News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Anonimitas Bukan Alasan Berbuat Tak Beradab di Media Sosial

Anonimitas Bukan Alasan Berbuat Tak Beradab di Media Sosial




Temanggung - Fenomena komentar negatif kerap ditemui di berbagai platform digital. Dengan literasi digital, pemerintah Indonesia mengajak masyarakat agar dapat bermedia digital dengan lebih bijak dan beradab. Upaya ini salah satunya dilakukan dengan menggelar webinar literasi digital dengan tema "Menjadi Pengguna Internet yang Beradab", kegiatan diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI untuk masyarakat Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (18/11/2021). 

Diskusi virtual ini dipandu oleh Zacky Ahmad (entertainer) dan diisi oleh empat narasumber: Riston Batubara (Direktur YIP Center), Ahmad Khoirul Anwar (Dosen Universitas Sahid Surakarta), Rizki Ayu Febriana (Kaizen Room), Fauzan (Dosen UPN Yogyakarta). Serta Safira Hasna (Wakil Mbak II Jateng 2019). Dalam diskusi virtual ini tema diskusi dikupas dengan empat pilar literasi digital yaitu digital ethic, digital skill, digital culture, digital safety.

Ahmad Khoirul Anwar (Dosen Universitas Sahid Surakarta) menyampaikan bahwa di era transformasi digital seorang pengguna internet tidak hanya dituntut memiliki kecakapan literasi digital yang bagus, melainkan juga mampu bermedia digital dengan sopan, beradab, dan penuh tanggung jawab. Media digital memang memberikan banyak manfaat dalam memudahkan komunikasi, memberikan informasi berlimpah, menjadi media pembelajaran. Namun tetap ada hal-hal yang perlu diperhatikan utamanya dalam berbahasa. 

Yang miris adalah ketika warganet Indonesia ternyata memiliki nilai kesopanan yang rendah menurut survei Microsoft, sedangkan pada survei lain warga Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah. Kontradiksi tersebut perlu menjadi peringatan bahwa sebagai warga dengan adab ketimurannya juga harus membawa nilai sopan santun saat berada di ruang digital. 

"Orang di media sosial menjadi lebih berani dalam berucap karena bersembunyi dibalik anonimitasnya, ia merasa bebas melakukan apapun. Padahal dengan adanya UU ITE segala jejak digital dapat dilacak dan menjadi bukti hukum. Warga digital belum memiliki kesadaran secara penuh bahwa ada manusia lain dibalik setiap akun," jelas Ahmad Khoirul Anwar. 

Kesantunan berbahasa adalah hal yang memperlihatkan martabat seseorang. Meskipun banyak perbedaan di ruang digital, setiap pengguna hendaknya tetap dapat mempertahankan nilai-nilai saling menghargai dan menghormati. 

"Menjadi penting untuk menggunakan bahasa yang santun baik bagi pencipta konten atau pengguna pada umumnya. Karena di ruang digital informasi dan komunikasi tidak hanya berbentuk tulisan dan lisan, tapi juga berupa visual dan audio visual. Seharusnya ruang-ruang digital menjadi sarana untuk saling berbagi informasi, dan menciptakan komunikasi yang positif," jelasnya. 

Skill komunikasi dapat dituangkan melalui karya, misalnya membuat konten video yang bermanfaat dengan memanfaatkan aplikasi gratis seperti Kinemaster dan Video Maker. Atau menggunakan aplikasi Adobe Photoshop dan Corel Draw untuk membuat desain grafis. 

Riston Batubara (Direktur YIP Center) menambahkan bahwa setidaknya ada tiga jenis ketidaksopanan di media sosial, ujaran kebencian, perundungan siber, dan hoaks. Tiga alasan tersebut yang menjadikan warga digital Indonesia dianggap memiliki etika kesopanan yang rendah berdasarkan survei Microsoft. 

Menjadi netizen yang beradab salah satunya dengan menerapkan etika dalam setiap aktivitas digital. Selalu berpikir ulang sebelum memutuskan untuk berkomentar, mengecek informasi sebelum dibagikan karena setiap aktivitas di internet selalu ada jejak digital yang bisa dilacak. 

"Menjadi netizen beradab dengan tidak menyebarkan konten-konten negatif yang mengganggu kenyamanan. Tidak menyebar hoaks atau berita bohong, tidak melakukan ujaran kebencian yang mendiskreditkan keberadaan pengguna media lainnya, tidak menyinggung isu SARA, juga tidak melakukan perundungan siber dengan mengungkap data pribadi milik orang lain," jelasnya Riston Batubara. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment