Strategi Membangun Kecakapan Digital Bagi Pengajar
BANJARNEGARA: Tak bisa dimungkiri pesatnya kemajuan teknologi memberikan dampak besar pada perubahan pola kehidupan mulai cara mengakses berbagai informasi, berinteraksi dengan layanan publik, hingga berbelanja serta bekerja dari rumah.
Terlebih masa pandemi ini, sektor yang awalnya mengutamakan model tatap muka seperti pendidikan mau tak mau harus bereksperimen dengan memanfaatkan penuh teknologi untuk menunjang pembelajarannya.
Sehingga populerlah pemanfaatan bermacam model aplikasi, website, podcast, class room dan lainnya demi menciptakan keadaan efisien untuk siswa belajar mandiri.
Lektor Fisip Universitas Padjajaran Ahmad Buchari menuturkan saat masyarakat sudah kian intens dalam pemanfaatan teknologi itu, pembelajaran literasi digital jadi hal yang tak bisa diabaikan.
"Ada sejumlah aspek literasi digital yang perlu diketahui mulai dari kemampuan berpikir kritis dan evaluasi, keamanan digital, kolaborasi, skill, kreativitas, kultur dan pemahaman sosial," kata Buchari saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital bertajuk "Strategi Membangun Kecakapan Digital Bagi Pengajar" yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah Kamis, (29/7/2021).
Buchari menambahkan pembelajaran literasi digital tidak bisa dielakkan mengingat keterikatan manusia dengan internet semakin erat.
Indonesia yang termasuk ke dalam lima besar negara pengguna media sosial terbesar di dunia masih tertatih dalam penguasaan etika berinteraksi dan mengolah informasi di dunia maya.
"Jadi sangat penting, dalam pembelajaran literasi digital itu dipahami benar apa yang disebut digital ethics atau etika digital," ujar Buchari.
Buchari merinci digital ethics menyangkut empat prinsip pokok. Yakni pertama soal kesadaran, yang mengacu pada kehadiran yang penuh, disadari, dan dialokasikan untuk memperhatikan segala tindakan saat bermedia digital. Melalui prinsip kesadaran, maka segala aktifitas dalam ruang digital akan selalu terkontrol, tidak instan dan tidak mudah terprovokasi.
Prinsip kedua etika digital yakni soal tanggungjawab, yang menuntut pengguna memiliki kontrol dan kehati-hatian dalam ruang digital, dan menyadari segala perilaku ada konsekuensi dan harus dipertanggungjawabkan. Sehingga pengguna selalu berpikir dua kali sebelum bertindak seperti upload, share, ataupun comment.
Adapun prinsip ketiga etika digital yakni soal integritas atau kejujuran, yang menuntut pengguna tidak bersikap manipulatif, dan tidak menyamarkan serta bisa membedakan mana kebenaran dan mana kebohongan.
Sedangkan yang terakhir prinsip etika digital terpenting yakni prinsip kebajikan, bahwa dalam interaksi di ruang digital, ataupun saat berpartisipasi dan berkolaborasi semata dilandasi semangat berbuat kebaikan agar memberi kemanfaatan masyarakat luas.
Narasumber lain Maisaroh selaku dosen FBE UII Yogyakarta mengatakan langkah membangun kecakapan digital bagi pengajar bisa dilakukan dengan menguatkan komunikasi digital.
"Komunikasi digital itu ada dua aspek, soal ketrampilan dan platform yang perlu dikuasai," kata Maisaroh.
Ketrampilan merujuk pada kemampuan membangun kelas online, video conference, diskusi kelompok, pembuatan materi visual, pembuatan materi video, collaborative writing dan collaborative white board.
Sedangkan penguasaan platform meliputi pendayagunaan aplikasi pembelajaran seperti google classroom, google meet atau zoom meeting, microsoft teams, powerpoint, panopto, google docs dan jamboard.
Webinar itu juga menghadirkan narasumber lain seperti pegiat literasi digital Riant Nugroho dan Kepala MTsN 5 Sragen Muawanatul Badriyah.
Sebagaimana wilayah lain, di Kabupaten Banjarnegara, Kementerian Kominfo juga akan menyelenggarakan serangkaian kegiatan Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital selama periode Mei hingga Desember 2021.
Serial webinar ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital, agar masyarakat makin cakap digital dalam memanfaatkan internet demi menunjang kemajuan bangsa.
Warga masyarakat diundang untuk bergabung sebagai peserta dan akan terus memperoleh materi pelatihan literasi digital dengan cara mendaftar melalui akun media sosial @siberkreasi. (*)
Post a Comment