News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Tetap Berprestasi di Era Digital, Meski Diuji Pandemi

Tetap Berprestasi di Era Digital, Meski Diuji Pandemi




Bantul : Transformasi digital kini tengah membuat iklim persaingan belajar di sekolah berubah. Dalam meningkatkan kompetensi diri, biarkan anak sekarang menemukan knowledge dan bertumbuh daya kritisnya dengan caranya. Memanfaatkan perangkat digital sebagai tools untuk mewujudkannya.

Jadi, kalau anak kita di kelas online punya minat dan kreativitas sendiri, secara mandiri mau berinisiatif mencari konten di Youtube untuk belajar satu bahasa asing tiap minggu, selain bahasa Inggris, itu inisiatif yang perlu didukung. 

”Kalau ortu dan guru melihat anak atau siswa belajar mandiri bahasa Korea atau Mandarin dengan panduan konten Youtube, kondisikan. Karena era digital memang menjadikan hal itu mudah dilakukan. Selain itu, tantangan ke depan kita dan yang dihadapi siswa itu berbeda,” ujar Reza Sukma Nugraha, dosen Universitas Negeri Sebelas Maret, Solo saat tampil dalam webinar literasi digital: Indonesia Makin Cakap Digital yang digelar Kementerian Kominfo bersama Debindo untuk warga Kabupaten Bantul, Yogyakarta, 28 September 2021.

Jadi, kalau anak sekarang ditanya cita-citanya oleh orangtua, jawabannya tidak lagi pengin jadi dokter, tentara atau polisi. Melainkan pengin jadi Youtuber, Blogger atau Influencer. Makanya, kalau kemudian anak-anak di masa sekolah online makin penasaran memanfaatkan beragam informasi di banyak link dan platform digital untuk menambah wawasan dan menggapai cita cita baru, biarkan saja. Cara perjuangannya memang beda. 

”Buat adik-adik, Kak Bela sarankan, jangan kalian nanggung cari ilmu dan wawasan di era digital. Sekarang, dengan medsos kita bisa ambil referensi ke mana pun. Tinggal klik saja, jangan setengah setengah. Dan kecakapan itu tidak bakal didapat semua di kelas sekolah. Lengkapi dan tambah dari banyak sumber lain. Kita tahu, dunia digital menyediakannya tanpa batas,” kata Bela Safira, key opinion leader dalam webinar kali ini.

Bela dan Reza Sukma tampak semangat membahas webinar yang mengangkat tema seru ”Kiat-kiat Menjadi Siswa dan Guru yang Berprestasi di Era Digital”, yang diikuti hampir seribu peserta seantero Bantul, dan beberapa warga sekitar secara daring. Dipandu moderator Boby Aulia, tampil juga dua pembicara lain: Saeroni MH, peneliti dari LPPM UNU Yogyakarta, dan M. Arwani, dosen Universitas Cokroaminoto, serta Diana A. Belinda, digital trainer dari Kaizen Room.

Tugas orangtua dan guru tinggal menciptakan ruang nyaman di rumah untuk membuat anak betah menemukan konten-konten yang tak terbatas. Bukan hanya menambah kecakapan digital dan pengetahuan siswa, tapi menambah wawasan dan kecakapan digital yang meningkatkan daya kompetensi anak yang akan lebih dibutuhkan di masa depan. Karena memang, era digital menuntut anak atau siswa generasi mendatang makin kompetitif. 

M. Arwani mengatakan, asalkan diawasi konten dan link yang diakses, biarkan anak menemukan dunianya. Cara belajarnya dengan skill digitalnya. Jangan harap anak akan mengikuti pola belajar kita. Itu malah membuat anak tidak maksimal dalam belajar dan berprestasi. Baik guru maupun siswa, berkompetisilah secara sehat dan positif. Sama-sama terus belajar dan berlatih dengan panduan konten-konten positif di beragam platform digital. 

”Sesekali, isi dengan kegiatan bersama guru dan murid agar sinkronkan tujuan belajar, dan menjadikan belajar di kelas online semakin asyik dan menantang. Salah satu sumber asyik, klik saja website Kominfo literasi digital.id, komplet dan mudah dipahami, baik buat guru maupun siswa,” ujar Arwani.

Sementara, Diana Belinda menyampaikan, yang juga mesti terus disarankan pada anak kita, dalam berburu wawasan dan kecakapan digital anak tetap harus waspada pada ancaman penjahat digital yang mengganggu setiap saat. Sedangkan yang remaja: jangan overshare, gampang men-share informasi yang belum akurat dan sumbernya tidak jelas. 

”Tidak kalah penting, menjaga agar jejak digital anak tetap positif. Juga, jangan baperan kalau ketemu info yang membuatnya tidak nyaman dalam berinteraksi. Usahakan selalu positif dalam meresponnya,” pungkas Diana. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment