News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Sehat Bermedia, Jauhkan Diri dari Potensi Budak Digital

Sehat Bermedia, Jauhkan Diri dari Potensi Budak Digital






Sukoharjo – Ruang digital adalah ruang virtual bertemunya berbagai jenis pengguna, bercampurnya segala bentuk informasi, dan berbagai aktivitas yang dilakukan tanpa sekat ruang dan waktu. Sebagai pengguna media digital tentu harus memiliki kemampuan literasi digital agar tidak terjebak pada pusaran negatifnya, melainkan mampu mengendalikan penggunaan teknologi untuk mengaktualisasikan diri dengan cerdas. Hal ini dibahas dalam webinar literasi digital bertema “Menjadi Masyarakat Digital yang Cerdas, Pintar, dan Sehat di Dunia Digital”. 

Diskusi virtual ini dipandu oleh tv host Neshia Sylvia dan diisi oleh empat narasumber: Titik Haryanti (dosen Universitas Veteran Bangun Nusantara), Murniandhany Ayusari (content writer), Diasma Sandi Swandaru (Kabid Advokasi dan Kerjasama Pusat Studi Pancasila UGM), Jota Eko Hapsoro (CEO Jogjania.com). Serta Cindy A. Endge (content creator) sebagai key opinion leader. Masing-masing narasumber mengupas tema diskusi menggunakan sudut pandang empat pilar literasi digital, digital ethic, digital skills, digital safety, digital culture. 

Murniandhany Ayusari menjelaskan bahwa dunia digital menyediakan segala bentuk informasi yang dapat dimanfaatkan oleh setiap pengguna layanan internet, serta menjadi sarana komunikasi yang menghubungkan individu dengan yang lainnya. Ruang digital mengalami tsunami informasi karena efek kebebasan, semua pengguna dapat membuat dan mendistribusikan informasi. 

Ruang digital memudahkan informasi, menawarkan efisiensi pekerjaan, menjadi ruang untuk mencari hiburan dan sebagainya. Namun semua dampak positif itu harus disikapi dengan bijak, dimanfaatkan dengan cerdas dan pintar, serta sehat dalam penggunaannya. 

“Harus pintar membuat dan merawat jejak digital, karena semua kativitas digital selalu memiliki risikonya masing-masing. Ada jejak pasif seperti riwayat pencarian, dan jejak aktif seperti status dan unggahan konten. Jejak digital yang terakumulasi menjadi data ini dapat dimanfaatkan orang lain, makanya harus hati-hati ketika mamu membagikan informasi, berkomentar, dan mengunggah apapun di internet,” jelas Murniandhany kepada peserta webinar. 

Pengguna ruang digital harus mampu melindungi privasi dan data pribadi. Baik ketika menggunakan identitas asli atau samaran harus pintar memilih dan menentukan antara informasi yang boleh dan yang tidak boleh dibagikan di ruang digital. Agar memiliki pengaruh positif, circle media sosial juga harus dirawat dengan benar, tidak mudah menerima dan mengikuti akun. Karena di dunia digital selalu ada akun-akun bodong yang dibuat untuk tujuan tertentu. 

“Sehat dalam bermedia berarti mampu membagikan hal positif sehingga tercipta lingkungan digital yang positif pula. Selalu cek kebenaran informasi sebelum berbagi, verifikasi fakta dan datanya, cek kembali sumbernya apakah dari sumber yang kredibel. Harus membiasakan membaca informasi secara menyeluruh, agar tidak mudah terpancing dengan konten yang provokatif. Berpikir kritis ketika menerima informasi, dan ikut bergabung di komunitas antihoax untuk meminimalisasi sebaran konten negatif,” ujarnya. 

Bermedia sosial yang cerdas adalah mampu memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan diri, mengasah soft skill dan hard skill. Mengakses konten hiburan yang juga memberikan edukasi, informasi, dan memberikan inspirasi untuk ikut membuat konten positif. 

Titik Haryanti menambahkan sebagaian besar waktu saat ini banyak dihabiskan berada di ruang digital, oleh sebab itu dalam bermedia digital juga harus memperhatikan penerapan etika agar interaksi di ruang digital dapat berlangsung dengan nyaman. 

“Ketika di ruang digital kita harus memahami dan mengikuti aturan yang berlaku di ruang digital sebagaimana ketika kita hidup di kehidupan nyata, karena di ruang digital pun kita sebenarnya berinteraksi dengan sesama manusia. Kita harus sadar tempat dan waktu kapan memberikan komentar, memberikan opini, serta menghormati keberadaan orang lain,” jelas Titik Haryanti. 

Ia berpesan agar penggunaan internet tidak membuat kita kecanduan sehingga mengganggu kesehatan fisik dan mental. Sebagai pengguna teknologi yang cerdas harus mampu menjaga keseimbangan antara aktivitas di ruang digital dan aktivitas di dunia nyata. 

“Kita harus punya tujuan ketika memutuskan masuk ke ruang digital agar tidak kebablasan, memiliki manajamen waktu yang baik, dan mampu memilih konten yang tepat untuk dikonsumsi,” pungkasnya. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment