News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Teknologi Harus Memperkuat Budaya Nalar

Teknologi Harus Memperkuat Budaya Nalar





Jepara – Interaksi dan komunikasi di dalam ruang digital dipenuhi berbagai perbedaan kultural, sehingga sangat mungkin pertemuan secara global tersebut akan menciptakan standar baru dalam berbagai sub-bidang kehidupan.

“Teknologi digital yang seharusnya memperkuat budaya nalar (reason) akan tetapi masih diwarnai situasi ketidakbernalaran (unreason),” ujar Joko Priyono, Fasilitator Gerakan Literasi Jateng, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Jumat (9/7/2021).

Dia menyebutkan, di dalam catatan survei Microsoft terkait Digital Civility Index (CDI) dengan responden lebih dari 16.000 di dunia, memberikan sebuah kesimpulan warganet Indonesia dikenal paling tidak sopan se-Asia Tenggara.

Melihat fenomena tersebut, Joko berpendapat dunia digital masih menghadapi tantangan di antaranya informasi bohong, pengetahuan semu dan ujaran kebencian.

Untuk memproteksinya, lanjut dia, perlu pemahaman tentang kesadaran atas sejumlah hal terkait dengan keselamatan dan kenyamanan siapa pun pengguna internet.

Perlindungan data pribadi juga tidak boleh diabaikan karena data tersebut menyangkut tentang kehidupan seseorang, baik yang teridentifikasi atau dapat diidentifikasi secara tersendiri atau dikombinasi dengan informasi lain.

Dia sepakat, bermedia dengan sehat merupakan salah satu penghargaan pada diri sendiri sekaligus menjaga kepentingan di dunia digital. “Kita akan bijak mengekspos diri kita melalui pesan yang kita buat dan bagikan. Penghargaan pada orang lain bisa kita lihat contoh penerapan prinsip tersebut pada media sosial,” ucapnya.

Narasumber lainnya, Budi Wulandari selaku Konselor Psikologi Perempuan dan Anak, sempat mempertanyakan apakah dari 202,6 juta jiwa penduduk Indonesia melakukan komunikasi publik yang sehat.

Inilah pentingnya penggunaan internet secara bijak dan sesuai dengan etika atau norma yang berlaku, tanpa membahayakan keamanan diri sendiri maupun orang lain.

Dipandu moderator Nabila Nadjib, webinar bertema Komunikasi Publik yang Sehat di Era Digital kali ini juga dihadiri narasumber Rizqika Alya Anwar (Head of Operation PT Cipta Manusia Indonesia), Muhammad Yunus Anis (Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret - IAPA), dan Nessa Salvyana (Arsitek) sebagai Key Opinion Leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment