News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Waspadai Stres Digital di Masa Pandemi

Waspadai Stres Digital di Masa Pandemi





Pekalongan – Terbatasnya mobilitas di masa pandemi Covid-19, membuat sebagian besar masyarakat menghabiskan waktu lebih lama untuk berinteraksi di ruang digital. Dalam sehari, seringkali kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya demi memeriksa email yang masuk, percakapan di grup WhatsApp, juga perkembangan informasi tanpa henti di media sosial.

Namun, siapa sangka, gaya perilaku ini bisa membawa orang lambat laun kecanduan dan akhirnya mendatangkan stres. “Waspadai dengan potensi stres digital di era ini, yang ditandai dengan berbagai hal, salah satunya availability stress atau tekanan untuk harus selalu berada dalam jaringan,” kata Bambang Sadono saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema ”Kecanduan Digital: No, Kreatif & Produktif: Yes,” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (18/8/2021).

Bambang mengatakan, telanjur bergantungnya manusia dengan segala kemudahan digitalitasi saat ini juga memicu munculnya stres digital yang ditandai dengan sifat approval anxiety atau perasaan cemas terkait kebutuhan untuk diterima dalam interaksi di ruang digital.

“Kondisi stres digital ini bisa juga ditandai dengan sikap fear for missing atau memiliki rasa takut akan hilang atau tertinggal dengan perkembangan arus informasi yang terus bergerak cepat dari berbagai platform,” kata inspirator Jawa Tengah itu.

Bambang mengungkapkan, stres digital bisa dipicu ketika seseorang mengalami yang dimaksud communication overload atau berlebihan beban komunikasi. Dalam satu gawai, seseorang bisa terhubung dan berkomunikasi dengan banyak orang melalui berbagai platform media digital. Waktu komunikasi tak jarang dalam waktu bersamaan, sehingga kadang membingungkan ketika satu dan lainnya membutuhkan respons cepat.

Bambang mengibaratkan media digital layaknya madu di tangan kanan dan racun di tangan kiri. Artinya di satu sisi bisa memberi manfaat besar, namun sekaligus mengandung bahaya bagi penggunanya.

“Platform digital tanpa disadari juga mengambil banyak hal yang paling berharga dari kita, seperti privasi, kedaulatan diri, serta hak untuk hidup secara bebas tanpa dikendalikan pihak manapun,” kata wartawan senior itu.

Selanjutnya, mantan anggota DPR RI itu pun membeberkan nilai kurang dari media daring yang selama ini kerap ditemui menjadi berbagai persoalan kompleks yang butuh penanganan serius.

“Media daring membuka peluang bagi kita kurang berdisiplin, sentuhan personal kurang, memiliki hambatan teknis, dan rawan ketidakjujuran atau plagiarisme,” ujar Bambang. Dari sisi negatif, media daring juga rawan sebagai ladang sebaran konten hoaks atau kabar bohong serta rawan untuk sarana berbagai penyebaran konten negatif mulai dari pelecehan seksual, pornografi, hingga judi online.

“Namun keberadaan internet juga memberi peluang kemajuan usaha lebih pesat, salah satunya melalui bisnis online yang bisa diadopsi para pelaku bisnis yang berkecimpung dalam e-commerce. Para pedagang memasukki marketplace memasarkan produknya secara online termasuk pedagang eceran yang aktif dengan berbagai platform media sosial sebagai layanan bisnis,” kata Bambang.

Narasumber lain dalam webinar, pegiat literasi media Heru Prasetia mengatakan, banyak jalan bisa dilakukan demi menghindari kecanduan digital khususnya di masa pandemi Covid-19 ini.

“Pengguna bisa memulai dengan menyaring berbagai informasi yang masuk dan diterima, ini penting agar kita bisa fokus dengan apa yang akan dilakukan dan dibutuhkan dengan informasi yang beredar,” kata Heru.

Tak bisa dimungkiri beragamnya platform digital memicu terjadinya banjir informasi bagi para pengguna internet karena informasi kini telah menjadi hal yang sangat mudah diakses. Hanya dengan internet pengguna bisa masuk lautan informasi yang dicari melalui mesin pencari atau secara kebetulan terbagikan di media sosial.

“Agar produktif di ruang digital, kita bisa berkreasi sebebasnya dengan berbagai konten positif namun dengan tetap menjaga keamanan digital,” kata Heru.

Webinar yang dimoderatori Triwi Dyatmoko ini juga menghadirkan narasumber lain seperti  Dosen IAI Sunan Giri Ponorogo Murdianto, Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan H. Busaeri, serta Woro Mustika selaku key opinion leader.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment