penapis kita untuk mencegah ancaman disintegrasi. Cukup dengan bijak menutul jari kita dengan pikiran jernih. Dan, jangan posting sesuatu saat kita dalam kondisi emosi, agar tidak memantik masalah dalam masyarakat, sehingga kesatuan dan kesatuan bangsa makin kokoh terjaga. Juga, kebersamaan dalam semangat Bhineka Tunggal Ika,” ujar Krisno Wibowo, mengakhiri diskusi. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment