News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Imbangi Lonjakan Pengguna Internet dengan Literasi Digital

Imbangi Lonjakan Pengguna Internet dengan Literasi Digital






WONOGIRI : Dosen Ilmu Administrasi Fisip Unhas Makassar Hasniati mengatakan dengan jumlah pengguna internet yang melonjak tinggi sekitar 8,9 persen atau lebih tinggi dari angka pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,03 persen pada tahun 2020 perlu dicermati dampaknya.

"Terutama dampak negatifnya, pasti juga akan mengikuti dan perlu solusi," kata Hasniati saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema "Membangkitkan Ekonomi Desa Melalui Teknologi Informasi" yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Kamis (4/11/2021).

Dalam webinar yang diikuti 300-an peserta itu, Hasniati menyebut sejumlah dampak negatif dibalik penggunaan internet yang melonjak tajam itu. Antara lain masih adanya kesenjangan infrastruktur akses,  kebocoran data pribadi, kejahatan cyber dan kompetensi literasi digital masih taraf rendah-sedang.

"Akibatnya konten negatif seperti intoleransi, radikalisme,ujaran kebencian juga marak. Kelompok rentan suaranya makin terpinggirkan," kata dia.

Hasniati menekankan pentingnya kompetensi keamanan digital yang meliputi kognitif yaitu mengetahui memahami dan menerapkan proteksi digital. Lalu aspek afektif yaitu sikap atau nilai memiliki empati untuk saling melindungi keamanan digital orang lain. Dan aspek konatif atau behavioral yaitu membiasakan untuk memastikan keamanan digital pengguna media.

"Ada beberapa formula aman berdigital tangguh," kata dia. Salah satunya dengan mengetahui langkah proteksi misalnya mengantisipasi penipuan.

"Jadilah netizen yang baik, selalu gunakan password yang kuat, nggak usah ikut-ikutan hoaks, utamakan keselamatan berdigital," kata dia.

Hasniati menyebut, pengguna perlu tahu proteksi perangkat digital. Dalam artian proteksi perangkat keras yang meliputi kata sandi yang diganti secara berkala, fingerprint authentication, face authentication.

"Termasuk proteksi perangkat lunak seperti jangan gunakan software bajakan, rajin hapus history," kata dia.

Selanjutnya Hasniati berpesan agar menjadi netizen yang baik, dan tidak asal posting karena ingin viral, melainkan posting hal yang penting dan bermanfaat saja. ”Ingat ada jejak digital jejak yang susah dihilangkan, dan dapat menjadi surat kelakuan baik seumur hidup," pungkasnya.

Narasumber lain webinar itu, Mulyadi, selaku tenaga ahli pendamping desa Kabupaten Wonogiri mengatakan jumlah desa Indonesia ada 74.953 namun yang belum ada layanan internet nya sebanyak 12.548.

"Berdasar UU Nomor 16 Tahun 2014 tentang Desa, desa berhak mendapatkan sistem informasi desa yang mencakup fasilitas perangkat keras dan lunak, jaringan serta sumber daya manusia," kata dia.

Sedangkan jumlah desa yang telah memiliki website baru sekitar 3 persen. Untuk itu, Mulyadi berharap agar sistem informasi desa atau SID sebagai bentuk website desa dapat mendukung untuk mengelola keuangan desa, laporan atau informasi produk pertanian, produk peternakan, data kependudukan, layanan administrasi.

Webinar itu juga menghadirkan narasumber dosen UGM Tauchid Komara Yuda, Kades Slogoretno Wonogiri Suparmanto, serta dimoderatori Kneyssa Sastrawijaya dan Safira Hasna selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment